webnovel

Assalamualikum Pak Dokter

Ayana syakila,...wanita berusia dua puluh tahun dengan karir yang begitu cemerlang.Diusianya itu ia sudah bekerja sebagai sekretaris disebuah perusahaan,banyak orang bertanya tanya mengapa gadis belia itu begitu cepat mendapatkan pekerjaan.Ya,...dia terbilang cerdas sedari kecil,ia selalu mengambil kelas akselerasi dari sekolah dasar hingga ia menyelesaikan pendidikannya diusia lima belas tahun.Ayana bahkan kuliah hanya tiga tahun mengingat dia mengambil semester pendek,tapi apa yang tidak mungkin dengan otak jeniusnya. Selain cakap dalam bekerja Ayana adalah wanita dengan kepribadian agamisnya,ia salah satu pengguna khimar ketika bekerja.Selain urusan kantor ia juga menekuni Dunia sastra,....menulis menjadi satu hobbinya. Ayana,....wanita yang menambatkan cinta untuk Atasannya dikantor harus menelan rasa kecewa dan sakit saat lelaki asing melamarnya,.... Hati yang semula jatuh pada sosok Bos galak,Athalla...harus terhapus karena Calon suami terpilih keluarganya,Dika. Tidak ada cinta,maka begitu hambar pernikahan yang mereka jalani,Ayana menjadi istri dengan segala sikap bijak nan dewasanya.Tapi sosok Dika,...mengapa laki laki itu dikatakan baik jika Agamanya saja kurang. Oh Allah,... Begitu sakit,...hingga Ayana menjadi Depresi ketika ia harus berhenti menapaki karir yang susah payah ia bangun,ketika pengorbanannya bahkan tak tampak,.... Ayana benar benar lelah,hingga ia merasa ini akhir dari segalanya.Dikala badai menimpa,dikala pikirannya tak lagi sehat,Allah limpahkan musibah,.....dan Suaminya jatuhkan talak. ....... "jika kita tidak segera menolongnya,...maka wanita ini akan mati...." "Dokter,...to...tolong saya.."

Riska_Irawan · Urban
Not enough ratings
10 Chs

Pernikahan tanpa cinta

Dua tahun lalu,

Ayana Pov

Aku duduk melamun didalam kamarku,seandainya hatiku tak pernah jatuh cinta kepada lelaki itu akankah seberat ini menerimanya ?

Aku tidak menyalahkan goresan takdirmu ya Allah,aku tidak juga manyalahkan ibu akan lamaran itu.Aku hanya menyalahkan hatiku yang jatuh tanpa bisa menopangnya,....

Daripada hanyut dalam kesedihan aku pergi mengambil wudu,melepaskan segala keluh kesahku pada sang Rabbi.Aku butuh tempat berbagi,dan DenganNya lah hatiku merasa tenang.

....

Seperti biasa,aku kembali menapaki rutinitasku setiap harinya.Didepan lobi kantor beberapa orang sempat menatap kearahku,tidak biasanya.Jika biasa mereka menatapku karena aku selalu berjalan beriringan dengan Atasanku tapi sekarang mereka menatapku Aneh.

"Ayana...." suara seseorang mengejutkanku dari arah belakang.Itu Santi dan Ameli sahabatku dari Bagian Marketing.

"Assalamualaikum..." jawabku ramah,keduanya memang begitu.Saat berjumpa bukannya mengucap salam.

"Ayana,kamu anggap apa kita...." cecar Ameli dengan tatapan sinisnya seteah menjawab salam dariku,Huh...apalagi ini,kenapa tiba tiba pertanyaannya aneh.

"apa .."

"ish dasar...!! Jadi selama ini kamu punya hubungan dengan Dika....."

Jdeer.....

Bahkan belum genap sehari berita itu sudah menyebar kesemua orang sepertinya,pantas saja beberapa orang menatapku aneh sedari tadi.

Aku hanya tersenyum kecil menanggapinya,yah...kurasa drama sandiwaraku akan dimulai saat ini.

"aku baru tau tadi malam,...."

