webnovel

Sang Ratu Pengganti

Jang Shin Hye adalah putri yang memiliki segala kesempurnaan cantik, kuat dan pintar. Dia adalah putri Perdana Menteri Hwang, Putri Jang telah di persiapkan untuk menjadi istri pangeran kedua Dong Hwa, sejak mereka masih kecil. Namun ketika sang Ratu sakit keras demi menutupi gosip miring dan kegaduhan yang terjadi di lingkungan kerajaan Moon, Dewan kerajaan menunjuk Putri Jang untuk menikah dengan Raja Joon kakak dari pangeran Dong Hwa dan menggantikan tugas Ratu Ran. Tak ingin membahayakan nyawanya dan keluarga, Putri Jang pun terpaksa mau menikah dengan Raja Joon. Masalah demi masalah datang ketika Ratu Ran meninggal. 18+ (Harap bijak dalam membaca) Ig Shasadewa

Shasadewa · Kỳ huyễn
Không đủ số lượng người đọc
72 Chs

Perayaan

"Yang Mulia Raja Won dan Ibu Suri tiba," seru seorang kasim sembari membuka daun pintu.

Sementara Putri Jang sibuk merapikan pakaiannya yang berantakan karena ulah sang suami.

"Kita lanjutkan nanti malam," bisik Raja Joon kepada Putri Jang sembari membantu sang istri merapikan bajunya.

Raja Joon menuntun Putri Jang menuju depan pintu menyambut kedatangan Raja Won dan Ibu suri.

"Hormat kami Yang Mulia," ucap Raja Joon dan Putri Jang sembari memberi hormat.

"Terimakasih."

Raja Joon mempersilahkan Raja Won dan juga Ibu Suri untuk duduk kemudian mereka berbincang bincang.

"Joon apakah benar berita yang beredar jika Jang sedang mengandung keturunan kerajaan Moon?" tanya ibu suri penasaran.

"Iya benar ibu saat ini Jang sedang mengandung keturunan kerajaan Moon yang akan menggantikanku kelak."

"Syukurlah, aku bahagia mendengarnya Joon. Selamat atas kehamilanmu Jang jaga baik baik kandunganmu," ucap ibu suri bahagia.

"Terimakasih atas perhatian anda Yang Mulia hamba akan menjaganya dengan sebaik mungkin." Putri Jang tersenyum bahagia.

"Mulai sekarang panggillah ibu dan ayah ketika kita berbicara pribadi seperti ini sama seperti kau memanggil ayah dan ibumu," ucap ibu suri sembari mengusap lengan putri Jang.

"Baik ibu."

"Joon adakan perayaan, umumkan kabar gembira ini besok," ucap Raja Won.

"Baik ayah."

"Jaga calon cucuku serta ibunya dengan baik Joon pastikan dia terlahir sempurna."

"Baik ayah akan aku lakukan dengan senang hati."

****

Malam ini udara begitu dingin karena di luar sedang turun hujan. Putri Jang merebahkan tubuhnya usai meminum secangkir teh mint yang menjadi favoritnya saat ini.

"Ssssh dingin sekali, sebaiknya aku segera tidur," ucap Putri Jang lirih sembari menarik selimut.

Tak lama kemudian disela tidur Putri Jang merasakan sebuah kehangatan, ia pun membuka sedikit matanya melihat sang suami yang entah semenjak kapan sudah tertidur pulas sembari mendekapnya. Putri Jang bergerak menelusupkan kepalanya pada dada bidang sang suami mencari kehangatan dan kenyamanan disana. Sementara Raja Joon yang menyadari adanya sebuah pergerakan pun semakin mendekap erat tubuh Putri Jang.

"Tidurlah yang nyenyak sayang," bisik Raja Joon sembari mengecup singkat pucuk kepala Putri Jang.

Menjelang pagi Putri Jang terbangun dan entah mengapa sudah tidak bisa tertidur lagi. Putri Jang membolak balikkan tubuhnya mencari posisi nyaman agar tertidur kembali namun ia justru tidak bisa segera tidur. Entah mengapa ia ingin sekali memakan manisan buah dan juga meminum teh mint saat itu. Raja Joon yang melihat kegelisahan sang istri pun segera membuka matanya dan bangkit dari tidurnya.

"Kau kenapa Jang? apakah ada yang sakit? atau ada yang membuatmu tak nyaman hemm? ayo katakan padaku sayang," ucap Raja Joon lembut sembari membelai pipi Putri Jang.

"A-aku, aku ingin sekali makan manisan buah dan meminum teh mint hangat saat ini, bisakah kau meminta Bibi Han kemari untuk membawakannya untukku," ucap Putri Jang hati - hati.

"Apa? manisan buah? di pagi hari begini? apa kau tidak takut sakit perut Jang?" tanya Raja Joon khawatir.

