webnovel

Tangisan Rindu

"Tak perlu ragu untuk mengucap atau pun memulai. Aku sudah paham dan mengetahuinya sejak dulu. Cinta memang tidak dapat dipaksa, pun aku tak bisa memaksa dirimu agar lulus 'melupa'. Semuanya memiliki hak. Aku berharap padamu, kamu berharap padanya. Biar saja." -o0o- Lupakan saja apa yang sudah terjadi. Miliki seutuhnya tentang apa yang baru kita peroleh saat ini. Karna kesempatan tak mampu didapat untuk yang kedua kali. Jika memang dapat, itu mungkin anugrah. Kita bersyukur saja atas semua yang telah dikehendaki oleh-Nya. Jangan menuntut, atau pun menyesali. Karna semua hal pasti akan indah pada waktunya. Percayalah.

SitiMaisyaroh2_ · Teen
Not enough ratings
416 Chs

Mempertahankan Hamzah

Dalam keheningan malam yang menjelma menjadi sebuah keterlukaan nasib, sebuah dilema membiarkanku pada angin yang terhempas lunglai.

Sejarah atas hal yang memberatkan diri berdetak pada posisi, membuat kehadiran menjadikan diri sebagai sosok tanpa tuan, tanpa nama, tanpa kehadiran.

Merebak pada alunan kasih rindu hingga menjunjung sebuah mihrab cinta yang kita gelarkan di sepertiga malam.

Andai sebuah rindu bisa bertabu pada keadaan pahit yang menjelma menjadi sosok keterlukaan penuh.

Dalam hal memeluk nasib, aku yang paling pandai menutupi semuanya dari orang lain. Mungkin.

Ayssa tiba-tiba menghampiriku yang kemudian duduk di samping sambil terus memandang raut penuh gemerlap gundah.

"Bagaimana? Apa wanita tadi menyakitimu?"

"Mana Hamzah?" tanyaku pada Ayssa.

"Dia keluar dan membiarkanku untuk duduk di sini menemani kamu."

"Keluar kemana?"

"Ke kamar Rizwan."

"Oh...." aku mengangguk.

"Kamu belum menjawab apa yang aku katakan."

Locked Chapter

Support your favorite authors and translators in webnovel.com