Dua tahun lalu
Ayana Pov
Aku tengah duduk disebuah cafe bersama atasanku dikantor,ya...kami baru saja selesai bertemu dengan beberapa orang penting.Berulang kali aku mengajaknya untuk segera balik kekantor mengingat pekerjaanku yang masih harus aku selesaikan,tapi lihatlah lelaki yang kupanggil Bos galak itu malah hanya tersenyum cuek menanggapi ajakanku.
"kamu enggak akan aku pecat juga kalo enggak menyelesaikan pekerjaanmu Ayana,..."
Dan kata kata santai itu akan meluncur bebas disaat kami berada diluar kantor.Ya,dia atasanku saat dikantor,tapi bila diluar kantor kami adalah teman.Teman,....tunggu dulu,mungkin lebih dari itu.
"Pak,....."
"panggil nama saja ayana,wajahku terlihat tua jika kamu terus memanggilku Pak sepanjang waktu..."
Hahaha
Ya,....dia akan memintaku seperti itu terus jika aku tak jua menggantinya,lelaki ini....
"Mas Athalla,...jangan bercanda.Kita harus balik kantor,ini uda hampir masuk waktu Asar,aku enggak mau ya kita sampai kelewatan menghadap Allah..."
Lagi,...kalau sudah berkata begitu lelaki itu akan tersenyum konyol menatapku.Setiap waktu aku hanya akan merengek jikalau belum melaksanakan kewajibanku,entahlah rasanya seperti kehilangan seluruh hatiku.
"Ayana,selalu begitu.Ini tu masih jam dua siang tau.Masih lama juga Asarnya...."
Aarghhh! Dasar,bos galak gak peka an...
Aku membalas senyumannya tak kalah manis,mengaduk aduk isi gelas yang tinggal setengah itu.Demi apapun aku bukan tidak betah duduk berdua dengannya,hanya saja perasaanku langsung bergetar dikala menatapnya,aku semakin jatuh sejatuh jatuhnya pada sosok yang kusebut bos galak itu.
"Mas Athalla enggak peka banget ya,Ayana canggung kalo harus berduaan dengan Mas..."
Akhirnya kata itu terucap juga,lelaki dihadapanku malah tersenyum menunjukan deretan giginya yang rapi.
"oho,...Masa sih...."
Padahal tidak dikatakan berdua juga karena kafe ini cukup ramai pengunjung,dan kami menjadi salah satunya.
Tuh kan,selain galak ternyata lelaki ini juga sangat sering menggodaku.Ini wajar jika kami adalah sepasang kekasih,masalahnya hubungan yang kami jalani juga tidak tau apa,samar samar atau bisa dibilang hubungan tanpa status.Selain bos dengan bawahan misalnya,...
Dia bukan tidak tau batasan antara laki laki dan perempuan mengingat latar belakang agamanya juga baik.Batasan jika laki laki dan perempuan yang bukan mahram tidak boleh berduaan,tapi kami selalu begitu meski hanya sebatas bekerja.untuk itu aku selalu menghindari sebisa mungkin berdua dua dengannya,....
Tatapanku masih tertumpu pada gelas dihadapanku,aku tidak berani melihat matanya karena banyak kubaca dari buku pengetahuan jika panah terdahsyat setan adalah melalui pandangan.Aku pernah sekali bersitatap dengannya dan itu malah menjadikanku gagal fokus pada segala hal,....
Mengenai Athalla,terlalu berlebihan jika aku berharap bisa berjodoh dengan atasanku sendiri,berharap jika kelak dialah imamku.
Semua mengalir begitu saja,perasaanku tumbuh tanpa bisa kucegah...
"Ayana,....nanti malam kamu ada acara apa...?"
"hmmm.Apa ? Tidak ada...." jawabku rada aneh dengan pertanyaannya yang tiba tiba.