"Hikss hiksss aku mau itu, aku tidak bisa tidur hanya karena menginginkannya," ucap Putri Jang sembari terisak.

"Ssst baiklah baiklah ayah akan mengabulkan keinginanmu anakku," ucap Raja Joon sembari mengecup lembut perut Putri Jang.

Putri Jang tersenyum bahagia kala Raja Joon mengabulkan kemauannya. Ia bahkan terkagum kagum melihat sang suami sampai turun tangan sendiri menuju ruangan Dayang Han.

"Tunggulah sebentar sayang, aku akan pergi keruangan dayang Han sebentar,"

"Terimakasih suamiku," ucap Putri Jang sembari tersenyum senang.

Raja Joon pergi menuju ruangan Dayang Han meminta Dayang Han untuk membuatkan manisan buah dan juga teh mint hangat untuk Putri Jang.

Beberapa saat kemudian dayang Han datang membawa pesanan yang Putri Jang inginkan. Putri Jang tersenyum bahagia melihat semua pesanannya sudah datang ia buru buru meraih dan memakannya hingga habis tak bersisa kemudian menegak secangkir teh mint dan kembali melanjutkan tidurnya.

****

Pagi ini sebelum Perayaan dimulai Raja Joon dan Putri Jang mengunjungi ruangan Ratu Ran. Putri Jang duduk di pinggiran ranjang meraih sebelah tangan Ratu Ran kemudian menggenggamnya erat.

"Ran, bagaimana kabarmu? mengapa kau tidur lama sekali hemm? kau tega sekali meninggalkanku dan membuatku kesepian.Bangun lah Ran, temani aku melewati hariku. Ahh ya apa kau tau aku dan Joon kemari membawa kabar bahagia untukmu kita akan segera memiliki anak, apa kau mau membantuku mengurusnya hemm? aku pasti akan kerepotan nanti jika kau tak membantuku," ucap Putri Jang lirih.

Raja Joon sangat bahagia melihat Putri Jang mengajak bicara Ratu Ran. Ia tak menyangka jika istri keduanya ini benar benar baik hatinya. Bahkan ia mau berbagi untuk mengasuh anaknya dengan Ratu Ran hati Raja Joon tersentuh mendengarnya.

"Sayang bangunlah, ayo cepat berpamitan dengan Ratu Ran kita akan segera pergi menuju Perayaan."

"Baiklah tunggu sebentar saja suamiku."

"Ran, aku dan Joon pergi dulu, cepatlah bangun aku akan sering sering berkunjung kemari Ran. Aku janji akan hal itu."

Putri Jang dan Raja Joon pergi meninggalkan ruangan Ratu Ran menuju aula kerajaan tempat perayaan. Mereka disambut hangat oleh seluruh tamu undangan dan juga anggota kerajaan lainnya. Raja Joon dan Putri Jang menyapa dengan ramah setiap orang yang mereka jumpai saat itu.

"Selamat atas kehamilan Putri Jang semoga Yang Mulia Raja dan Putri sehat selalu,"

"Terimakasih," ucap Raja Joon sembari melanjutkan perjalanannya menuju singgasananya.

Raja Joon Putri Jang duduk berdampingan di atas singgasananya sebelum pembukaan acara perayaaan.

Begitu pintu penghalang dibuka Raja Joon melangkah menuju mimbar yang telah disiapkan memberikan pidato singkatnya serta memberitahukan tentang kabar gembira akan kehamilan Putri Jang kepada seluruh rakyatnya. Dan mengumumkan pembukaan bazar yang akan diadakan dihalaman depan istana.

"Hidup yang mulia Raja Joon."

"Hidup yang mulia Putri Jang."

"Semoga yang Mulia Raja dan Putri sehat dan bahagia selalu," sorak ribuan rakyat yang berdiri di depan aula kerajaan.

Raja Joon meresmikan pembukaan sebuah bazar untuk merayakan kehamilan Putri Jang. Hal tersebut disambut bahagia oleh para rakyat yang sudah menantikan kabar bahagia ini sebelumnya. Tradisi ini adalah tradisi wajib sebagai sebuah perayaan atas kehamilan calon penerus kerajaan Moon.

Raja Joon kembali kesinggasananya menggenggam erat tangan sang istri yang sedang tersenyum kearahnya.

"Apakah kau lelah hemm?" bisik Raja Joon lirih.

"Tidak, tapi aku ingin segera istirahat," ucap Putri Jang yang merasa lelah.

"Baik bersabarlah sebentar lagi kita akan pergi keruanaganmu."

"Hemmm."

Benar saja begitu sampai di ruangan Putri Jang langsung merebahkan diri dan tertidur pulas.

"Tidurlah sayang, kau pasti sangat lelah," ucap Raja Joon sembari mengecup kening sang istri mesra.

Raja Joon terpaksa pergi meninggalkan Putri Jang yang tertidur pulas untuk mengahadiri beberapa acara kerajaan hari ini.