webnovel

Aku Adalah Hujan

[Romance dengan sedikit magical realism. Dikemas unik, bertabur quote, manis dan agak prosais. Hati-hati baper, ya. Hehe] Kamu percaya tentang malaikat di bawah hujan? Malaikat itu menjelma perempuan bermata teduh, membawa payung dan suka menulis sesuatu di bukunya. Lalu, ini istimewanya. Ia membawa payung bukan untuk menjemput seseorang. Namun, akan memberikan payung itu sebagai tanda rahmat. Terutama untuk mereka yang tulus hati. Siapa yang mendapatkan naungan dari payung itu, ia akan mendapatkan keteduhan cinta sejati. Kamu percaya? Mari membaca. Selamat hujan-hujanan. Eh, kamu masih penasaran siapa dia? "Aku adalah Hujan. Yang percaya dibalik hujan memiliki beribu keajaiban. Aku akan lebih menagih diri berbuat baik untuk orang lain. Pun, mendamaikan setiap pasangan yang bertengkar di bumi ini. Demikian keindahan cinta bekerja, bukan?" Gumam Ayya, perempuan berbaju navy yang membawa payung hitam itu. Ayya tak lagi mempercayai keajaiban cinta. Tepat ketika dikecewakan berkali-kali oleh Aksa. Ia memutuskan lebih berbuat baik pada orang lain. Impiannya adalah bisa seperti malaikat di bawah hujan. Yang sibuk memberi keteduhan, meskipun mendapat celaan. Sejak itu, ia menjuluki dirinya sebagai "Hujan" Sebuah bacaan tentang perjalanan cinta, pergulakan batin, pencarian jati diri, dan apa-apa yang disebut muara cinta sejati. Tidak hanya romansa sepasang kekasih. Baca aja dulu, komentar belakangan. Selamat membaca.

Ana_Oshibana · 青春言情
分數不夠
194 Chs

Part 106 - Mendebarkan!! (hati-hati bacanya)

POV Aksa

Praank!!

Sebuah bingkai foto terjatuh dari kamar Aksa. Ia hantam tembok kamar dengan kepalan tangannya. Sesekali menatap jendela. Membayangkan sosok Ayya duduk manis di sana. Seperti yang pernah ada.

"Ay, kenapa kamu tega seperti ini? Aku tak bisa mengerti!!" Gerutu Aksa.

"Berubah lebih baik? Tapi memilih menjauh? Maksudnya apaan?"

"Setelah perpisahan kita dahulu dan menjalani semuanya, apa ini semua caramu mengakhirinya?" Lanjut kesalnya.

"Aaarrrghhh!!!"

Praaank!!

Craaak!!

Kaca yang menempel di dinding kamarnya pun jadi pelampiasan selanjutnya. Ia hantamkan dengan kepalan tangannya.

Kepingan kaca berserakan kemana-mana. Darah mengalir deras di tangan Aksa. Sebuah pemandangan memilukan mata siapa saja.

Mendengar bunyi pecahan kaca dan hiruk pikuk di kamar anaknya, Ibunya mengetuk pintu. Cemas terdengar dari suaranya.

"Nak... ada apa? Buka pintunya, Nak," pinta Ibunya.

"Ada apa? Ceritakan ke Ibumu." Lanjutnya memohon.

鎖定章節

在webnovel.com支援您喜歡的作者與譯者