webnovel

18. Vino & Chella - Two

Di kediaman Daniel

Leonna mengerjapkan matanya berkali-kali, menguap lebar seraya bangun dari tidurnya dan merenggangkan seluruh badannya. Leonna sempat terpekik kaget saat sadar seseorang tertidur di sampingnya, tetapi Leonna baru sadar kalau semalam dia dan Verrel membuat kesepakatan untuk berbagi ranjang. Leonna tersenyum senang saat melihat kamar Verrel sudah di hias dan di penuhi kerajinan burung dari kertas yang menggantung di langit langit kamar.

Bukan hanya itu kipas kertas juga ada 5 buah dan Verrel pasang di jendela dan pagar balkon membuat kertas itu berputar terus searah angin.

"Whaaaaaaa" gumam Leonna sangat bahagia

Leonna bahkan dengan rajinnya menghitung jumlah burung yang menggantung di langit langit kamar.

"ada 100 buah, pas. Wahhh ternyata kak Verrel serius ngelakuinnya" gumam Leonna tersenyum bahagia seraya menatap Verrel yang tengah terlelap dengan tenangnya.

"pasti kak Verrel lelah dan cape deh karena bergadang" gumam Leonna. "baiklah, Leonna ayo buat sarapan yang special buat kak Verrel" tambah Leonna dengan bersemangat dan langsung menuju kamar mandi.

Di dapur Leonna sibuk memasak nasi goreng untuk Verrel dan juga menyiapkan susu hangat. Serli yang sudah segar,berjalan menuju dapur untuk menyiapkan sarapan.

"lho Leonna, sedang apa kamu?" Tanya Serli

"pagi bunda" sapa Leonna dan mencium pipi Serli dengan sayang, seperti kebiasaannya kepada Thalita.

"pagi sayang, kamu sedang apa disini? Sudah biar bunda saja yang memasak" ucap Serli

"tidak apa-apa, Bunda. Hari ini kan kak Verrel gak kerja karena mau bantu urusin acara pertunangan kak Percy, jadi Leonna masakin nasi goreng buat kak Verrel" ucap Leonna

"perhatian sekali" kekeh Serli. "ada yang mau bunda bantu?" Tanya Serli

"Leonna sedikit bingung sama apa yang di sukai kak Verrel dan yang tidak disukai kak Verrel" ucap Leonna

"Verrel menyukai semuanya, terutama ayam bumbu kecap. Dia bisa sampai nambah kalau bunda masak itu. Kalau nasi goreng, Verrel suka banget pake taburan seledri dan sedikit bawang goreng. Aromanya dia begitu menyukainya" jelas Serli yang di angguki Leonna.

Serli yang sibuk menyiapkan beberapa sayuran dan daging untuk dia masak, sesekali melirik Leonna yang tengah memasak sambil bersenandung kecil. Serli tersenyum melihat itu, Serli bersyukur anaknya sudah mendapatkan wanita yang tepat.

"yeee selesai,,, nasi goreng spesial ala Chef Leonna" ucap Leonna antusias membuat Serli terkekeh karena gemas.

"coba mana bunda lihat" Serli melihat nasi goreng yang di buat Leonna. Ternyata nasi goreng itu di bentuk wajah manusia tak lupa ukiran rambut dan senyumannya terlihat lucu sekali.

"pasti Verrel sangat suka" kekeh Serli. "lucu sekali" tambahnya membuat Leonna terkekeh.

"aku bawa ke kak Verrel yah bunda" ucap Leonna

"iya sayang, kamu juga jangan lupa sarapan" ucap Serli

"oke bunda"

Setelah mengucapkan itu, Leonna beranjak pergi meninggalkan Serli sendiri sambil membawa nampan berisi nasi goreng dan juga segelas susu.

Sesampainya di dalam kamar, Verrel terlihat masih tertidur lelap. Leonna menyimpan nampan itu di atas nakas di samping ranjang, dan Leonna duduk di sisi ranjang dekat Verrel.