"kalian taaruf kan ? Cie,...yang bentar lagi nikah...." tiba tiba saja santi sudah menggodaku,jika kebanyakan wanita akan blushing saat digoda begitu aku malah tersenyum hambar.Jangankan rona merah diwajahku,bahkan senyumku pun palsu,hatiku tak berdebar sama sekali.

"Ayana,...umur kamu baru dua puluh kan ? Kenapa cepat sekali menikah...."

Lihatlah,bahkan mereka mengatakan aku terlalu muda untuk menikah,hanya karena karirku bagus paman dan bibi menjodohkanku dengan alasan aku lupa menikah.

"Menikah bukan tentang usia Ameli,jika usiaku masih dua puluh tapi Allah sudah mendatangkan jodohku aku harus bagaimana ? Berlari...?"

"ya,...bu ustazah mah beda cara pikirnya...." sahut santi sembari mengangguk angguk.

Kukatakan,...aku bisa menerima pernikahan diusia ini jika calon imamku adalah lelaki itu,Athalla.Aku sudah cukup dewasa diusiaku sekarang,...sudah kukatakan aku memiliki karir bagus yang pasti menggambarkan betapa cekat nya aku menempa mimpiku.

Oh Allah,....

Aku berjalan menuju ruangan sekretaris yang terletak berhadapan dengan ruangan manager setelah berpisah dari Ameli dan santi.

"Assalamualaikum Ayana...." suara bariton yang sangat aku kenal,siapa lagi jika bukan bos galak ku.

"wa'alaikumussalam Pak...." sahutku tanpa berani menatap wajahnya,yah...apapun itu aku merasa hanya akan dilema jika bertemu muka dengannya.

"Ayana,....apa saja jadwal saya hari ini..."

Dia bersikap profesional sekali bukan,tidak...dia memang seperti itu tapi tidak juga sekaku itu biasanya.

"kita ada pertemuan dengan pak elson pagi ini diruang rapat pak..."

Laki laki itu mengangguk lalu melenggang keruangannya.Huh....lagi,bahkan hatiku masih berdebar meski sikapnya sangat dingin kali ini.

Sekitar pukul sepuluh Aku menghampiri lelaki yang kusebut bos galak itu untuk merealisasikan jadwalnya.Seperti biasa kami berdua profesional meski ada gemercik lain dalam kedekatan kami,dan sepertinya itu hanya akan jadi kenangan,....ya kenangan.

Selesai dengan pertemuan itu Pak Athalla mengajakku berbicara disebuah cafe dekat kantor,entah apa yang ingin ia bicarakan.Tapi sepertinya ini menyangkut masalah semalam.

"kamu menerima lamarannya...?"

Aku spontan menggeleng,tidak,...aku memang tidak menerimanya tapi keluargaku yang menerimanya.

"bukan aku Mas,tapi keluargaku..."

Dia tersenyum tanpa riak,....ada guratan kecewa diujung matanya.

"Aku harap hanya aku yang menyukaimu sedari awal,...aku tidak ingin hatimu sakit hanya karena menerima lamaran orang sementara kamu menetapkan hati lain...."

Yah hatiku memang sakit,karena aku sudah jatuh cinta padamu Mas,....gumamku tanpa berniat mengucapknnya.Bagaimana mungkin,aku sudah menyimpannya dengan rapi perasaanku setahun belakangan ini.

Gusar,tentu,....bimbang,...jangan ditanya seberapa besar hatiku buat meruntuhkan perasaanku.

"kamu mungkin tidak mengenal Dika,karena kamu tidak pernah peduli dengan orang dikantor selain mereka yang sering kamu temui.Kudengar dia memang sudah lama mengincarmu,....."

"Mas...."

"dasar...!! Masih muda uda bikin anak orang mupeng..."

Hah...apa apaan bahasanya itu,ck...bisa bisanya disuasana begini dia bercanda.Tidak lucu....

Aku bahkan ingin sekali berteriak jika aku tidak peduli dengan lelaki bernama dika itu,mau dia mengincarku,menyukaiku...Aku cuma jatuh cinta pada lelaki dihadapanku..

