21 19. KEPUTUSAN MOMMY

"Kalau gitu mommy dan daddy nikahkan Rey dan Kinan secepatnya. Beres kann?"usul Rayhan dengan enteng.

Berlin dan Kinan terkejut mendengar usulan Rayhan yang tiba-tiba mengeluarkan ide yang di kepalanya. Pipi Kinan merah merona seperti tomat. Sedangkan Romi hanya tersenyum sambil menepuk pundak anak lelaki kesayangannya.

Berlin maju dan memukul Rayhan dengan tangannya,"Kamu yahh, kalau ngomong itu disaring dulu. Emang nikah kayak metik daun di pohonnya yang semudah itu."kata Berlin sambil memukul anaknya yang sedang meringis kesakitan.

Melihat hal itu, Romi bertindak melerai perkelahian itu. Menarik Berlin dan mengungkungnya dalam pelukan.

"Rayhan kann udah gak sabar milikin Kinan seutuhnya, mom. Rayhan pengen Kinan jadi teman hidup aku, mom. Pokoknya dua minggu lagi Rayhan akan adakan pernikahan Rey, kalau nggak Rey akan buntingin Kinan supaya mommy dan Daddy bisa nikahkan kami secepatnya."kata Rayhan dengan entengnya.

Berlin dan Kinan terperangah mendengar ucapan Rayhan yang seenak jidatnya. Sedangkan Romi hanya menggelengkan kepalanya melihat tingkah absurd anak sulungnya itu.

"Yaudah, nanti daddy dan mommy akan ngurus semua persiapan pernikahan kalian, tapi sebelum itu kamu harus ngelamar Kinan dulu secara resmi."kata Romi mulai angkat bicara.

Rayhan begitu senang mendengar ucapan Romi,"Soal lamaran sih itu mah gampang dad, kalau perlu besok pagi Rey akan ke panti asuhan tempat Kinan tinggal untuk melamarnya."jawab Rayhan begitu bersemangat.

Kinan hanya menunduk dengan pipi yang sangat merah. Sedangkan mommy hanya menghela nafasnya.

🍃🍃🍃

Acara makan malam Rayhan dan sekeluarganya bersama Kinan telah usai. Rayhan hendak pergi meninggalkan rumah sambil mendorong kursi roda Kinan. Namun suara Berlin menghentikan langkahnya tepat di depan pintu keluar mansionnya.

Berlin berjalan ke arah sepasang kekasih itu dengan senyuman menawan menatap Kinan yang membalas senyuman pula.

"Kinan kamu nginap di sini ajah yahh!"kata Berlin sambil menatap Kinan penuh sayang.

Rayhan terkejut mendengar usulan mommynya,"Nggak bisa gitu dong, mom. Kinan harus ikut Ray ke apartemen Ray."tolak Rayhan.

Berlin menatap anaknya dengan garang,"Kinan belum jadi istri kamu jadi kalian gak boleh tinggal berdua. Jadi mommy putuskan Kinan akan tinggal sementara waktu di sini. Kalau kamu ngebantah, pernikahan kalian akan dibatalkan."

"Tapi, mom...."ucapan Rayhan disela oleh Berlin,"Nggak ada tapi-tapian. TITIK!!!"kata Berlin tak ingin dibantah.

Berlin mengambil alih untuk mendorong Kinan. Rayhan begitu frustasi melihat Kinan diambil alih oleh mommynya itu. Kedua wanita yang dicintainya telah menghilang di balik pintu kamar yang berada di lantai satu mansion milik keluarganya. Rayhan menghela nafas dan meninggalkan mansion.

🍃🍃🍃

Di dalam kamar yang terlihat begitu mewah dan elegan, Kinan sudah berada di atas tempat tidur dibantu dengan mommy Berlin. Suara pintu diketuk dan dibuka. Terlihat wanita paruh baya yang masih cantik dan body tubuh yang layaknya model. Mommy Berlin.

Berlin di samping Kinan sambil mengusap kepala Kinan,"Mommy senang kamu akan menjadi calon menantu mommy. Mommy hampir ajah jodohin Rayhan sama anak teman mommy, tapi Rayhan nolak dan mommy gak tau kalau Rayhan udah punya calon istri yang begitu cantik dan baik seperti kamu. Kalau Rayhan bertingkah kekanakan ke kamu, kamu maklumin yaah. Dia emang gitu kalau di depan orang yang ia sayangi. Kalau di luar aslinya garang banget, kayak muka tembok yang gak pernah senyum gitu. Kadang mommy kesel kalau Rayhan gituu, dia persis dengan daddynya."kata Berlin panjang lebar.

Kinan hanya tersenyum mendengar curhatan calon mertuanya itu,"Kinan berterimakasih juga sama kalian karna udah menerima Kinan di keluarga ini."

Berlin mengangguk sambil tersenyum kemudian mencium kening Kinan dengan sayang,"Kamu istirahat yaah. Kalau kamu butuh sesuatu kamu panggil Bi Inah atau mommy ajah yaah."

Kinan mengangguk dan kemudian merebahkan dirinya di kasur queen size itu. Berlin memperbaiki selimut hingga di atas dada Kinan.

"Selamat malam mom."kata Kinan dan mulai memejamkan matanya.

Berlin memandangi Kinan seperti mengamati sesuatu.

'Semakin aku melihat anak ini, seperti aku melihat Dini'

🍃🍃🍃

Maaf yaah baru update lanjutannya, soalnya dua Minggu kemarin lagi sibuk-sibuknya ngurusin ujian seminar proposal author jadi gak sempet untuk megang hp lama, huhu maafin author😖. Maklum ujian pertama untuk bisa dapat gelar sarjananya. Minggu depan juga udah mulai mengabdi di sebuah desa yang gak tau ada jaringannya, tapi author usahain untuk up cerita ini. Doain yaah agar author bisa nyelesaiin kuliahnya tepat waktu😂

avataravatar
Next chapter