"kak bangun" panggil Leonna, tetapi Verrel tak bergeming. Leonna berjalan menuju jendela dan membuka gordeng kamarnya hingga sinar matahari pagi menyoroti kamar. Verrel merasa terusik saat cahaya matahari itu mengenai matanya yang tertutup.

Leonna masih berdiri di tempatnya sambil memperhatikan Verrel yang gelisah dalam tidurnya. Lalu Leonna menatap arah cahaya itu yang tersorot dari matahari. Leonna memposisikan tubuhnya tepat di depan cahaya itu untuk menghalangi sorotnya yang mengarah ke Verrel. Dan seketika Verrel mampu tertidur dengan tenang.

Tetapi ide jahil hinggap di otak kecil Leonna, dengan jahilnya Leonna menggeser tubuhnya membuat sorot cahaya matahari itu mengenai wajah Verrel membuat Verrel kembali gelisah dalam tidurnya. Dan cukup lama, Leonna kembali menghalangi sinar matahari itu membuat Verrel kembali tidur dengan tenang.

Leonna terkikik karena menjahili Verrel. Dan Leonna terus mengulangi aktivitasnya itu hingga akhirnya Verrel mengerjapkan matanya dan perlahan membuka mata, tepat sekali bayangan Leonna ada di hadapannya.

"Pagi kakak Verrel yang tampan" sapa Leonna dengan ceria membuat Verrel tersenyum dan bangun dari rebahannya.

"sudah siang yah" ucap Verrel seraya menguap

"baru jam 8 pagi, kakak pasti lelah yah" ucap Leonna

"lumayan" ucap Verrel merenggangkan kedua tangannya.

"aku sudah siapkan kakan sarapan, ayo cepat sekarang bangun dan cuci muka" Leonna menarik tangan Verrel untuk beranjak

"sebentar de, aku baru bangun" ucap Verrel

"tidak mau tau, udah sana cuci muka" Leonna mendorong pelan Verrel masuk ke dalam toilet.

Leonna duduk di sisi ranjang menunggu Verrel keluar. Tak lama pintu kamar mandi terbuka dan menampakkan Verrel yang terlihat lebih segar. Leonna kembali menarik tangan Verrel dan menyuruh Verrel duduk di sofa kamar.

"ada apa sih de?"

"ini bentuk ucapan terima kasih aku ke kakak" ucap Leonna seraya mengambil nampan berisi nasi goreng dan segelas susu. "silahkan dimakan" tambah Leonna menghidangkannya di hadapan Verrel

"sepertinya enak" ucap Verrel tergiur dengan nasi goreng berbentuk wajah itu.

"tunggu" tahan Leonna saat Verrel akan menyantapnya. Verrel mengernyitkan dahinya bingung.

"kalau mau makan nasi goreng buatan Leonna Fidelia Adinata harus smile dulu,, gak lihat tuh bentuk nasi gorengnya, smile" ucap Leonna tersenyum manis membuat Verrel semakin gemas.

"baiklah, Delia sayang" ucap Verrel mencubit pipi Leonna dengan gemas

"aduhh sakit" ringis Leonna

"maaf" Verrel langsung mengusap pipi Leonna

"tapi boong, wleee" Leonna menjulurkan lidahnya membuat Verrel semakin gemas.

Hampir setiap hari Verrel di buat tertawa dan bahagia karena sikap menggemaskan Leonna.

"udah smile,, sekarang boleh makan?" Tanya Verrel dengan senyumannya

"silahkan makan,, semoga kakak suka" ucap Leonna memperhatikan Verrel yang sudah menyuapkan nasi goreng ke dalam mulutnya

"ehmmmmm"

"gimana kak?" Tanya Leonna penasaran

"rasanya itu" ucap Verrel berpikir keras, sengaja ingin menggoda Leonna

"gimana kak?" Tanya Leonna lagi

"rasanya..." gumam Verrel

"ihhh kakak lama banget" ucap Leonna merengut sebal membuat Verrel terkekeh

"rasanya sangat sempurna, enak banget. Kakak habisin yah" ucap Verrel membuat Leonna mengangguk antusias.

