webnovel

Really, Can I Sleep?

Oh sungguh terimakasih tuhan! "Tapi ... Bolehkah aku tidur sebentar?" Raia tertidur dan terbangun kembali sebagai individu berbeda. Hidup sehari-hari di keluarga yang aneh adalah kehidupan terbaik, makan, berlatih, tidur, bermalas-malasan. Itu adalah hal yang Raia sukai, tetapi pada suatu hari. Raia harus berpisah dari orang-orang tersayang [Ibu] [Ayah] [Nita] [Sany] [Rindou] [Belut listrik bajingan!] Terpisah di dunia yang penuh Naga, penyihir, Titan bahkan Raja Laut. Raia memandangi semua monster adidaya dunia ini dan berkata, "Fuck For You!!! Jangan ganggu waktu tidur ku!!"

_Strawberry_Fresh_ · Anime & Comics
Not enough ratings
39 Chs

Chapter 7

Chapter 7. Ada yang hilang dari masakanmu

...

*Krieet*

Mendengar suara pintu yang terbuka, Raia terbangun dari tidurnya. Dia duduk kemudian mengusap-usap kedua matanya untuk mendapatkan pandangan lebih jernih.

Raia memandang tempat pintu itu terbuka, ia terkejut mengetahui bahwa ibunya berdiri diam disana, ekspresinya memperlihatkan bahwa ia terkejut dan penuh iri?

"Heii!! Kalian! Apa yang kalian lakukan saat ibu tidak ada?" ibu menunjuk Raia dan menunjuk Sany yang meringkuk seperti kucing kedinginan.

Raia kemudian sadar bahwa ia melihat kecantikan Sany tertidur pulas, ia tersenyum melihat pemandangan itu.

"Karena ibu tidak ada ... Aku jadi, sedikit kesepian. Karena itu, aku meminta Sany untuk tidur bersamaku. Apa boleh?"

Raia memiringkan kepalanya memperlihatkan bahwa ia tidak bersalah mengajak wanita tidur bersama.

Ibu melunak mendengar kata-kata Raia, tetapi ia kemudian sadar akan suatu hal dan menjadi sangat jengkel hingga ibu menggertak giginya.

"Boleh ... Tentu saja boleh putraku ... Tetapi, BISAKAH KAMU MENJELASKAN KENAPA TANGAN SANY BERADA DI DALAM CELANAMU?!!!" ibu berteriak sekuat tenaga dan itu membuat Sany perlahan terbangun.

Sany terbangun kemudian membuka dan menutup matanya dengan elegan, dan saat ia melihat Raia, ia tersenyum dan berkata, "Tuan muda anda memiliki kayu pagi yang baik disini."

"Hei Sany jangan menggerakannya!!?"

Raia meringis, ia bukan hanya mengalami awal hari yang baik, tetapi juga bencana yang baik.

Tepat saat ia berpikir seperti itu, ibu kembali berteriak sembari memerah saat ia menunjuk Raia dan Sany bergantian.

"KALIAN BERDUA!!? APA YANG KALIAN LAKUKAN!!?"

...

Begitulah hari-hari indah kami berlalu dan tanpa saya sadari sebulan berlalu.

Saat ini Raia sedang tidur terlentang di pinggiran arena kolosium, mengatur nafasnya dan mengelap keringatnya dengan pakaiannya.

"Raia silahkan ambil minuman ini." Sany menghampiri Raia dan memberikan Raia beberapa minuman mineral.

Raia duduk dan mengambilnya dari tangan Sany, kemudian ia segera meminum semua air mineral itu dalam sekejap.

"Terimakasih Sany."

"Sama-sama ... Apa kamu baik-baik saja melakukan latihan ini setiap hari? Apa kamu merasa lelah?"

"Aku baik-baik saja, dan ya, aku selalu merasa lelah setiap hari ... Tetapi sejak kamu dan ibu menemani ku tidur, pemulihanku menjadi sangat cepat."

Sany tidak menjawab tetapi tersenyum pada Raia.