Dia malah terlihat mengulas senyum meski sangat tipis,lihatlah....bahkan begitu saja sudah membuatku baper.Dia pernah mengatakan bahwa hatinya sulit jatuh cinta,aku seharusnya tak berharap bukan....
"Malam nanti tunggu aku ya....?"
"Dimana ?" jawabku dengan bodohnya,Astaghfirullah kenapa aku malah merespon dengan sangat santai saat mendengar lelaki itu mengajak bertemu.
Kulihat wajahnya kembali dihiasi senyuman yang makin membuatku mati kutu.
"Dilarang bertemu selain tugas kantor Mas..."
Ucapku cepat,..
"tidak,aku tidak ingin bertemu denganmu..."
"lalu...?" balasku aneh,bukannya tadi ia mengatakan aku harus menunggunya.
"aku ingin bertemu orang tuamu..."
"hah..!! Untuk apa mas,...?" tanyaku setengah kaget mendengar ucapannya barusan.
"aku ingin meminta restu hubungan kita,....,jika orang tuamu menerima secara resmi aku akan membawa keluargaku untuk melamarmu...."
Bulir air mataku tumpah begitu mengingat ucapannya itu,sungguh aku tidak menangis karena perasaanku rasanya terbalas.Tapi lebih pada ke haru,mengingat Allah memilihkan dirinya menjadi imamku.
Rasanya hati ini tak sabar menunggu malam tiba,usai pembicaraan tadi kami berdua kembali kekantor.Dengan suasana yang berbeda,mungkin lebih tepatnya Canggung.Hingga sore sepulang bekerja aku juga tidak berani untuk bertemu dengannya,biarlah....aku juga akan melihatnya malam nanti saat ia melamarku pada orang tuaku.
@Bos galak
Ayana,.... Aku sudah diperjalanan menuju rumahmu.kabarkan orang tuamu,jika aku akan berkunjung,....
Aku membaca pesannya dengan senyum senyum sendiri,aku sudah bersiap siap dengan gamis juga khimar terbaikku.Ibu juga kakak laki lakiku sepertinya juga seolah tau jika akan ada yang datang sampai mereka memasak banyak makanan padahal aku belum mengatakannya.
"kenapa ibu masak banyak sekali kak,...?" tanyaku pada kak Ammar yang kebetulan masuk kedalam kamarku,dia kakak laki laki yang begitu menyayangiku.Lihatlah,...dia bahkan enggan menikah sebelum aku adiknya dilamar oleh seorang pria baik.
"ibu bilang ada laki laki dan keluarganya yang akan datang melamarmu...,apa kamu tidak diberi tau..."
"aku bahkan belum memberi tahu ibu,bagaimana ibu bisa tau...?" aku yang tak menaruh curiga sedikit pun hanya bergumam kecil,dan...bukankah Athalla mengatakan jika ia akan hadir sendiri,kenapa kakak bilang bersama keluarganya.
"Ah...kamu sudah tau ternyata,cie yang bentar lagi bakal dilamar...." ledek kakakku dengan usilnnya,pikiranku masih mengganjal dengan sosok lelaki yang melamarku,benarkah Athalla.Apakah lelaki itu akan memberi kejutan.
@bos galak
Ayana aku sudah dekat dengan rumahmu....
Aku kembali membaca potongan pesan yang dikirimkan Athalla,menduga duga benarkah itu keluarga Athalla.Sungguh rasanya ada yang membuat hatiku tidak tenang saat ini.
"kakak,kapan ibu memberi tahu perihal lamaran ini...?"
"sejak pagi tadi,ibu bertemu dengan teman pengajiannya yang katanya keluarga dekat lelaki itu...."
Aku semakin mengerutkan kening mendengaar penjelasan kak ammar,teman pengajian.Tunggu dulu,bukankah Athalla tidak punya keluarga dekat disini.Lalu siapa lelaki yang dimaksud....?
"Kak,....siapa lelaki yang akan melamarku ?"
"aku pikir kamu sudah tau,makanya bersiap seperti ini...."