"jangan jadikan pernikahan hanya sebuah mainan atau panggung sandiwara Ayana,...aku tau seberapa dewasanya kamu diusiamu yang bahkan baru dua puluh tahun.."

"....."

"kamu paham agama,tentunya kamu tau bagaimana hukumnya menikah,....Aku selalu bermimpi bisa menemukan lagi wanita seperti dirimu...Ayana.."

Tatapan penuh rasa kecewa dan luka seolah membela hatiku dengan sangat kejamnya,terasa menyayat dan merobek.Menyakiti hati yang sangat kita damba itu sangat menyiksa,bukan....bukan karena tidak enak dengan perasaannya tapi karena aku juga memiliki perasaan yang sama.Hingga pada akhirnya kami sama sama terluka bukan....

Oh Allah,...jangan sampai dia membenciku.Bukan karena hatiku masih berharap,tidak...aku sudah pasrah dengan takdirku.Bahkan aku belum sungguh sungguh menerima,....Doaku kalah bertarung dengan takdirku,....hanya saja terlibat waktu yang sama juga akan menyulitkan bagi kami.

***

"Ayana,...." dari pintu masuk perusahaan sosok Dika tengah berlari kecil sembari memanggilku yang baru saja kembali dari cafe berjalan beriring dengan Athalla,bos galakku.

"ya...." jawabku sekenanya,entahlah...aku tidak siap berhadapan dengan lelaki itu.Lelaki yang bahkan tidak pernah terpikirkan sebelumnya..

"Hari ini paman Alvin bilang ingin kita pergi ke butik yang sudah dipesan bibi Risa...."

Merasa pembicaraan kami menjurus kearah pernikahan kulihat Athalla pergi meninggalkan kami berdua.

"Ayana,saya tunggu diruangan mengenai catatan yang saya minta..." ucapnya sebelum meninggalkan kami.Ah...suasana macam apa ini,seolah akulah wanita paling jahat.Satu sisi aku membiarkan hati yang kucintai terluka,satu sisi aku berpura pura menerima lelaki dihadapanku ini,...kau hebat ayana,....kau wanita yang pandai bersandiwara sekarang.

"Aku akan menemuimu jam pulang nanti kita pergi bersama...."

"Dika,...aku akan ajak Ameli untuk menemaniku..." sungguh aku tidak ingin pergi dengannya apalagi berdua bahkan sebelum menikah.Ketika ada pekerjaan dengan bos galakku itu saja kami lebih sering bertiga dengan asistennya.Atau seperti tadi,ketika hendak keluar kantor kami lebih memilih berjalan kaki agar tidak berduaan didalam mobil.Athalla begitu menjagaku,....dia tau batasanku,...

Lagi,...aku terus saja membandingkan mereka,Astagfirullah....ampuni hambamu ini ya Allah...

"Ah...ya,tidak apa apa jika ingin mengajaknya..." terdengar suaranya agak aneh mendengar permintaanku.

Sepulang kantor aku meminta Ameli untuk menemaniku,di butik bibi Risa sudah menunggu kedatangan kami.Hah....tidak kusangka pernikahannya begitu cepat.Paman dan bibi mengatakan tidak perlu memperlama pernikahan jika sudah siap segala sesuatunya.

Pernikahan,.....

Ya tidak sampai satu bulan sejak lamaran itu pernikahan kami digelar,...Aku dan juga laki-laki yang secara resmi meminangku,Dika.Tidak ada perkenalan lebih jauh,mengingat sikap dinginku pada laki laki membuat Paman dan bibi tidak yakin jika kami akan dekat selain dengan pernikahan.

Resepsi yang digelar super mewah oleh Paman Alvin dan bibi Risa,ya...diantara keluarga ibu mereka lah yang begitu menyayangi aku dan kak Ammar,...mereka yang selalu peduli dengan kehidupan kami,sampai merekalah jua yang mengatur pernikahanku....

Lalu aku harus bersikap seperti apa,...

Bersyukurkah atau malah kufur....,

Semua rekan kerja sekantorku memadati acara itu,...sepanjang malam aku memasang senyum palsu.

