23 21. HAMPIR KELEPASAN (17+)

Untuk anak di bawah umur 17+ mohon jangan dibaca yah!!!

๐Ÿƒ๐Ÿƒ๐Ÿƒ

Pukul 10.00 Kinan merasa bosan berada di kamarnya tanpa melakukan apapun hanya tidur dan menonton TV yang memang sudah ada di dalam kamar itu. Kinan menghela nafas begitu kasar seakan menyalurkan kebosanannya. Tiba-tiba suara ponsel berdering. Kinan segera meraih ponselnya di atas nakas samping tempat tidur.

๐Ÿ“žRayhan is calling...

Wajah Kinan kembali berbinar ketika melihat siapa yang menelponnya. Langsung saja Kinan menggeser tombol hijau untuk menjawab panggilan tersebut.

"Halo..."sapa Kinan terlebih dahulu.

"Halo, sayang. Kamu baik-baik aja kan?"tanya Rayhan di balik telepon.

Kinan hanya mengangguk menjawab panggilan Rayhan seakan Rayhan melihat Kinan secara langsung.

"Rey... Aku bosan di kamar terus..."keluh Kinan dengan wajah cemberutnya.

Rayhan tersenyum dan membayangkan Kinan pasti sedang memasang wajah cemberutnya. Sungguh lucu jika mengingat wajah wanitanya itu. Membuat dia gemas sendiri.

"Kok kamu ketawa sih?"tanya Kinan agak kesal dengan masih memasang wajah cemberutnya.

"Nggak kok sayang, aku cuma ngebayangin kamu yang lagi cemberut. Bikin aku kangen pengen nyium kamu."jawab Rayhan yang bangkit dari kursi kebesarannya dan melihat pemandangan di luar dari jendela kantornya.

Pipi Kinan merah merona mendengar perkataan Rayhan,"Kamu apaan sih? Dasar mesuummm..."kata Kinan kesal namun seperti malu-malu.

Rayhan tertawa,"Pasti sekarang ini pipi kamu blushing kann?"goda Rayhan.

Kinan menggelengkan kepalanya,"nggak kok. Kamu sok tau yah!!"jawab Kinan dengan kesal.

Rayhan begitu bahagia,"Iya-iya deh aku percaya. Kalau gitu kamu tunggu di situ yaah, aku jemput kamu sekarang."

Kinan terkejut mendengar perkataan Rayhan,"Loh? Kann ini masih jam kantor Rey dan juga kamu pasti banyak kerjaan juga kann di kantor."

"Emang banyak sih, cuman gak fokus nyelesaiin kerjaan aku kalau gak ada kamu di samping aku. Pokoknya kamu tunggu di situ, aku langsung ke sana dan jemput kamu untuk temani kerja di kantor."

"Tapi kann..."ucapan Kinan disela oleh Rayhan,"Nggak ada tapi-tapian. Pokoknya kamu harus nemenin aku di kantor. Aku tutup telfonnya yaah. Soalnya aku udah mau masuk lift. Love you honey..."kata Rayhan mengakhiri pembicaraan mereka di telfon.

Mendengar panggilannya telah terputus, Kinan menghela nafas pasrah.

"Dasar pemaksa!!"gerutu Kinan dengan pelan.

๐Ÿƒ๐Ÿƒ๐Ÿƒ

Lalu lintas yang lengang membuat Rayhan tiba di mansion kediaman keluarganya hanya membutuhkan waktu 20 menit. Rayhan langsung saja masuk ke dalam mansion dan mencari keberadaan Kinan.

"Bibi tau Kinan dimana nggak, bi?"tanya Rayhan saat melihat Bi Inah masuk ke rumah.

"Oh non Kinan lagi di kamar, den."jawab Bi Inah sopan.

"Makasih yah, bi."kata Rayhan dan segera menuju ke kamar Kinan yang ditempati.

๐Ÿƒ๐Ÿƒ๐Ÿƒ

Suara ketukan pada pintu menginterupsi Kinan saat membubuhkan bedak di wajahnya yang putih dan mulus itu.

"Masuk ajah, gak dikunci kok!"kata Kinan mempersilahkan masuk dan kembali melanjutkan kegiatannya.

