webnovel

Sang Ratu Pengganti

Jang Shin Hye adalah putri yang memiliki segala kesempurnaan cantik, kuat dan pintar. Dia adalah putri Perdana Menteri Hwang, Putri Jang telah di persiapkan untuk menjadi istri pangeran kedua Dong Hwa, sejak mereka masih kecil. Namun ketika sang Ratu sakit keras demi menutupi gosip miring dan kegaduhan yang terjadi di lingkungan kerajaan Moon, Dewan kerajaan menunjuk Putri Jang untuk menikah dengan Raja Joon kakak dari pangeran Dong Hwa dan menggantikan tugas Ratu Ran. Tak ingin membahayakan nyawanya dan keluarga, Putri Jang pun terpaksa mau menikah dengan Raja Joon. Masalah demi masalah datang ketika Ratu Ran meninggal. 18+ (Harap bijak dalam membaca) Ig Shasadewa

Shasadewa · Fantasy
Not enough ratings
72 Chs

Kabar Bahagia

Usai mandi dan mengganti pakaian Raja Joon bersama Putri Jang menyantap makanan hasil masakan Putri Jang.

"Bagai mana Joon rasanya?"

"Enak lezat memang kenapa?"

"Benarkah? ini masakan saya, saya membuatnya khusus untuk anda."

"Benarkah itu."

"Hemmm, Jadi habiskan makanannya jika anda suka."

"Hemm tentu."

"Jang bisakah kau berbicara lebih santai, seperti aku bicara padamu."

"Maksud anda apa?"

"Berbicaralah yang lebih santai jangan menggunakan bahasa yang formal seperti anda saya rasanya kurang nyaman didengar oleh orang lain Jang."

"Baiklah Joon aku akan melakukannya dengan senang hati."

"Nah beginikan lebih enak didengar."

Putri Jang terkekeh mendengar ucapan dan senyum bahagia Raja Joon.

"Makanlah yang banyak Jang jagalah kesehatanmu karena ada penerus kerajaan Moon di dalam rahimmu."

"Uhuuuk," Putri Jang tersedak.

"Berhati hatilah Jang,"

"Apa yang tadi kamu katakan itu apakah benar?"

"Yang mana?"

"Ckk menyebalkan! begitu saja sudah lupa."

"Tentang pewaris kerajaan Moon?"

"Hemm... apakah itu benar?"

"Tentu saja."

"Jadi aku sedang mengandung? apa? aku mengandung." pekik Putri Jang kegirangan.

"Iya sayang. Kau sedang mengandung anak kita."

Putri Jang mendekap erat tubuh Raja Joon kemudian dengan manjanya duduk di pangkuan Raja Joon. Raja Joon membelai waja Putri Jang kemudian mengecup singkat bibirnya dan memghujani kecupan pada wajah putri Jang. Wajah Putri Jang merah merona mendapat perlakuan manis dan mesra dari Raja Joon.

"Joon apa kau bahagia?"

"Tentu saja. Semua juga pasti akan bahagia jika mengetahuinya."

"Bolehkah aku memberitahu ayah dan ibu?" tanya Putri Jang hati hati.

"Tentu saja."

"Benarkah? aku bahagia sekali Joon terimakasih." ucap Putri Jang mengecup singkat pipi Putri Jang.

Raja Joon menggandeng Putri Jang dengan mesra menuntun Putri Jang menuju ruangan Perdana Menteri Hwang untuk memberi tahukan kabar bahagia tersebut.

"Yang Mulia Raja dan Putri Jang tiba," seru seorang kasim.

"Hormat hamba Yang Mulia," ucap Perdana Menteri Hwang dan juga nyonya Yi.

"Ayah ibu... jangan berlebihan seperti itu jika kita tak sedang di istana berbicaralah padaku layaknya aku ini putramu, perlakukan aku sama seperti ayah dan ibu memperlakukan Jang dan juga kakak ipar," ucap Raja Joon lembut yang membuat Perdana Menteri Hwang dan juga Nyonya Yi terperanjat kaget dan saling bertatapan kemudian tersenyum.

"Baik Yang Mulia," ucap Perdana Menteri Hwang.

"Panggil aku Joon saja ayah."

"Ba-baik Joon," ucap Perdana Menteri Hwang sembari tersenyum.

Putri Jang yang menyimak pembicaraan antara ayah dan suaminya pun hanya tersenyum memperhatikannya ia bangga kepada sang suami yang mau menghormati kedua orang tuanya juga.

"Ada apa kamu kemari Joon?" apakah ada yang ingin kau bicarakan kepada kami? apakah ada sesuatu hal yang amat penting," tanya Perdana Menteri Hwang penasaran.

"Iya ayah ini sangat penting."

"Baiklah sebaiknya kita bicara sambil duduk dan menikmati seduhan teh hijau,"

"Hemm sepertinya itu ide yang bagus ayah," ucap Joon sembari tersenyum.

