Chapter 6. Pelecehan Seksual?
Di dalam arena koloseum, seorang anak kecil sedang berlari di sekeliling arena.
Nafasnya tersenggal-senggal, tubuhnya penuh keringat dan kotoran, tetapi dia terus berlari pelan.
Setelah satu putaran, ia berhenti dan tidur terlentang menghadap langit.
Atap koloseum adalah langi terbuka dengan awan cerah, tapi Raia tahu bahwa ini tidak berada di luar, tetapi di dalam rumah.
Sebenarnya, kenapa mereka begitu boros hanya untuk mencegahku keluar? Hingga atap koloseum mereka ubah menjadi seperti itu.
Jujur saja, itu tidak berguna, jika Raia adalah anak normal, Raia akan merasa senang melihat ini, tetapi dia tidak bodoh.
Dia tahu yang diluar adalah musim dingin dan penuh salju, bukan panas seperti ini.
Raia menghela nafas setelah nafasnya mulai stabil.
"Tunjukan kemajuanku."
Ding! Dering menyenangkan system terdengar dan layar mewah mengambang di depan Raia.
[Daftar latihan yang perlu host jalani untuk meningkatkan Level:
Berlari 400m/40km
Push up 14/400×
Plank 400×
Crunch 400×]
Raia yang melihat itu merasa bersemangat, jika ia mempertahankan kecepatannya saat ini maka ia akan naik level dalam 1 bulan.
Ia memandangi layar hologram yang terpaku di atasnya saat pemikiran aneh terbesit di kepalanya.
"Bukankah ini adalah kultivasi si malas? Kenapa aku harus bekerja keras seperti ini?"
Ya, Raia sudah memikirkan hal ini selama beberapa menit lalu, tapi ia melupakannya. Tapi sekarang ia teringat kembali dan segera bertanya pada system sebelum ia melupakannya.
Ding! Layar hologram berubah! Kali ini tidak dengan tulisan, tetapi dengan suara langsung!
[Menurut data yang dikumpulkan, yang diperlukan host saat ini adalah melatih pondasi anda, bukannya melatih energi anda.
Selama anda membuat tubuh anda kuat, maka anda akan dapat menyelesaikan masalah anda saat ini dengan mudah.]
Hal yang dikatakan system memang benar, tetapi tidak pertanyaan dibenak Raia menjadi semakin banyak.
"System, apa kamu perempuan?"
[Jangan salah paham host, system tidak memiliki kelamin. System menyadari bahwa host menyukai suara gadis-gadis dan system menggunakannya.]
"Hhmmm ... Mulai saat ini namamu Rui! Jangan panggil dirimu system lagi, dan gunakan nama yang kuberikan."
...
Tidak ada suara lain disini ... Sys- tidak, Rui sepertinya terdiam mendengar perkataan Raia.
[Terimakasih Host ...]
"Panggil aku Raia!"
[Terimakasih, Raia.]
"Hehe, sama-sama ... Panggil namaku saat kamu kesepian."
[Bukankah yang kesepian adalah anda?]
Setelah apa yang dikatakan Rui, Raia terdiam ... Dia melupakan sesuatu yang penting, ya saat ini dialah yang kesepian.
"Aku harus minta maaf pada ibuku lagi." Dia kemudian berdiri dan mengibaskan bagian bajunya yang kotor.
Dia berlari kembali ke tempat ibu dan ayah biasanya istirahat ...
...
Dia kembali, tetapi kedatangannya disambut oleh Sany.
"Tuan muda, kamu kotor dan bau sekali! Seperti tikus kecil!"
Kata-kata Sany menyakitkan seperti biasa, tetapi Raia tahu bahwa apa yang ia katakan adalah benar. Dia mengendus baunya dan itu sangat bau keringat.
Tetapi ia mengbaikannya dan bertanya pada Sany, "Dimana ibu dan ayah?"
"Mereka berdua saat ini sedang berada di kamar utama ruang bawah utama."
Kamar utama di ruang bawah tanah adalah kamar yang disediakan khusus untuk ayah dan ibu jika terjadi semacam bencana.
Tapi 2 tahun hidupnya ia tidak pernah melihat ayahnya dan ibunya pergi ke ruang bawah tanah, apa yang mereka lakukan?
Raia mengerutkan kening dan berlari menuju ruang bawah tanah melalui tangga rahasia. Tangga rahasia ini spesial, langsung mengarah ke ruang kamar utama ruang bawah tanah.
Kenapa Raia tidak menggunakan tangga umum? Jika ia memilih pilihan itu, maka ia harus melewati labirin rumit terlebih dahulu sebelum tiba di kamar utama.
Ruang bawah tanah di desain seperti labirin, demi mencegah seorang penyusup.
"Apa aku diabaikan?" Sany memberikan ekspresi rumit diwajahnya saat ia melihat kepergian Raia.
...
Raia sekarang tiba di depan pintu raksasa, ia tetap berdiri di depan pintu itu dengan ekspresi suram.
Bagaimana tidak suram jika ia mendengar suara-suara aneh seperti cambuk yang memecut seseorang, atau suara ayahnya yang berteriak dengan gila "Hentikan!! Aahhnnn!!"
Raia mengambil nafas dalam-dalam dan berteriak, "IBU KAMU DISANA? AKU MINTA MAAF KARENA HAL-HAL SEBELUMNYA. KALAU BEGITU AKU PERGI DULU. IBU AKU MENCITAIMU!!"
