Di spanyol, Vino mengajak Chella ke berbagai tempat yang ada di Negara Spanyol. Chella begitu antusias dan bahkan melupakan statusnya dengan Vino. Chella melupakan kalau Vino adalah lelaki yang Leonna cintai.
Bahkan mereka pergi ke sebuah tempat Halloween, yang menampilkan beberapa orang yang memakai kostum hantu.
"oh my god !! ini seram sekali bang" gumam Chella tanpa sadar merangkul lengan Vino dengan erat.
Berbagai kostum hantu ada, ada yang menyerupai zombie, vampire, drakula, makhluk tanpa kepala, muka yang hancur dan lain sebagainya.
"serius bang ini menakutkan" gumam Chella semakin mempererat rengkuhannya.
"tenang, mereka semua manusia seperti kita kok" kekeh Vino mengusap tangan Chella yang berada di lengannya.
"Aaaaaaa!!!" jerit Chella langsung memeluk Vino saat seseorang yang berkostum hantu dengan mukanya yang hancur dan seram menakuti Chella.
"tenang Chell, disini ada abang" ucap Vino membuat Chella menengadahkan kepalanya hingga bertatapan dengan Vino.
Vino tersenyum manis hingga memperlihatkan lesung pipitnya dan menangkup wajah Chella yang terlihat ketakutan.
"lihat abang,," ucap Vino membuat Chella menatap mata Vino. "abang akan menjaga kamu, kamu percaya kan?" Tanya Vino
Chella terbuai dengan tatapan teduh milik Vino hingga akhirnya dia mengangguk. "kita lanjutkan berkeliling" ucap Vino yang di angguki Chella.
Vino dengan possessive nya merengkuh pinggang Chella untuk melindunginya. Tetapi saat mereka tiba di tengah lapangan, terlihat air mancur dengan kerlap kerlip lampu dan terlihat sangat indah. Bukan hanya itu, petasan dan kembang api berterbaran di atas langit.
"kamu lihat air mancur itu" ucap Vino membuat Chella menengok dan mengangguk.
"kata orang, kalau kita berhasil melempar koin sampai puncak keduanya, maka keinginan kita akan terkabul" ucap Vino
"abang serius? Aku tidak percaya" ucap Chella
"abang serius,, abang coba duluan yah" Vino merogoh saku celana dan jaketnya mencari koin. Hingga akhirnya dia mendapatkannya.
"kamu lihat yah Chell" tambah Vino
'tuhan, ijinkan aku tetap disisi Chella. Aku ingin selalu mencintainya dan membahagiakannya' batin Vino dan melempar koin itu.
Puk
Koin yang Vino lempar tepat sekali mendarat di puncak air mancur kedua. "sekarang kamu coba yah" ucap Vino menyerahkan koin ke Chella.
"aku coba yah" ucap Chella yang di angguki Vino.
'tuhan, kalau kau mengijinkan. Maka ijinkan aku untuk mencintai Vino' batin Chella dan melempar koin itu.
Puk
Miris sekali karena koin itu hanya mengenai dinding air mancur dan jatuh ke bawah kolam air. Michella langsung mematung melihat itu. 'ternyata aku tidak berhak mencintai Vino?' batin Chella
Chella terpekik saat melihat Vino memasuki kolam air mancur itu dan dengan susah payah mencari koin yang di lempar Chella tanpa perduli tubuhnya yang basah karena terkena air mancur.
"abang kamu ngapain sih? Cukup bang, keinginanku tidak akan pernah terkabul" ucap Chella
"tidak Chella, keinginan kamu pasti terkabul. Sebentar lagi aku mendapatkannya" ucap Vino masih fokus mencari koin itu. Dan itu membuat Chella terharu dan berkaca-kaca melihatnya.
"abang cukup !!!" ucap Chella
"dapat" ucap Vino menunjukkan koin itu dan menyimpannya di puncak air mancur kedua itu. "keinginanmu akan terkabul" ucap Vino dengan senyuman khasnya,
Chella semakin terharu, apalagi melihat Vino yang sudah basah karena mencari koin itu. Tanpa menjawab apapun, Chella beranjak pergi meninggalkan Vino dengan tangisnya.