Dalam sebulan ini, Raia mengalami banyak hal menjengkelkan, tidak, sebenarnya itu adalah hal yang menghibur.

Setelah pagi yang indah saat itu, ibunya dan Sany akan bermain suit setiap hari untuk menentukan siapa yang harus menemani Raia tidur hari itu.

Jika mereka seri maka mereka berdua akan menemani Raia malam itu, dan itu ternyata sangat menyenangkan.

Ia juga merasa Sany mulai lebih terbuka pada dirinya entah kenapa. Dan ibunya, hmmm ... Saya tidak akan mengatakan apapun tentang masalah ini, karena jika aku membahas ini maka aku punya firasat seseorang akan mati karena iri.

"System tunjukan kemajuanku."

[Daftar latihan yang perlu host jalani untuk meningkatkan Level:

Berlari 40km/40km

Push up 400/400×

Plank 400/400×

Crunch 400/400×]

[Upgrade]

Di bagian bawah layar, tombol upgrade muncul dan Raia menekan itu secepatnya.

Setelah menekan Upgrade, layar hologram bersinar dengan cahaya keemasan sebelum berganti.

Dan cahaya keemasan itu memasuki tubuh Raia dan memberikan sensasi hangat, kemudian Raia merasa bahwa tubuhnya menjadi lebih kuat walaupun peningkatannya tidak besar.

Merasakan sedikit perubahan di tubuh Raia, Sany memberikan senyum hangat dan berkata "Selamat telah naik level, Raia."

"Hehe, terimakasih Sany." Raia malu dan menggaruk bagian belakang kepalanya.

Ding!

Suara system terdengar, dan Raia memusatkan perhatian pada layar hologram.

[Daftar latihan yang perlu host jalani untuk meningkatkan Level:

Berlari 50km

Push up 500×

Plank 500×

Crunch 500×

Squat jump 500×]

Membaca itu, Raia memahami satu hal, selagi levelnya meningkat, jumlah tantangannya juga meningkat!

"Sany, siapkan pemandian, aku akan berolahraga sebentar sebelum kesana." Raia membuka tutup botol minuman mineral dan meminumnya. Ia menyisakan setengah air mineral dan menutup botolnya.

"Baiklah, selesaikan secepatnya Raia." Sany mendekat dan mencium bibir Raia, Raia tidak terkejut dan menerima ciuman.

"Kalau begitu selamat tinggal."

Raia mengangguk dan melambaikan tangan.

Inilah yang saya maksud bahwa Sany menjadi lebih terbuka kepada Raia.

Raia menjilati bibirnya dan menyadari bahwa bibirnya agak terasa manis, ia tersenyum dan kembali berlari selama sepuluh menit berikutnya.

...

Ia menyudahi sesi berlarinya dan mengecek kembali kemajuannya.

[Daftar latihan yang perlu host jalani untuk meningkatkan Level:

Berlari 2km/50km

Push up 500×

Plank 500×

Crunch 500×

Squat Jump 500×]

Raia mengangguk puas, setelah meningkatkan level ia merasa bahwa bukan hanya kekuatannya yang meningkat, tetapi berbagai aspek lainnya seperti ketahanan, kecepatan dan staminanya meningkat.

Raia memutuskan untuk kembali dan mandi kemudian tidur bersama dua kecantikan.

Ia melewati koridor-koridor panjang, tetapi ia berhenti tiba-tiba setelah mencium aroma masakan yang sangat lejat.

*Grawwww*

Ia memegang perutnya yang menggeram dan mencari asal dari aroma itu.

*Sniff-Sniff!* ia mengikuti aroma lezat ini dan berhenti setelah terhalang oleh pintu.

"AH KETEMU!" Raia melihat pintu kayu mahoni di depannya, ia memutar kenop pintu itu dan memasuki ruangan itu.

Ia memasuki ruangan itu, tetapi ia segera dibawa ke surga karena mencium aroma makanan super lezat.

Ia membelalakan matanya karena terkejut melihat seseorang yang familiar sedang memasak di ruangan itu.

"Rindou nee-san?"