Perlahan demi perlahan pintu terbuka. Kinan tak menyadari kehadiran Rayhan yang masuk ke kamarnya. Tiba-tiba dirinya mematung saat mendapatkan pelukan hangat dari belakang.

"Jangan tegang gitu dong! Kann cuma aku yang meluk kamu."kata Rayhan pelan di samping telinga kanan Kinan.

Kinan mulai menetralkan dirinya kembali,"Kamu kebiasaan deh buat aku kaget. Kalau aku jantungan gimana?"jawab Kinan dengan wajah cemberutnya.

Rayhan mencium pipi kanan Kinan tanpa harus merubah posisinya yang masih memeluk Kinan dari samping,"Iya...Iya... Kalau gitu aku minta maaf yah sayang. Nanti aku usaha untuk gak ngelakuin itu lagi."bujuk Rayhan agar tidak membuat Kinan ngambek.

Kinan hanya mengangguk mengiyakan dengan wajah masih cemberut. Rayhan melihat hal itu dari cermin membuat ia tersenyum dan gemas sendiri.

Rayhan melepaskan pelukannya dan memutar tubuh Kinan untuk menghadap ke arahnya. Rayhan jongkok di hadapan Kinan dan perlahan demi perlahan wajahnya mendekati wajah Kinan.

Degupan jantung mereka saling berlomba. Kinan membulatkan wajahnya saat benda kenyal dan lembut menyentuk permukaan bibirnya. Tak ada pergerakan dari bibir Rayhan. Hanya seperti sebuah kecupan. Tak lama Kinan menutup matanya meresapi ciuman dari Rayhan dan perlahan pula Rayhan mulai menggerakkan bibirnya di atas bibir Kinan. Melumat bibir Kinan yang tipis dan merekah itu. Rayhan mulai menekan tengkuk Kinan dengan tangan kirinya sedangkan tangan kanannya sudah menekan pinggang Kinan agar semakin dekat dengan tubuhnya. Kinan sudah melingkarkan tangannya di leher Rayhan.

Kinan mulai membalas ciuman Rayhan walaupun masih belum terbiasa. Rayhan tersenyum di sela ciumana mereka. Merasa senang ciumannya dibalas oleh sang pujaan hatinya.

Merasa stok pernapasan Kinan semakin menipis, Rayhan melepaskan lumatannya dan membuat kening mereka bertemu. Keduanya saling menghirup oksigen secara rakus. Pipi Kinan merah merona. Tak tahan lagi, Rayhan kembali menempelkan bibirnya ke bibir Kinan. Bibir mereka sambil beradu. Rayhan menggigit bibir bawah Kinan agar lidahnya dapat masuk untuk saling membelitkan lidah mereka. Kinan menggeram merasakan sakit kala bibir bawahnya digigit oleh Rayhan. Hal itu membuat sesuatu di bawah sana sudah tegang.

Tanpa disadari mereka berdua, mereka telah berada di atas kasur queen size dengan posisi Rayhan menindih Kinan di bawah. Perlahan ciuman mereka terlepas. Meraup oksigen secara rakus. Kinan merasa kehilangan.

"Kamu berhasil membangkitkan adikku di bawah sana. Aku rasanya udah gak sabar banget untuk miliki kamu seutuhnya, tapi aku nggak mau untuk ngerusak kamu. Maaf buat makeup kamu jadi rusak."kata Rayhan dengan nada serak sambil mengusap pipi kanan Kinan.

Kinan melihat di mata Rayhan yang sudah berubah jadi sendu. Ia menutup matanya ketika benda kenyal dan lembut kembali menyentuh keningnya dengan penuh kasih dan cinta. Ia meresapi kecupan cinta dari Rayhan. Setelah itu, Rayhan bangkit dari posisinya.

"Aku nunggu kamu di luar yah, kalau aku di sini terus aku nggak bisa nahan diri aku."

Kinan mengangguk dengan pikiran yang seperti shock. Segera saja Rayhan meninggalkan Kinan sendirian di kamar.

๐Ÿƒ๐Ÿƒ๐Ÿƒ

avataravatar
Next chapter