"kamu mau?" tawar Verrel karena Leonna terlihat tergiur dengan nasi goreng yang di makan Verrel.

"takut kakak masih laper" cicit Leonna.

"tidak, kita bisa makan bersama. Sini buka mulutmu" ucap Verrel menyuapi Leonna. "enakkan?" Tanya Verrel dan Leonna mengangguk antusias.

Verrel dan Leonna menikmati sarapan pagi mereka dengan nikmat seraya bercanda bersama.

"kak, makasih yah udah hiasin kamar ini" ucap Leonna saat sudah menghabiskan nasi goreng bersama

"sama-sama, kamu suka?" Tanya Verrel

"iya kak suka banget, penempatannya tepat. Kalau begini kan gak sepi jadinya di kamar" kekeh Leonna membuat Verrel tersenyum seraya membelai kepala Leonna.

"kamu kuliah hari ini?" Tanya Verrel

"tidak ada jadwal sih, tapi Leonna harus ke club dance. Sudah mendekati acara battle, nanti kakak nonton yah" ucap Leonna

"pasti,, kakak antar kamu kuliah yah. Kebetulan sekarang kakak tidak ke kantor" ucap Verrel

"oke" jawab Leonna

***

Di Spanyol

Vino mengajak Chella ke dalam rumahnya, terlihat Jennifer sedang menonton acara televise.

"abang udah pulang?" Tanya Jen beranjak menghampiri Vino. Dan sedikit mengernyitkan dahinya saat melihat Michella

"kakak ini temennya kak Leonna yah" Tanya Jen

"iya, hai Jen" sapa Chella

"hai kak" balas Jen

"mama sama papa mana?" Tanya Vino yang terlihat begitu bahagia

"mereka belum pulang abang, tapi papa udah masakin makanan buat kita" ucap Jen

"mau makan bareng Chell?" ajak Vino

"nanti saja deh abang" senyum Chella

"ya udah, kakak mau Jen buatkan apa?" Tanya Jen

"jangan repot-repot Jen" ucap Chella

"tidak apa-apa kak, santai saja. Jen buatkan jus yah biar seger. Abang mau juga?" Tanya Jen

"boleh Jen" ucap Vino

"oke, pesanan segera datang" ucap Jen dengan ceria dan berlalu pergi

"kita ngobrol di taman belakang" ucap Vino yang di angguki Chella.

Sampai di taman belakang, Vino langsung menghampiri anjing kesayangannya dengan perpaduan bulunya warna putih dan coklat.

"lucu banget" ucap Chella mengusap kepala anjing itu.

"namanya heavy" ucap Vino

"hallo Heavy,, kamu lucu sekali" ucap Chella membelai kepala anjing lucu itu. " berapa usianya bang?" Tanya Chella

"5 tahun,, tapi badannya sangat besar" ucap Vino

"iya,, tapi lucu juga,, bulunya lebat banget" ucap Chella

"iya, seperti namanya heavy" ucap Vino ikut membelai kepala anjing yang sedang menjulurkan lidahnya itu. "anjing ini sangat pintar, mau bermain dengannya?" Tanya Vino yang di angguki Chella dengan antusias.

Vino dan Chella mengajak main heavy dengan sebuah bola kecil. keduanya tertawa melihat kelucuan anjing itu. Chella sampai di jilati wajahnya oleh anjing itu saking gemasnya begitupun Vino. Vino merasa sangat bahagia, anjing kesayangannya langsung dekat dengan Chella. Padahal saat Leonna kesini, Leonna sangat takut dengan heavy.

"lucu banget sih kamu Heavy" ucap Chella terkekeh senang,

"dia memang sangat lucu, dan kelihatannya dia menyukai kamu, Chell" ucap Vino

"secepat itu, bang?" Tanya Chella yang kini sudah duduk di atas rumput di samping Vino.