"Chell" panggil Vino mengejar Chella
Chella menyetop sebuah taxi dan pergi meninggalkan Vino yang mengejarnya. "Chell !!" panggil Vino tetapi telat karena Chella sudah pergi menggunakan taxi.
"shittt !!!" Vino menendang kerikil di depannya karena kesal.
Di dalam taxi Chella menangis tersedu-sedu, dia sadar kalau sekarang cintanya memang untuk Vino bukan Leon lagi. Vino berhasil mengambil hatinya, tetapi apa yang harus Chella lakukan? Setiap ingin melangkah pasti tertahan karena nama Leonna. Chella menyayangi sahabatnya dan dia tidak bisa menusuk Leonna dari belakang.
"hikzz...hikz...hikzz..." isak Chella sejadi-jadinya tak tau harus bagaimana, cinta yang sangat rumit.
Cintanya sudah dekat, tetapi dia masih belum bisa meraihnya. Seperti halnya Vino, Verrel juga Leonna. Cinta persegi yang membuat mereka terjebak dalam satu titik tanpa bisa untuk melangkah dan berpindah.
***
Malam itu Leonna tengah duduk di atas ranjang dengan menatap Oni yang ada di wadah bening itu. Lampu kamar gelap dan hanya lampu hiasan yang berputar di atas nakas yang di nyalakan. Membuat beberapa ukiran dan bentuk hiasan terlihat di dinding. Leonna masih sendirian karena Verrel belum pulang kerja.
"oni,, aku harus bagaimana sekarang?" gumam Leonna
"aku ingin mengakhiri semua ini, ini sangat menyiksaku Oni, aku gak tau apa yang aku rasakan antara perasaanku ke kak Verrel dan abang" ucap Leonna berkaca-kaca.
"aku selalu merindukan dan mengharapkan abang, sampai sekarang"
Deg
Bersamaan dengan ucapan Leonna yang terakhir, Verrel baru saja masuk ke dalam kamar dan hendak menyapa Leonna tetapi langkahnya terhenti saat mendengar ucapan Leonna yang menyakitkan.
"aku tidak bisa bohongi perasaanku lagi, aku mencintai abang Oni" air mata luruh membasahi pipi Leonna saat mengatakan itu. Verrel yang mendengarnya merasa sangat teriris dan terluka. Verrel pikir selama ini dia mampu membuat Leonna melupakan Vino dan membuka hati untuknya, tetapi ternyata Verrel salah besar. Di hati Leonna masih ada Vino bukan Verrel.
"Oni aku harus bagaimana? Aku terjebak sekarang" ucap Leonna yang membuat Verrel kembali keluar kamar dan menyandarkan punggungnya ke dinding yang berada di sebelah pintu kamar. Bahkan Verrel mendengar isakan kecil Leonna.
'apa ini salah? Apa gue egois?' batin Verrel
Tak hanya Verrel yang terlihat sakit hati, tetapi juga Vino yang tengah duduk di taman belakang sambil melemparkan bola ke taman dan di ambil oleh Heavy. Sedangkan Chella tengah berdiri menatap keluar jendela memikirkan cintanya. Cinta yang tak bisa mereka berempat gapai.
Cinta sejati terkadang tidak selalu menemui tujuannya. Ada warna, ada kisah saat aku berada di sisimu. Dunia ini terasa sangat indah. Cinta ini bagaikan nama yang di tulis di atas pasir tetapi dengan mudah ombak menghapusnya. Berkali-kalipun mengukir namanya, tetapi tetap tak bisa kekal. Kisah cinta mereka yang tidak lengkap. Cinta yang rumit dan bertepuk sebelah tangan.
***
Keesokan harinya, Vino mencari Chella ke rumahnya tetapi Elza bilang kalau Chella sedang berada di gereja tak jauh dari rumahnya. Vinopun bergegas pergi kesana.
Sesampainya di sana, Vino melihat Chella sedang berdoa di barisan paling depan. Karena gereja ini kosong tak ada siapa-siapa. Vino berjalan perlahan mendekati Chella.
"maafkan aku tuhan, karena aku mencintainya. Aku mencintai abang Vino,, hikzz"
Deg
Vino mematung di tempatnya mendengar penuturan Chella. Ada rasa bahagia dalam hatinya mendengar itu.