Perdana Menteri Hwang mempersilahkan anak dan menantunya untuk duduk dikursi tamu meminta seorang pelayan menyiapkan teh hijau.

"Ada apa Joon?"

"Aku memiliki sebuah kabar gembira untuk ayah dan ibu."

"Kabar gembira?" Perdana Menteri Hwang menaikkan sebelah alisnya.

"Hemmm... istriku Jang saat ini sedang mengandung keturunan kerajaan Moon," ucap Joon sumringah.

"Benarkah?" tanya sang ayah tak percaya.

"Itu benar ayah."

"Ahh ayah bahagia sekali mendengarnya selamat atas kehamilanmu putriku," ucap Perdana Menteri Hwang sembari memeluk Putri Jang.

"Iyaa ayah terimakasih," ucap Putri Jang tersenyum bahagia.

"Ibu juga bahagia sekali mendengarnya Jang mulai saat ini kau harus lebih hati hati sayang jaga baik baik kandunganmu."

"Iya ibu aku pasti menjaganya sengan baik."

Mereka berempat larut dalam obrolan kecil karena adanya berita bahagia tersebut.

"Sepertinya hari sudah mulai sore sebaiknya kita segera berpamitan Joon, kita harus segera kembali keistana," ucap Putri Jang mengingatkan.

"Hemmm... ya kau benar, ayah ibu kalau begitu kami pamit dulu... kami harus segera kembali keistana... berkunjunglah ke istana bu. Jang pasti senang jika ibu mau berkunjung,"

"Baiklah kalau begitu... nanti aku akan menyuruh ibumu untuk sering sering berkunjung ke istana Jang."

"Hemmm terimakasih ayah ibu," ucap putri Jang.

Perdana Menteri Hwang dan Nyonya Yi mengantar anak dan menantunya menuju kereta yang akan mereka tumpangi menuju ke istana.

****

Sesampainya di istana Raja Joon langsung pergi ke ruangan Putri Jang. Memanggil seluruh pelayan untuk berkumpul diruangan Putri Jang.

"Dengar dan camkan baik baik, hari ku umumkan sebuah kabar gembira kepada kalian Putri Jang sedang mengandung keturunan kerajaan Moon saat ini aku memerintahkan kalian mengawasi dan melayani Putri Jang istriku dengan baik serta membantu menjaga calon keturunan kerajaan Moon dengan baik."

"Baik Yang Mulia," ucap seluruh pelayan serempak.

"Baiklah kalian boleh pergi terimakasih atas kerja keras dan kesetian yang kalian berikan," ucap Raja Joon yang membuat para pelayan senang mendengarnya.

"Terimakasih Yang Mulia salam hormat dari kami semoga Yang Mulia Raja dan Putri panjang umur dan bahagia selalu," ucap Para pelayan serempak aembari membungkuk memberi hormat lalu satu persatu dari merwka pergi meninggalkan ruangan Putri Jang menyisakan Putri Jang dan Raja Joon disana.

"Terimakasih Joon."

"Untuk ?"

"Untuk segalanya."

"Itu pantas untukmu Jang kemarilah." Raja Joon menepuk pahanya meminta Putri Jang untuk duduk disana.

Putri Jang bergerak duduk di atas pangkuan sang suami yang kemudian langsung didekap oleh sang suami.

"Aku mencintaimu Jang, sangat mencintaimu sama seperti aku mencintai Ratu Ran," bisik Raja Joon lirih namun masih bisa didengar jelas oleh Putri Jang.

"Terimakasih aku juga sangat mencintaimu Joon."

"Sebelum perayaan bolehkah aku menemui Ratu Ran?" tanya Putri Jang hati hati.

"Untuk apa? maksudku kau mau apa ke sana?" tanya Raja Joon heran.

"Aku hanya ingin berkunjung dan aku ingin membagi berita gembira ini untuknya. Dia sahabat dan juga saudaraku Joon aku yakin dia pasti sangat gembira mendengar berita ini."

"Jika begitu mau mu kita akan pergi berkunjung kesana bersama Jang."

"Benarkah kau mau menemaniku?"

"Tentu saja kalian berdua adalah wanita yang sangat aku cintai apapun akan ku lakukan untuk kalian berdua dan aku sangat bahagia melihat kalian begitu akur dan saling menyayangi satu sama lain."

"Terimakasih Joon, tentu saja aku sangat menyayanginya dia begitu baik dan sayang padaku jadi tak ada alasan untukku untuk tidak menyayanginya."

Seluruh penghuni istana gempar mendengar kabar bahagia tentang kehamilan Putri Jang. Ibu suri dan Raja Won kala itu sedang bersantai pun langsung menuju ke ruangan Raja Joon sang putra untuk mengucapkan selamat dan ingin mendengar langsung berita tersebut.

Raja Won dan ibu suri hendak menuju keruangan Raja Joon namun niatnya urung kala seorang pelayan memberitahu jika Raja sedang berada diruangan Putri Jang.