"ya,...karena...karena,...."
"Dia baik,setidaknya itu cukup bukan.Kamu sudah sukses dikarir,sudah saatnya menikah,lagian wanita tidak baik terlalu lama menikah...."
"Tapi kak...."
"Ayana...." suara ibu terdengar memanggil dari luar kamar sebelum aku sempat membantah ucapan kak Ammar.
"ya bu,....."
Aku mengecek kembali ponselku yang bergetar,tetap nomor yang sama...
@Bos galak
Ayana,aku sudah didepan rumahmu,kenapa rumahmu ramai sekali.? Apa ada acara...?
Aku berlari terburu buru keluar dari kamar,jangan terlambat...jangan sampai terlambat....
Benar saja diruang keluarga sudah tampak ramai dua keluarga sedang membicarakan hal serius,disana sudah ada beberapa bibi juga pamanku,sejak kapan mereka....
"Ayana,....lelaki ini berniat Melamar mu Nak...."
Deg....!!!
Suara ibu seketika menghentikan langkahku,diambang pintu sosok laki laki sudah bersiap akan mengetuk pintu.Namun semua terhenti begitu mendengar obrolan dua keluarga itu,....
Ayana,aku tunggu diluar....
Ponselku kembali bergetar,ya itu pesan dari bos galakku.Aku segera berlari untuk segera menemui Athalla tak kupedulikan panggilan ibu maupun bibi ku.
"Mas Athalla...." panggilanku dengan mata yang sudah memanas,aku bingung dengan situasi ini sekarang.
"sepertinya aku datang diwaktu yang salah,aku terlambat bukan....."
"Mas,....aku bahkan tidak tau akan ada lamaran malam ini,aku tidak tau siapa lelaki itu...."
"Dia Dika Pratama dari Divisi Keuangan kamu tidak mengenalnya ?...."
Aku tertegun mendengarnya,bahkan Athalla yang sekali lihat sudah tau siapa lelaki yang melamarku,kenapa aku sampai tidak tau.Aku mengenalnya tapi tidak pernah tau namanya,...
"Mas Athalla...."
"selamat ya atas lamaranmu...." lelaki itu memberikan sebucket bunga mawar merah,bunga kesukaanku.Ini pasti hadiah yang akan ia berikan pertama kali sebagai awal hubungan kami,.
"Mas,lamarannya belum tentu diterima.Aku tidak ingin menerimanya,aku....."
"Ayana,....dengarkan aku,
Dari Ibn Umar radhiyallahu 'anhu, dia berkata:
Nabi ﷺ telah melarang sebagian kalian untuk berjual beli atas jual beli sebagian yang lain.
Dan janganlah seseorang melamar (seorang wanita) atas lamaran saudaranya hingga pelamar pertama meninggalkannya atau memberi izin kepadanya....
"...aku tidak ingin melamar wanita yang sudah dilamar lelaki lain,apalagi jika keluargamu menerimanya...."
Sesalku,salahku....perasaanku bercampur aduk melihat wajah bersalahnya.Bukan,ini bukan kesalahannya,aku yang membuatnya kecewa...
"Mas,..."
"Masuklah,tidak baik meninggalkan tamu ..."
Tanpa perkataan lelaki itu sudah meninggalkanku dengan airmata yang menetes tanpa bisa kucegah.
Oh Allah,
Aku memintanya menjadi imamku,kupikir malam ini semuanya menjadi nyata,ternyata Kau sudaah mempersiapkan kejutan lain untukkuh.Benarkah begitu ?
"Ayana,...kemarilah..."
Bibi memanggilku yang berjalan lesu memasuki rumah sambil mendekap bucket bunga mawar,aaku hanya menoleh sekilas kearah mereka hingga akhirnya adik kedua ibu membawaku duduk bersama mereka.