"maafkan aku karena mengingkari janjiku, kenyataannya aku mencintainya" isak CHella
"Chel" panggil Vino membuat Chella terpekik kaget dan segera berbalik menghadap Vino dan semakin kaget saat tau Vino ada di belakangnya.
"a-abang" gumam Chella
Vino berjalan mendekati Chella yang mematung kaku di tempatnya.
"apa yang baru saja kamu katakan itu benar, Chell? Kamu mencintai aku?" Tanya Vino dengan binar bahagia
"a-abang,,, aku" gumam Chella dengan gugup
Vino langsung menarik Chella ke dalam pelukannya dengan erat dan bahagia. " terima kasih karena sudah mencintai aku" ucap Vino sangatlah bahagia
"abang,, aku-" tenggorokan Chella begitu sulit untuk mengatakan sesuatu. Chella menangis di pelukan Vino dan memeluk perut Vino dengan erat.
"aku mencintaimu, Chell. Sangat,," gumam Vino mengecup puncak kepala Chella.
Vino melepas pelukannya dan membelai kedua pipi Chella dan menghapus air mata Chella dengan lembut. "terima kasih Chell" gumam Vino dengan sangat bahagia.
Vino dengan lembut mengecup kening Chella, lalu turun ke hidung Chella. Saat hendak mencium bibir Chella, Chella memejamkan matanya membuat Vino yakin kalau Chella sudah menerimanya.
Vino mulai mencium bibir Chella dan melumatnya dengan lembut, membuat Chella menikmatinya.
Sumpah Chell, gue mencintai abang Vino... sangat mencintainya,,, gue berharap abang juga punya perasaan yang sama sama gue.....
Ucapan Leonna terngiang di telinga Chella dan itu membuat Chella mendorong tubuh Vino menjauh darinya.
"ada apa?" Tanya Vino kebingungan.
"ini tidak bisa berlanjut" isak Chella
"ada apa lagi Chell?? Bukankah kamu mencintaiku juga? lalu apa masalahnya?" Tanya Vino bingung.
Vino berjalan mendekati Chella yang menangis terisak, Vino memegang kedua pundak Chella yang bergetar karena isakannya.
"ada apa? apa masalahnya? Apa kamu belum percaya kalau aku tulus mencintai kamu?" Tanya Vino dengan lembut
"bukan,, hikzz" isak Chella
"lalu apa?" Tanya Vino semakin bingung
"karena Leonna" gumam Chella
"Leonna?" Vino mengernyitkan dahinya bingung. " ada apa dengan Leonna?" Tanya Vino
"aku tidak bisa bersama abang, karena Leonna sangat mencintai abang"
Deg
Vino mematung di tempatnya mendengar ucapan Chella barusan. "Leonna sangat mencintai abang, aku tidak bisa menusuk sahabatku sendiri" isak Chella
"Leonna? Tidak Chella, kamu pasti bercanda" ucap Vino menjauhi Chella dengan pandangan syoknya.
"aku mengatakan yang sebenarnya, Leonna mencintai abang. Dan alasan dia menikahi kak Verrel karena abang tidak mencintainya" ucap Chella
"KAMU BOHONG !!!" bentak Vino membuat Chella terpekik kaget, Vino terlihat kalut mendengar ucapan Chella.
Abang, si Ona lagi galau. Dia baru saja di tolak seorang pria. Tetapi dia tidak bilang siapa pria itu
Keadaannya semakin terpuruk, dia jadi pendiam. Tidak seperti biasanya, kalau gue ketemu cowok bajingan itu pasti udah gue bejek-bejek.
Iya abang, si Ona terima lamaran kak Verrel karena dia terlanjur sakit hati sama cowok yang udah menolaknya. Dia mencoba menerima kak Verrel
Aku tidak tau namanya, setiap bertanya pasti dia hanya bungkam..
Ucapan Leon terngiang di telinga Vino, bagai tamparan keras baginya. Vino begitu menyayangi Leonna, bahkan lebih sayang daripada kepada Jen adik kandungnya sendiri.
Dia???
Iya Michella sahabat kamu, siapa lagi. Abang begitu menyukainya.
I love you too
Apa Chella akan menjawab seperti itu?
