webnovel

Tangisan Rindu

"Tak perlu ragu untuk mengucap atau pun memulai. Aku sudah paham dan mengetahuinya sejak dulu. Cinta memang tidak dapat dipaksa, pun aku tak bisa memaksa dirimu agar lulus 'melupa'. Semuanya memiliki hak. Aku berharap padamu, kamu berharap padanya. Biar saja." -o0o- Lupakan saja apa yang sudah terjadi. Miliki seutuhnya tentang apa yang baru kita peroleh saat ini. Karna kesempatan tak mampu didapat untuk yang kedua kali. Jika memang dapat, itu mungkin anugrah. Kita bersyukur saja atas semua yang telah dikehendaki oleh-Nya. Jangan menuntut, atau pun menyesali. Karna semua hal pasti akan indah pada waktunya. Percayalah.

SitiMaisyaroh2_ · Thanh xuân
Không đủ số lượng người đọc
416 Chs

Kembali Gundah

Malam diselimuti kalbu yang teramat penat. Rintihan gelora rindu semakin menyeruak dalam kondisi hati tak bertulang.

Menyongsong kegelapan menyinari sinar yang tak melabuhkan hati tak bernama.

Seperti sebuah syair yang pernah aku baca di buku diary Hamzah.

'Menggenggam irama dipenuhi kasih bertautan hati bak merindu.

Disinyalir malam menghampar ruang pada sejadah hijau untuk bersyukur pilu pada bumi.

Menggertak gelora pada untaian kisah kasih yang mengharu biru.

Menetap kesal pada ruang hingga ingin meneriaki kekesalan pada semesta.

Berawan abu, berdetak syahdu.

Menanggalkan kisah kita kata-kata berakhir sampai kapan.

Bertahan pada rindu hingga berdetak pada syahdu.

Terhampar indah dan suci luas permata.

Luka di hati biarlah baik.

Menjuntai di antara langit hingga bumi.

Bergulat dalam alunan sembilu yang terus berhentaman dengan kalbu.

Menoreh kasih, membilu sunyi.

Bermuram durja pada bilah bambu tak bernama.'

Chương bị khóa

Hỗ trợ các tác giả và dịch giả yêu thích của bạn trong webnovel.com