"iya, jarang-jarang Heavy menunjukkan kemanjaannya sama orang lain. Kecuali orang itu sangat dia sukai" jelas Vino

"begitu yah,, ih senangnya" kekeh Chella terus mengajak main Heavy.

Vino tersenyum kagum melihat wajah Chella yang ceria dan penuh tawa.

"abanggggg" teriak Jen

"iya" jawab Vino

"minumannya aku simpan disini yah" teriak Jen

"oke Jen sayang" jawab VIno masih asyik menemani Chella.

Sore menjelang, Chella dan Vino beranjak menuju meja makan, bersamaan dengan kedatangan Claudya dan Farel.

"eh ada tamu, ternyata" ucap Claudya

"sore tante" sapa Chella mencium tangan Claudya, kebiasaan orang Indonesia. Setelahnya mencium pipi kiri dan kanan Claudya. Setelahnya mencium tangan Farel.

"kamu putrinya Jack dan Elza yah" ujar Farel

"iya om" jawab Chella

"kamu datang sama siapa kesini, sayang?" Tanya Claudya

"kebetulan aku datang sama mama dan papa, kami sedang mengunjungi rumah tante. Kakaknya papa" ucap Chella

"oh begitu, lain kali ajak kesini mama dan papa kamu yah sayang" ucap Claudya yang di angguki Chella

"ya sudah sekarang kalian makanlah, kami akan mengganti pakaian dulu" ucap Farel

"iya pap" ucap Vino dan mengajak Chella untuk pergi

"Vino, adik kamu kemana?" Tanya Claudya

"di kamarnya mah" jawab Vino

"anaknya Elza ternyata sangat cantik dan manis" ucap Farel sepeninggalan Vino dan Chella

"iya kamu benar, dia sangat sopan dan cantik" jawab Claudya .

Farel merengkuh pinggang Claudya dan mereka bersama-sama menuju kamar mereka berdua.

***

Leonna tengah latihan dance di dalam kamarnya dengan serius. Keringat sudah membasahi dahi, leher dan tubuhnya. Rambutnya yang diikat kuda terlihat berantakan.

"one, two, three, four, five, six" gumam Leonna seraya menghapal setiap gerakannya.

"astaga kenapa gerakan dansa ini sulit sekali" gerutu Leonna kesal. Leonna di uji untuk bisa melakukan Dansa ala Eropa dimana sang wanita lebih aktif dari sang pria.

Leonna meneguk minuman dalam botol taferware miliknya. Dan kembali berlatih dansa.

"astagfirullohh,, kenapa sulit sekali sih" gerutu Leonna kesal.

Verrel tertawa di ambang pintu, sejak tadi dia berdiri di sana memperhatikan tingkah Leonna. Mendengar tawa seseorang, Leonnapun menengok dan merengut saat melihat Verrel di ambang pintu.

"tertawa saja sepuas kakak, bebas kok. Lagian tertawa gratis" sewot Leonna dengan kesal dan Verrel semakin tertawa melihatnya.

"menyebalkan !!!" gerutu Leonna duduk di atas sofa sambil melipat kedua tangannya di dada.

"butuh bantuan nona cantik?" ucap Verrel yang kini sudah berada di hadapan Leonna.

"tidak" jawab Leonna dengan ketus. Verrel duduk rengkuh di hadapan Leonna sambil tersenyum manis membuat tatapan mereka beradu satu sama lain.

"princess Leonna jangan ngambek dong. Maaf yah" Verrel menjewer kedua telinganya sendiri dengan wajah memelasnya membuat Leonna terkekeh.

"kalau muka kakak seimut ini, aku gak bisa marah" kekeh Leonna mencubit kedua pipi Verrel karena gemas.

"mau aku ajarkan?" Tanya Verrel kali ini menengadahkan telapak tangannya.

"kakak bisa?" Tanya Leonna

"sedikit, tapi insa allah bisa membantu" ucap Verrel mengerucutkan jari tangannya menunjukkan kata sedikit membuat Leonna terkekeh.