Iya bang
Leonna tidak apa-apa bang,
Maaf karena tidak mengatakannya, ini serba mendadak.
"tidakk,,, ini tidak benar" gumam Vino sangat syok mendengar ucapan dari Chella
"itu kenyataannya, abang. Aku tidak menerima abang karena Leonna sangat mencintai abang" isak Chella
"tapi bagaimana bisa??? Leonna adikku !!!" pekik Vino
"adik angkat, abang. Jangan lupakan itu, abang hanya kakak angkatnya Leonna" ucap Chella.
Vino terduduk di salah satu kursi disana dengan pikiran kalut.
"aku mengatakan yang sesungguhnya, tuhan saksinya. Aku tidak mungkin berbohong di dalam rumah tuhan." Ucap Chella
"jadi pernikahan itu" gumam Vino
Vino mengingat kejadian saat pernikahan Leonna dengan Verrel, kesedihan itu ternyata karena dirinya. Kata cinta itu ternyata bukan cinta untuk seorang kakak melainkan seorang pria dewasa. Kata-kata itu terus mengusik pikiran Vino.
"abang, a-" ucapan Chella tertahan saat Vino mengangkat sebelah tangannya.
"cukup, jangan katakan apapun lagi" ucap Vino dan beranjak pergi meninggalkan Chella sendirian dengan tangisannya.
"maafin gue Leonna, gue terpaksa mengungkapkannya" gumam Chella
***
Leonna tengah berdiri di luar rumah hingga tak lama mobil Verrel muncul dan segera menaiki mobilnya. Verrel sedikit menjauhi Leonna, walau tidak mendiamkan Leonna begitu saja. Verrel hanya berusaha menjaga jaraknya agar tidak sampai terbuai lagi.
"kak Rindi kenapa, kak?" Tanya Leonna saat sudah duduk di kursi penumpang depan.
"dia mabuk, tetapi tidak bisa di bawa pulang, kalau tante Irene tau bisa khawatir" jelas Verrel fokus menyetir.
"tapi tidak apa-apa kak, kalau kak Rindi tidak pulang?" Tanya Leonna
"tidak, Randa sudah mengurusi segalanya" ucap Verrel yang di angguki oleh Leonna.
Tak lama mereka sampai di sebuah hotel dan Verrel segera membopong tubuh Rindi dengan Leonna yang mengikutinya. Sesampainya di kamar hotel dengan memiliki 2 buah ranjang. Verrel merebahkan Rindi disana dan melepaskan sepatu yang Rindi pakai dengan telaten. Ada rasa tak rela di hati Leonna.
"biar aku saja, kak" ucap Leonna dan di angguki Verrel.
"kamu tidur disini dengan Rindi yah, kakak akan tidur di ranjang yang satu lagi" ucap Verrel berlalu pergi dengan melepas jas dan dasi kupu-kupu yang dia pakai. Sedangkan Leonna sibuk membuka jaket yang Rindi pakai dan menyelimuti tubuhnya.
Kretakk Brakk
Leonna terbangun dari tidurnya saat mendengar suara petir yang sangat kencang. Terlihat sekali diluar hujan deras sekali. Leonna sangat ketakutan, terlihat Rindi masih tertidur dengan nyenyak.
Saat petir kembali menyambar, Leonna meloncat dan menaiki ranjang yang Verrel tempati, bahkan ranjang itu lebih sempit dari yang Rindi tempati.
"De" Verrel terbangun karena seseorang memeluknya dengan erat.
"takut" gumam Leonna dengan tubuh yang bergetar. Verrel terbangun dan menarik tubuh Leonna agar berhadapan dengannya. Verrel kaget melihat Leonna yang sudah menangis tersedu-sedu.
"ada apa?" Tanya Verrel khawatir
"aku takut petir" tangis Leonna. "aku boleh tidur disini" ucap Leonna terisak.
"baiklah, tidur saja" Verrel berangsur menggeser memberi luang untuk Leonna. Leonna langsung merebahkan tubuhnya di samping Verrel dengan tangannya yang memeeluk tubuh Verrel dengan erat.
"aku mohon, biarkan seperti ini, kak" ucap Leonna
"baiklah" Verrel membalas pelukan Leonna dan mengusap lengan Leonna dengan sayang.
***