Ayana...kau benar benar wanita munafik sekarang.Menerima tapi tidak sepenuh hatimu,haruskah aku menangis sekarang.

Aku selalu saja mengeluh,...

Siapa aku yang terus menerus mengeluh seolah akulah yang paling tersakiti disini.

"Ayana,...ayo kita berfoto..." seru Santi dengan semangat,ia sudah membawa bawa kamera untuk menggambil gambar semua rekan kantor yang hadir.Termasuk lelaki itu,Athalla....

"Pak Athalla,...ayo ikut berfoto..." suara Ameli yang cempreng itu mengajak bos galak kami ikut bergabung,selama ini hanya akulah yang bicara santai dengan lelaki itu.Ia begitu dingin dengan para bawahannya itu mengapa aku menyebutnya bos galak.

Tampak laki laki itu menggeleng pelan,aku menatap tak percaya,...senduh...sakit hati bercampur menjadi satu.

"kalian saja,saya tidak suka berfoto..." serunya datar....

Oh Allah,...

Sekiranya hatiku tak bisa berlabuh padanya maka hapuskanlah perasaanku,sekiranya hatiku tak juga bisa mencintai suamiku kelak maka biarkan pernikahanku berjalan dengan semestinya,dengan ridho mu,...maafkan aku,...Sungguh aku pun tak ingin seperti ini.Aku akan menjalani takdir yang Engkau beri,maka tuntunlah langkahku....

Meski pernikahan ini tanpa cinta,....sungguh hanya keridhoanmu yang kuharapkan kelak ya rabb.

Kulihat Athalla meninggalkan Acara yang masih berlangsung meriah.Dia berjalan menunduk,...aku masih bisa melihat semburat senyuman aneh diwajahnya.

Aku akan menghapusnya,...

Sungguh,mencintai lelaki yang bukan mahram akan menjadi ladang dosa bagiku,maka biarlah.. biarlah cinta dalam diamku menjadi sepercik rasa yang menghilang secara perlahan.

"Ayana,terima kasih sudah menerimaku menjadi pendamping hidupmu.Aku akan berusaha semampuku membahagiakanmu..."

Kalimat itu menjadi Awal dari pernikahanku,...

Aku menerimanya,...ragaku.Tapi hatiku masih terasa kosong.Tidak ada yang benar benar bisa menggetarkannya meski begitu cinta dan sayangnya seorang Dika pratama.

Yah kuakui lelaki itu begitu mencintaiku,menyayangiku...tidak bersandiwara dengan pernikahan ini.Lalu apalagi yang memberatkanku,....

Entahlah,hatiku berasa mati sejak kutinggalkan nama lelaki itu lepas akad terucap.

"Ayana...,jangan melamun sendiri diluar.Masuk,kamu lagi hamil Nak..." itu suara ibu ku,

Singkat nya....

Setelah menjalani pernikahan tanpa cinta aku akhirnya mengandung,...hatiku tetap sama.Tidak bergetar meski perhatian suamiku begitu intens terhadapku.Terkadang aku merasa bersalah,...meski semua kewajibanku sebagai istri selalu terpenuhi.

"Sayang,..." saat aku akan masuk dari teras suamiku muncul menenteng tas kerjanya,...

"ya mas...."

"kamu kenapa masih diluar,uda mau magrib loh..."

Aku tersenyum,....senyuman biasa,bukan sandiwara atau appun.Itu murni dari hatiku,walau tanpa rasa.

"baru pulang kerja Mas....?"

"ehm...."

"aku bosan jika terus menghabiskan waktu dirumah...."

Aku mulai cuti bekerja sejak usia kandunganku mendekati persalinan,aku tidak ingin berhenti mengingat bagaimana susah payahnya aku meniti karir ini.

"Nanti setelah lahiran kamu bakal kerja lagi sayang...?"

"ehm..."

Bukan karena aku belum bisa melupakan bos galakku,bukan karena aku tidak bisa berada jauh dari bos galakku,aku hanya mencintai pekerjaanku.

"tidak apa selagi semua bisa kamu kendalikan..."