*TAK-TAK TAK-TAK ... TAK ... TAK*
Raia hanya membuat suara langkah kaki dengan kakinya, tetapi sebenarnya orangnya masih tidak bergerak sama sekali.
Ia mendengar suara Ayah dan ibu berbicara tentang sesuatu sebelum tawa gila ibunya menggelegar!
HAHAHA MARI KITA BERMAIN DENGAN LEBIH BAIK!!!
YA SAYAAAAANGGG!!!
Kemudian mereka bermain dengan lebih gila dan lebih keras daripada sebelumnya.
Raia yang mendengar itu, terdiam, ia tidak tahu harus bagaimana dan memutuskan meninggalkan tempat itu diam-diam.
Dia kembali ke lantai pertama dan memutuskan untuk pergi mandi.
Ia sudah 2 tahun sekarang, dan Sany sebenarnya masih menemaninya mandi.
Menjengkelkan karena ia selalu bermain-main dengan tubuhku, tetapi harus kuakui bahwa jari-jarinya sangat saleh, dan setiap bagian tubuhku merasakan itu sangat enak.
Ya sangat baik, tapi Sany bisakah kamu tidak bermain-main dengan penis ku? Kamu membuatnya menjadi keras!
Tapi jika itu keras maka ia akan berhenti dan saat itu tidur kembali, maka Sany akan membangunkannya kembali.
Sungguh, mungkin aku akan mengalami frustasi seksual dimasa depan jika seperti ini terus. Dan apakah ini yang dinamakan pelecehan seksual?
Sejak kapan, oh ya, sejak Raia berusia 2 tahun, Sany mulai aktif menggoda bagian tubuhnya.
Raia menyalakan shower dan membiarkan air hangat membersihkan sisa sabun di tubuhnya.
Saat ia tidak melihat sisa sabun lagi di tubuhnya, ia mematikan shower dan pergi keluar.
Disana Sany sudah menyiapkan handuk model pakaian dan mengenakannya pada Raia dengan seringai jahat.
Hoi jangan melihat barangku dengan seringai itu?!
Raia pergi kekamarnya dengan handuk itu, dan saat ia membuka pintu kamarnya ia melihat itu sangat bersih dan wangi, tetapi ia tidak melihat Nita di dalamnya.
"Dimana Nita?" Raia bertanya sambil menatap Sany.
"Dia membersihkan kamar ini lebih awal karena ia ingin memainkan game naruto strom 4 story mode hingga tamat."
Raia mengerutkan kening, 'bukankah ini yang dinamakan membolos pekerjaan? Hah~ '
Raia menghela nafas, 'kurasa itu baik-baik saja selama ia mengerjakan pekerjaannya sebelumnya.'
Raia memasuki kamar dan Sany mengikutinya setelah menutup pintu.
Raia duduk ditepi kasur, sementara Sany mengambilkan Pakaian yang akan dikenakan Raia.
"Tolong carikan piyama."
"Dimengerti."
Raia melihat bahwa Sany sudah mengambilkan piyama favoritenya dan ia senang. Membuka handuk dan membiarkan Sany memakaikan Raia piyamanya.
Setelah selesai, Raia duduk di tepi kasur, sementara Sany membawa handuknya dan hendak pergi.
Tetapi ia terhenti karena merasa tangannya di tarik. Ia berbalik dan bertanya, "Ada apa tuan muda."
Raia menatap Sany, dia ragu akan mengatakan ini atau tidak.
"Bisakah kamu menemaniku tidur?"
Sany terdiam tetapi matanya terbelalak, itu cukup untuk menunjukan betapa terkejutnya ia.
Ia melihat Raia dari atas kebawah dan mengangguk dengan senyum. "Tentu saja tuan muda."
"Panggil aku Raia saat kita hanya berdua, Sany." mendengar persetujuan Sany, Raia senang dan menuntunnya ke kasurnya.
Sementara itu, tubuh Sany mendadak tegang. Entah kenapa dia merasakan sensasi asing dari Raia dan dia hanya bisa mengangguk dengan patuh.
Sany terbaring di sampingnya, dan mereka saling berhadapan.
Baru kali ini Raia memperhatikan wajah Sany dari jarak sangat dekat, ia harus jujur, Sany sangat cantik dengan rambut panjang dengan warna seperti langit malam hari.
Pupilnya hampir sama warnanya dengan rambutnya, tatapannya memberikan perasaan feminim dan itu tidak terkecuali bahkan untuk Raia.
Bibirnya tipis dengan warna merah mudanya.
Raia meraih rambut panjang Sany dan berkata, "Sangat halus, rambut ini, indah."
Setelah mengatakan ini, Raia menutup mata dan tertidur.
Sementara Raia tertidur, Sany yang mendengar perkataan Raia memerah.
Jika Raia melihat ini maka ia akan dengan gembira meloncat-loncat dikasurnya, karena berhasil membuat wanita Kuudere ini memerah, tapi sayangnya ia tertidur dan tidak dapat menyaksikan ini.
Sany, memegang tangan Raia yang menyentuh rambutnya, ia menghirupnya, dan menyadari bahwa tubuh Raia sangat wangi.
Ia mendekat, sangat dekat untuk dapat melihat cerminan di mata masing-masing, tetapi ia tidak melakukan itu melainkan.
"Raia~" Sany kemudian mencium bibir Raia yang tertidur.
...