Rindou berbalik dan melihat Raia memegang perutnya yang terus berbunyi, ia tersenyum hingga dan berkata, "Selamat datang! Silahkan duduk di tempat yang anda mau dan pesan makanan anda."

Raia menuruti kata Rindou, dan mencari kesekeliling, tetapi hanya menemukan satu pasang kursi dan satu meja di ruangan ini.

Raia duduk di kursi yang agak tinggi, ia perlu sedikit usaha untuk duduk di kursi itu, setelah duduk ia melihat daftar menu di depannya.

Ia penasaran dan membuka daftar itu untuk memuaskan rasa penasarannya, ia melihat banyak sekali daftar makanan di buku ini, dan disamping nama makanan, terdapat foto makanan tersebut setelah itu jadi.

Raia menjilat air liurnya yang hampir keluar dari mulutnya, ia terus memandangi satu persatu makanan di dalam daftar itu.

Setelah ia puas, ia memperhatikan Rindou yang sedang memasak sesuatu. Melihat tangannya yang lincah dalam memasak, memotong dan mensuir-suir bahan, Raia hanya bisa melihatnya dalam kagum.

Harap diketahui, Rindou saat ini memakai seragam sekolah dan memakai celemek.

Seragam sekolah apa itu? Tapi harus kukatakan itu bagus dalam desainnya.

"Rindou nee-san, kenapa kamu memasak?"

Setelah Raia mengatakan itu, pergerakan Rindou seketika terhenti selama beberapa detik, tetapi ia memulai dengan lebih lincah disaat berikutnya.

"Yah, tentu saja. Aku ingin mengejar seseorang!"

"Kenapa kamu mengejar orang itu?"

"Hahaha ..." Rindou tertawa dan menatap Raia sementara tangannya tidak berhenti, "Itu sudah jelas ... Karena aku mencintainya!"

"TADAA!! OMURICE RINDOU SIAP! SILAHKAN DINIKMATI~"

Ia kemudian meletakan omurice panas di depan Raia.

Raia menghirup aroma omurice itu dan ia merasa bahwa ia akan pingsan karena itu terlalu baik.

"Boleh kumakan?"

"Tentu saja!"

Raia menyatukan telapak tangannya  dan berkata "Itadakimasu!"

Ia kemudian mengambil sesendok omurice, ia menyendok omurice itu dan boom! Ia diserang oleh bom aroma yang sangat nikmat!

Raia memakan omurice di sendoknya selagi masih panas dan berikutnya ...

BOOOMM!! Ia diserang oleh boom aroma tepat di mulutnya, ia merasa bahwa ia berada disurga dengan hatinya ditembak oleh panah asmara.

Ia benar-benar jatuh cinta oleh rasa ini!

Kemudian, tanpa mementingkan etika dalam makan lagi, ia memakan omurice Rindou dengan air mata disudut matanya.

Pipinya menggembung karena terlalu banyak menampung makanan tetapi itu membuatnya terlihat sangat lucu.

Setelah 2 menit, omurice habis dan Raia mengeluarkan sendawa kepuasan.

"Bagaimana pendapatmu?" Rindou mengantisipasi tanggapan dari Raia.

Tetapi Raia memutuskan tidak dengan segera menjawab, ia meminum air mineral yang sisa setengah tadi dan menghabiskannya.

Mengeluarkan sendawa lain, kemudian ia memandang Rindou dengan kepuasan.

"Makanan anda sangat enak!"

"Tentu saja, itu karena Rindou yang membuatnya, nyuhuhuhu."

"Ya, masakan buatan Rindou nee-san sangatlah enak! Itu adalah yang terbaik di dunia ... Tetapi."

*Cling* Raia meletakan sendok itu di sudut piring.

Rindou mengerutkan kening dengan kata-kata tetapi di akhir.

"Tetapi?"

"Masakan anda kekurangan satu hal!"

Raia memandang Rindou dengan serius, tetapi Rindou hanya tertawa terbahak-bahak dan berkata, "kamu pandai membuat lelucon ya? Hahahaha!! Itu sangat lucu!"

