webnovel

Really, Can I Sleep?

Oh sungguh terimakasih tuhan! "Tapi ... Bolehkah aku tidur sebentar?" Raia tertidur dan terbangun kembali sebagai individu berbeda. Hidup sehari-hari di keluarga yang aneh adalah kehidupan terbaik, makan, berlatih, tidur, bermalas-malasan. Itu adalah hal yang Raia sukai, tetapi pada suatu hari. Raia harus berpisah dari orang-orang tersayang [Ibu] [Ayah] [Nita] [Sany] [Rindou] [Belut listrik bajingan!] Terpisah di dunia yang penuh Naga, penyihir, Titan bahkan Raja Laut. Raia memandangi semua monster adidaya dunia ini dan berkata, "Fuck For You!!! Jangan ganggu waktu tidur ku!!"

_Strawberry_Fresh_ · Anime & Comics
Not enough ratings
39 Chs

Chapter 5

Chapter 5. Ini adalah hukuman anda karena ceroboh!

Saat ini, ruang makan yang biasanya penuh dengan suasana ceria, berubah 180° hingga menjadi suram.

Ibu dan ayah, berdiri di depan putra mereka, Raia.

"Raia, apa kamu tahu apa kesalahanmu?"

Raia menunduk dan tidak berani menatap ibunya, dia merasa malu sekaligus takut. Sekali ibunya marah ia akan memiliki sifat yang sama sekali berbeda.

Di depan ibunya yang telah berubah menjadi singa betina, Raia hanya bisa dogeza dan berkata, "Aku tahu ibu, maaf."

Tidak ada suara lain di ruangan itu selain penerangan lilin indah di tengah ruangan.

"Sekarang, Raia apa kamu tahu apa yang akan terjadi jika ibumu telat memberikan manik-manik segel?"

Raia terdiam, ia tidak tahu masalah itu sama sekali. Dan sudah jelas jika ia tahu itu, ia tidak akan melakukan kesalahan seperti ini.

"No ..." Raia menggelengkan kepalanya.

Melihat tingkah putranya ia menghela nafas dan terdiam, ini juga terjadi karena kesalahannya yang tidak menjaga Raia dari bertindak ceroboh.

"Hal yang terjadi padamu sering disebut Pengorbanan. Biasanya seseorang yang bertempur dan telah menghabiskan energi mana mereka, mereka akan menjadikan nyawa mereka sebagai bahan bakarnya. Dan itulah yang terjadi padamu."

"Benar, itu adalah hal yang berbahaya Raia, aku tahu kamu suka bertindak ceroboh, tetapi jika sudah berada di tahap ini ... Maka harus ada hukumannya." Kali ini si ayah tenang dan menatap Raia dengan sangat serius, ia benar-benar khawatir akan terjadi sesuatu padanya.

Hukum? Hukuman macam apa itu?

Raia tahu bahwa ayah dan ibunya sangat menghkawatirkannya, dan ia merasa bersalah akan hal itu karena membuat mereka khawatir, jadi satu-satunya jalan adalah menerima hukuman mereka.

Raia sudah siap jika ia dilarang untuk membaca buku, selama beberapa bulan. Ia sendiri tidak terlalu terburu-buru untuk menyelesaikan quest yang diberikan system, karena system tidak memberikan batas waktu.

"Baiklah ... Raia, mulai saat ini kamu akan dihukum! Untuk tidak membaca buku selama 5 tahun!"

Ya, sudah kuduga itu akan terj— Tunggu apa? 5 Tahun?!

"Ibu! Kenapa harus 5 tahun?! Itu terlalu lama!"

"Raia ... Apa kamu akan melawan sekarang setelah mengakui kesalahanmu?"

Raia terdiam ... Dia tidak tahu harus bagaimana, 5 tahun? Itu terlalu lama! Apa yang bisa ia lakukan di rumah ini selain membaca? Keluar rumah? Aku menginginkan itu tetapi kalian membuat aturan untuk tidak keluar? Apakah kalian benar-benar merasa senang saat mengekang kebebasan seseorang?

Ia kali ini merasa sangat tidak terima di dalam hatinya, tetapi ia tidak berani menolak ibunya.

Ia hanya bisa diam saja.

"Apa kamu sudah merenungkannya Raia?"

Raia terdiam, memikirkan akan betapa bosannya dia selama 5 tahun kedepan, ia hanya bisa menerima hukumannya.

Setelah mengangguk, Raia keluar dari ruangan tanpa memperdulikan orang-orang di dalam ruangan itu lagi.

"Apakah aku terlalu keras pada anakku?" Tanpa diketahui Raia, ibunya yang berbicara dengan mendominasi beberapa saat lalu terlah berganti menjadi yang lain.

Ia bergerak dan bermaksud untuk pergi menjemput Raia, tetapi ia merasakan tangannya di pegang erat oleh suaminya.

"Biarkan kali ini ia merenungkan kesalahannya." Si ibu menatap kepergian Raia dan menunduk, ia sebenarnya merasakan sakit hati melihat anaknya begitu sedih, tetapi ia sendiri tidak bisa melakukan apa-apa, ini semua demi membuat Raia jera dari bertindak ceroboh

...

Entah sudah berapa lama ia berjalan ia tidak tahu hal itu. Ia berjalan sendiri di koridor penuh jendela indah.

Dia berhenti, menatap pemandangan disisi lain jendela. Melihat itu, ia hanya bisa menghela nafas.

Entah itu sejak ia berusia 0 tahun atau sesudahnya, pemandangan disisi lain jendela selalu menampilkan latar yang sama. Itu penuh salju.

Raia berpikir, apakah itu hanya ilusi? Tetapi saat ia menyentuh jendela kaca itu, ia merasakan suhu dingin menyapa telapak tangannya.

