Rayhan tiba di apartemennya tepat pukul 11 malam. Dibukanya pintu apartemennya dan memandang seisi ruangan apartemennya yang luas itu ketika sudah di dalam apartemen. Rayhan menghela nafasnya dengan kasar dan berjalan menuju ke kamarnya dengan gontai, layaknya seseorang yang tidak memiliki energi.
Rayhan menghempaskan tubuhnya di kasur king size miliknya saat sudah berada di dalam kamar. Memandang atap kamarnya yang berwarna putih. Sekali lagi ia menghela nafas. Rayhan memiringkan posisi tidurnya kemudian memeluk gulingnya.
"Baru pisah sebentar ajah aku udah kangen dengan Kinan. Gimana kalau ingatannya udah balik dan ninggalin aku? Aku mungkin udah jadi gila kalau itu terjadi. Apa aku salah kalau aku ngelakuin ini? Tapi apa boleh buat, ini satu-satunya cara buat aku milikin Kinan seutuhnya. Aku nggak akan ngelepasin Kinan gimana pun kondisinya nanti, walaupun ingatannya udah balik lagi. Aku akan ngelakuin apapun agar Kinan bisa selalu berada di samping aku. Maafkan aku karena aku udah egois, sayanggg..."lirih Rayhan sambil mengeratkan pelukannya pada guling yang dipeluknya dengan menutup matanya.
🍃🍃🍃
Pagi harinya di kediaman keluarga Alfred, sudah terlihat Kinan dan sepasang suami istri yang masih tampak mesra duduk di meja makan sambil menikmati hidangan sarapan pagi yang ada di atas meja makan. Tiba-tiba terdengar suara memanggil nama paruh baya itu.
"Mommy.... Mommy... Rayhan datang!!! Sayang, kamu dimana?"suara Rayhan terdengar hingga ke meja makan.
Berlin hanya menghela nafasnya kasar mendengar suara anaknya di pagi hari.
"Bibi bilang ke Rayhan kalau kami semua ada di meja makan. Suruh langsung ke sini ajah bi!"kata Berlin saat melihat Bi Inah yang menyajikan hidangan sarapan pagi.
"Baik nyonya."jawab Bi Inah dan segera meninggalkan meja makan.
Tak lama kemudian, Rayhan sudah terlihat dan segera menghampiri Kinan dan duduk sebelahnya. Namun sebelum itu, Rayhan mencuri ciuman di pipi Kinan membuat Kinan mematung di tempatnya saat ingin menyendokkan makanan ke mulutnya. Melihat hal itu, Rayhan tertawa dan merasa gemas melihat tingkah laku wanitanya. Segera saja ia mencubit pipi Kinan dan mencium kening Kinan.
"Kamu harus biasain hal ini karna ini akan jadi kegiatan rutin aku. Anggap saja ini sebagai morning kiss kita."bisik Rayhan di telinga Kinan setelah mencium kening Kinan selama 5 detik.
Pipi Kinan memerah. Romi dan Berlin hanya menggeleng melihat tingkah absurd anak laki-lakinya itu. Begitu kekanak-kanakan dan manja.
"Sekalinya jatuh cinta udah kayak ABG labil anak Daddy yang satu ini. Emang yah anak dan anak gak bedah jauh."gerutu Berlin sambil menggelengkan kepalanya.
Mendengar hal itu, Romi hanya tersenyum tipis dan tetap menikmati sarapannya. Sedangkan Rayhan hanya cengengesan menatap ibu yang melahirkannya itu.
"Iya dong mom, kann Rayhan pengennya jatuh cinta sekali seumur hidup. Hehehe..."
"Yaudah kamu makan gih, nanti kamu telat lagi ke kantornya."kata Berlin pasrah.
Rayhan mengangguk mengiyakan dan segera membalikkan piring yang ada di hadapannya kemudian diisi dengan sarapan yang telah tersaji di atas meja makan.
Mereka menikmati sarapan dengan hangat. Begitu kekeluargaan.
🍃🍃🍃
Setelah menikmati sarapan bersama, mereka berempat duduk di ruang keluarga dengan Rayhan yang selalu menempeli Kinan dimana dan kapan saja. Layaknya seorang anak yang butuh kasih sayang dari ibunya.
"Ray bentar siang kamu nggak sibuk kann?"tanya Berlin menginterupsi keheningan diantara mereka.
Rayhan mengangkat kepalanya dari bahu Kinan,"Alhamdulillah nggak kok, mom. Cuman jam 3 Ray harus balik kantor lagi untuk menghadiri rapat bersama klien. Memangnya kenapa, mom?"jawab Rayhan santai.
"Baguslah kalau gitu. Kamu dan Kinan bisa ke butik langganan mommy kann untuk fitting baju pengantin kalian? Soalnya Kinan dan kamu harus diukur terlebih dahulu."
"Okee, nanti jam istirahat makan siang Rayhan pulang ke sini untuk jemput Kinan dan mommy."
"Okee kalau gitu. Mendingan kamu berangkat sekarang ke kantor, nanti telat lagi."perintah mommy Berlin.
"Mommy lupa yah kalau Rey terlambat kann gak papa, kann aku bosnya."
"Justru kamu bosnya kamu harus beri contoh yang baik ke karyawan kamu. Gimana sih?"ketus Berlin kepada anaknya.
Kinan hanya tersenyum melihat perdebatan ibu dan anak itu. Terlihat manis menurut Kinan. Sedangkan Romi masih serius menatap koran yang dibacanya sejak tadi.
Rayhan hanya menghela nafasnya kasar,"Kalau gitu aku berangkat dulu yah. Kamu hati-hati di rumah yah, kalau kamu perlu sesuatu panggil mommy atau Bi Inah ajah yah."pamit Rayhan kepada Kinan.
Kinan hanya tersenyum dan mengangguk secara pelan membalas ucapan Rayhan.
Rayhan bangkit dari duduknya kemudian tak lupa ia mengecup kening Kinan sebelum berangkat ke kantor,"Aku berangkat yah."
Kinan mengangguk,"kamu hati-hati yah. Jangan ngebut bawa mobilnya."jawab Kinan begitu lembut.
Rayhan mengangguk disertai senyumannya yang menawan. Rayhan melangkah ke arah orang tuanya untuk pamit.
Rayhan menyalimi ayah dan ibunya sebagai tanda hormatnya kepada orang tuanya,"Rayhan pamit. Assalamualaikum."
"Wa'alaikumsalam.."jawab mereka dengan kompak.
Kinan menatap kepergian Rayhan hingga ia tak mampu lagi melihatnya di balik pintu mansion yang mewah ini.
🍃🍃🍃
Author mau ngucapin terima kasih banyak buat kalian yang udah mendoakan author. Sebagai balasannya, author double up untuk lanjutan cerita 'Because Of Love'. Terharuuuu baca komentar kalian semua, author pengen netess. Huhu🤧🤧
Terimakasih juga untuk kalian yang udah setia nunggu kelanjutan cerita author. Semoga kalian selalu diberikan kesehatan dan berada dalam lindungan Tuhan Yang Maha Kuasa. Aamiin 🙏 🙏
Jangan lupa divote dan dicomment yahh...
Author pamit undur diri dulu yah, byebyee...
Salam cinta author untuk kalian semuaaaa...
Ummuachhh...