Raia mengangguk. "Kamu memang lebih baik merasakannya secara langsung daripada melalui kalimat verbal."

Tiba-tiba Rindou mengubah sifatnya yang ceroboh menjadi berbahaya, seolah-olah ia adalah ular yang memperhatikan mangsanya.

Ia menyipitkan matanya saat menatap Raia dan berkata, "Kalau begitu, tunjukan padaku apa kekurangannya?"

"Huhu!" Raia tertawa, turun dari kursinya dan mulai menyiapkan bahan-bahan di dapur ini yang diperlukan untuk membuat omurice.

Rindou terkejut, "Hei, kamu benar-benar akan memasak?"

Raia mengangguk dalam diam saat ia berkonsentrasi dalam memilih bahan.

Melihat betapa fokusnya dia, Rindou memutuskan untuk tidak mengganggu, ia duduk di kursi yang berhadapan dengan Raia sebelumnya.

Setelah ia selesai memilih, ia menyusun bahan tersebut.

Karena kompor tersebut agak tinggi, ia membawa kursi yang dipakainya sebelumnya untuk digunakan saat ini.

Raia menyalakan kompor dan mulai memasak.

Rindou melihat gerakan amatir dan kaku Raia, ia memberikan tawa provomatif dan mengatakan, "Gosong." sambil menutup mata.

Keheningan melanda, dan 1 menit kemudian aroma sangit tercium, Raia melihat makanannya gosong dan merasa sakit hati, ia membuang bahan gosong tersebut ke tong sampah dan mulai memasak lagi.

Kali ini ia tidak memberikan suasana main-main, melainkan suasana yang memberitahu siapa saja bahwa ia adalah pemimpin.

Tidak mendominasi, tetapi itu memberikan perasaan ketenangan dan kesejukan.

Rindou jelas melihat perubahan suasana tiba-tiba dan membuka mata, tetapi ia harus terkejut karena gerakan yang Raia tampilkan saat ini tidak memberikan kesan amatir beberapa saat lalu.

Ia, memberikan kesan bahwa ia adalah profesional dalam bidang memasak.

Gerakannya santai dan tetapi Rindou meneguk ludah karena melihat betapa seriusnya ekspresi Raia.

Selama 5 menit berikutnya, Raia mematikan kompor dan memindahkan omurice yang dimasak kedalam piring.

"Omurice Raia Siap! Silahkan dinikmati!" Raia kemudian meletakan omurice emas yang menggugah selera di depan Rindou.

Rindou menjilat bibirnya, ia mencium aromanya terlebih dahulu dan tidak menemukan sesuatu yang spesial dalam aromanya.

"Bolehkan?"

"Silahkan!"

"Itadakimas!" kemudian Rindou mengambil sendok itu dan menyendok omurice, ia melihat bahwa aroma ini sangat familiar tetapi ia tidak bisa mengingat kapan aroma ini tercium.

Ia kemudian memasukan sesendok omurice panas itu kedalam mulutnya.

Tiba-tiba dunia menjadi hening.

Raia tidak bisa melihat ekspresi Rindou dari posisinya, tetapi ia menyadari bahwa gerakan Rindou terhenti saat ia memasukan sesendok omurice itu.

"Apa kamu merasakan itu? Apakah sekarang kamu tahu apa yang hilang dari masakanmu?"

Rindou tidak menjawab dan terus diam, tetapi Raia sekilas melihat air mata menetes.

"Ya, masakanmu membutuhkan cintamu ... Merindukan kasih sayangmu apakah kamu melupakan orang yang kamu cintai itu?"

Setelah mengatakan itu, Raia menghela nafas dan pergi keluar ruangan ini, ia menutup pintu. Tetapi tidak meninggalkan tempat ini, ia berdiri bersandar tepat di belakang pintu.

Ia mendengar suara tangisan wanita dari dalam ruangan itu, kemudian Raia memutuskan untuk pergi dan membiarkannya sendirian.

"Aku harap kamu mencintai seseorang yang juga mencitaimu, Rindou nee-san."