"Bukan karena kamu yang tak mampu.. aku yang tidak bisa membawamu bepergian bersamaku.." Mahendra mengusap rambut istrinya.
Aruna coba melepaskan sentuhan Mahendra, dengan mendorong tubuh suaminya. Lalu keduanya saling berhadapan dengan jarak 1 langkah.
"Aku, menagih janji yang kau ucapkan. Aku tidak akan lagi ketakutan ketika di tinggal, dan akan ku atur hidupku sendiri. Tapi aku punya syarat sebelum kau ku izinkan menyentuhku dalam artian yang sebenarnya: Aku mau suamiku memenuhi janjinya, dengan mengungkap pelaku di balik tragedi penyerangan ku,"
Dua anak manusia yang kelelahan, saling mengerjapkan mata. Keduanya sempat membuang tatapan ke arah lain. Sebelum akhirnya bertemu lagi.
"Baik," hanya itu yang mampu di ucapkan Mahendra.
Selepasnya, Mahendra memutuskan membalik tubuhnya keluar dari kamar. Dia menutup pintu dan berdiri menyandarkan punggungnya di depan permukaan benda persegi dengan motif ukir tersebut.
在webnovel.com支援您喜歡的作者與譯者