"baiklah, kalau begitu ajarkan aku" ucap Leonna.

Verrel beranjak diikuti Leonna. "pertama-tama" ucap Verrel saat mereka sudah berhadapan.

"Aaaaaa" pekik Leonna saat Verrel mengangkat tubuh Leonna hingga kini telapak kaki Leonna menginjak kedua kaki Verrel. Tubuh mereka sudah menempel tanpa celah saat Verrel merengkuh pinggang Leonna, membuat jarak di antara mereka sangat minim, bahkan ujung hidung mereka beradu karena Leonna menengadahkan kepalanya menatap Verrel dan Verrel menunduk untuk bisa menatap Leonna.

Sebelah tangan Leonna berada di pundak Verrel dan satu lagi saling bertautan dengan tangan Verrel. Keduanya masih terdiam dan menikmati moment ini, moment yang mampu membuat jantung Verrel berdetak sangat cepat seperti ingin meloncat keluar dari tempatnya.

Leonna seketika menunduk, entah apa yang terjadi tapi rasanya ada sesuatu di dalam hatinya. Leonna menunduk dan menatap ke arah sampingnya.

"pertama-tama kita bergerak seperti ini" ucap Verrel menuntun Leonna melakukan beberapa gerakan berdansa, dengan Leonna yang sama sekali tak menatap Verrel karena sesuatu hal.

"de" panggil Verrel, tetapi Leonna masih menunduk. Tangan Verrel terulur menyentuh dagu Leonna dan mengangkatnya hingga kini mata hazel Leonna bertemu dengan mata amber Verrel. Deru nafas menerpa wajah keduanya yang begitu dekat. Sangat dekat.

Leonna menutup matanya saat Verrel semakin mendekatkan bibirnya ke bibir Leonna. Hingga bibir mereka saling menempel, tetapi Verrel belum melakukan apapun, mereka hanya menempelkan bibir mereka berdua seakan ingin merasakan kelembutan bibir mereka.

Perlahan tangan Verrel terulur menekan tengkuk Leonna dan seketika bibirnya mulai mencecap bibir merah milik Leonna dengan lembut.

Spontan, Leonna mengalungkan kedua tangannya di leher Verrel. Keduanya saling memangut kecuali Leonna yang lebih memilih pasrah dengan apa yang Verrel lakukan kepadanya. Verrel begitu menikmati ciumannya dan terus memangut bibir merah Leonna.

Setelah cukup lama, Verrel melepaskan ciumannya secara perlahan dan seketika juga Leonna membuka matanya dan kembali terpaut dengan mata amber milik Verrel. Dengan lembut Verrel mengusap bibir Leonna yang sedikit bengkak karena ulahnya.

'I love you more, Delia' batin Verrel, ingin sekali Verrel mengungkapkannya langsung tetapi tidak mampu.

Leonna tersadar dari buaian Verrel dan langsung menuruni kedua kaki Verrel dan berjalan menjauhi Verrel dengan wajah yang menunduk.

"a-aku akan mandi" ucap Leonna beranjak pergi menuju kamar mandi tanpa menengok ke arah Verrel yang terus menatap Leonna yang menjauh.

'kita begitu dekat, tetapi aku masih tak mampu mengungkapkan isi hatiku yang sebenarnya. Aku mencintaimu, Leonna. Sangat mencintaimu,,,' batin Verrel

Di dalam kamar mandi, Leonna membiarkan tubuhnya terguyur air shower dengan mata yang terpejam. Bayangan Verrel yang menciumnya terus terngiang begitu saja. Leonna seperti terhipnotis oleh Verrel dan tak mampu berbuat apapun.

'apa yang terjadi denganku? Selama ini aku hanya selalu mengharapkan abang Vino, tapi perasaan macam apa yang aku miliki pada kak Verrel. Kenapa rasanya hubungan kami, bukan sekedar hubungan pertemanan' batin Leonna.

***