Ia menghela nafas saat bergumam, "Aku ingin keluar."

Plak!

Ia menampar kedua pipinya untuk kembali ke kenyataan, kemudian ia pergi ke area yang agak luas.

Hanya bisa dikatakan bahwa ini hanyalah sebuah koloseum mini. Ia tiba di tengah-tengah kolosium itu, memandangi sekitar hanya untuk melihat bangku penonton yang kosong.

Raia duduk disana dan mencoba menenangkan diri, hanya dengan bermeditasi ia bisa menenangkan emosinya yang bergejolak.

Entah sudah berapa lama waktu berlalu, Raia sama sekali tidak menghitungnya, tapi ia merasakan kenyamanan di tempat ini.

Perasaan ini berbeda daripada yang lain, ia pernah merasakan keheningan seperti ini sebelumnya, dan ia merindukan sesuatu seperti ini.

Ia merasa aneh saat ini, ia tahu bahwa ini adalah rumahnya saat ini, tetapi ia hanya merasakan rumah sebenarnya adalah ditempat seperti ini, tempat yang tenang dan sunyi.

Mungkin ini adalah sifat dari kemalasan yang sudah mengakar di tubuhnya.

Ia meninggikan telinga tetapi tetap tidak bergerak atau membuka mata sama sekali.

Ia merasakan angin ini memiliki nada tertentu yang membuatnya lebih tenang. Ia mulai berkonsentrasi pada nada angin ini, tetapi begitu ia memusatkan fokusnya pada suara angin, ia menyadari bahwa nada itu berhenti.

Ia menyerah, tetapi nada itu terdengar kembali. Raia bingung, ia kembali fokus ke suara itu tetapi suara itu kembali menghilang

Ia mengerutkan kening dan menyerah, dan nada itu kembali terdengar, tetapi kali ini ia tidak melakukan hal yang sama, melainkan membiarkan nada itu membuatnya tenang.

...

Raia membuka mata.

Ia mengerutkan kening.

"Tunggu! Sejak kapan aku tertidur?"

Ia tersadar dengan sakit kepala menyengat, dan saat ia ingin mencari tahu apa yang membuatnya sakit kepala, gelombang informasi tanpa batas memasuki kepalanya. Ia mencerna informasi ini dalam sekejap dan mengetahui bahwa informasi ini ternyata sangat penting.

Kultivasi si Malas yang saya dapatkan telah aktif!?

Apa penyebabnya? Apakah nada itu? Tidak! Seharusnya ada sesuatu yang lain.

Ia sudah mengaktifkan jalur kultivasi, yang berarti ia sudah berada di tahap pertama.

Tetapi menurut informasi di kepalanya, setiap tahap kultivasi dibagi menjadi 5 ranah universal.

Ranah pembentukan inti!

Ranah Jiwa Sejati!

Ranah Tuan Kesempurnaan!

Ranah Tuan Surgawi Emas!

Ranah Tuan Kekacauan!

Ia saat ini berada di tahap paling rendah, Ranah pembentukan inti!

Setiap ranah dibagi menjadi 9 tahap, tahap 1-3 dinyatakan sebagai tahap awal. 4-6 adalah menengah dan 7-9 adalah puncak.

Tetapi karena keistimewaaan system, Raia melompat tahap awal dan langsung tiba di tahap menengah.

Mungkin ini juga berlaku karena resonansi keduanya, System dan kultivasi, semua yang Raia miliki selalu ada nama malas. Jadi Raia berasumsi bahwa dia melompati tahap awal karena system dan kultivasi saling beresonansi dan mengkordinasi.

Jika itu mungkin maka, hehe panen kembali bung.

"System, kamu pahamkan?"

System tidak menjawab tetapi mengeluarkan status Raia.

[Nama: Raia

Usia: 2 tahun 6 bulan

Level: 4/ Ranah pembentukan Inti

Julukan: Wisdom Trainee

HP: 120/120

MP: DIBEKUKAN!

ATK: 4

END: 4

INT: 18

AGI: 4]

Hoho. Itu adalah hal yang baik, tetapi bukan ini tujuan Raia menggunakan system.

"System, tampilkan hal yang perlu dilakukan untuk meningkatkan level."

Dering! Suara menyenangkan dan menggairahkan kembali terdengar.

[Daftar latihan yang perlu host jalani untuk meningkatkan Level:

Berlari 40 km

Push up 400×

Plank 400×

Crunch 400×]

Melihat daftar itu, Raia hanya bisa terdiam. Apa-apaan push up sebanyak 400 kali itu? Tunggu, hei itu bisa dicicil ternyata.

Raia tertawa gila. "Mweehee~Mweehee~Mwehee ... MweHUK! Huk! Huk!" ditengah tawa gilanya ia terbatuk.

Sementara itu, sosok wanita berpakaian seragam militer berwarna merah terlihat mengambang di udara, ya jika Raia meliharnya ia akan tahu siapa dia, Flare Rindou!

Flare Rindou merasa kasihan kepada anak itu mengetahui bahwa ia dihukum, tetapi ia menemukan gelombang energi aneh yang familiar.

Ia mencari sumbernya dan berhasil menemukannya, ya itu adalah Raia. Bukan hanya itu, ia merasakan auranya sedikit berbeda dari sebelumnya, dan auranya saat ini terlihat lebih maskulin.

"Sepertinya dia menggunakan Jalur Kultivasi? Sedikit Menarik ..." kemudian sosok itu pergi meninggalkan kolosium mini, tetapi ia berhenti setelah mendengar tawa gila Raia.

"Apakah dia akhirnya jadi gila? Ah! Dia terbatuk! Kasihan ... "