"Ayana,Nak Dika ini datang ingin melamarmu,...Bagaimana apakah diterima.Kakak juga ibumu setuju hanya menunggu keputusanmu Nak...." itu suara Pamanku,suami bibi yang tak lain adik kedua ibu.Ya,...ibu lima bersaudara dan semuanya wanita,Ibu anak tertua,dan juga seorang janda.Semua hal tentang aku maupun kak ammar selalu menjadi urusan keluarga besar ibu,dan sepertinya Pernikahanku kelak....
Aku menatap wajah ibu yang pasrah,paman mengatakan ibu setuju namun wajahnya kontras.Kak ammar yang duduk disampingku menggenggam jemariku seolah mengatakan,terimalah....tidak baik menolak niat baik orang.Ya...kakak ku itu memang selalu begitu,....
Tanpa aku jawab ke empat pamanku malah sudah menerima dan setuju,lalu untuk apa mereka meminta pendapatku.
Oh Allah,....
Rencana apakah yang kau persiapkan untukku.
Saat mereka sibuk membicarakan segala hal yang tak kumengerti karena sungguh telingaku saat ini menolak untuk mendengar apapun yang mereka bicarakan.Mataku menolak menatap sosok yang datang melamarku secara tiba tiba...
"ibu,...kenapa tidak memberitahuku jika ibu akan menerima lamaran atas diriku..." keluhku saat ibu menemuiku didalam kamar sedang menangis.Mawar pemberian Athalla masih aku dekap seolah aku berharap lelaki itu hadir dan dialah orang yang melamarku...
"Ayana,...kamu tau,semenjak ibu sendirian segala sesuatu tentang kamu ataupun kakakmu sudah menjadi tanggung jawab keluarga besar ibu.Ibu bisa apa saat bibi Risa dan paman alvin mu menjodohkanmu dengan anak teman lamanya,....Mereka mengatakan kamu hanya mementingkan karir sampai lupa menikah...."
"ibu ...Ayana akan menikah,..."
"ibu tau Nak,Paman alvin menyebut jika laki laki itu teman kantormu.Dia juga baik,...."
Definisi baik seperti apa yang mereka sebutkan.Bukankah sekarang banyak orang terlihat baik diluar,kita tidak tau kesehariannya seperti apa,Agamanya....
"Ibu...."
"jangan menolak Nak,pernikahan sudah ditetapkan.Jangan jadikan ini rumit,Kamu tau...sebelum kamu dan kakakmu besar dan bisa mandiri kalian diasuh oleh bibi Risa dan paman Alvin karena ibu harus bekerja....jangan menyinggung mereka..."
Dan seperti itulah akhirnya,...
Ya,...aku tau bagaimana dilemanya perasaan bidadariku,Ia kerap bekerja keras untuk membiayai kehidupan aku dan kakakku meskipun kami harus tinggal dan diasuh oleh paman dan bibi.Wanitaku ini adalah impian hingga aku bisa sukses menapaki karir seperti sekarang ini.
"Ayana..."
Kulihat bibi memanggilku kembali keruang tamu saat Lelaki bernama Dika dan keluarganya itu akan pamit pulang.
Tidak ada senyum bahagia sedikitpun terlukis diwajahku,....
Demi apapun,aku sudah mencintai laki laki lain begitu lamanya,menyimpannya hanya untuk dihatiku.Tapi Allah punya rencana lain,...Penciptaku cemburu karena aku terlalu mencintai ciptaanNya hingga Ia membawa jauh hati yang kudamba.
Apapun yang Paman Alvin katakan seolah tidak masuk kedalam pikiranku,Bagaimana aku harus mengubah haluan jika perasaanku saja tertambat tapi tak bisa berlabuh.
"Ayana,...jalani saja dulu.Cinta bisa datang kapan saja....semua hadir karena terbiasa..."
Ya,...aku menjadi wanita paling bodoh saat ini mengingat betapa antusiasnya aku menyambut lamaran yang ternyata bukan dari calon imam impianku.