Baru saja raka sampai di apartemen, seorang wanita yang juga baru datang langsung menghampirinya.
"Kok telat?" Tanya wanita cantik itu saat telah berada di hadapan raka.
"I..itu yang macet," jawab Raka sedikit gugup.
Mereka berdua memasuki apartement dengan Raka yang terus bergelut manja di lengan istrinya tak mempedulikan dinda yang kesal karenanya.
Nama wanita itu adinda Nia Az-Zahra istri sah Raka, seorang wanita cantik bak ABG meskipun telah berusia 31 tahun. Banyak yang mengira kalau dia masih anak SMA karena wajahnya yang baby face dan imut menggemaskan.
Baru saja mereka tiba di ruang keluarga, raka mencium bau bau masakan.
"Yang kamu tadi masak?" Tanya Raka pada adinda yang hanya duduk diam.
"Nggak,"
Brukk
(Anggap aja suara pecahan gelas).
"Eh yang dengar kan tadi?" Tanya Raka dan langsung mendekat kearah Dinda.
"Hmm palingan cuma kucing" jawab Dinda santai dan sedikit menggeser posisinya.
"Gak mungkinlah kita kan gak melihara kucing. Atau jangan jangan maling lagi," jawab raka mulai takut, padahal kan dia ketua black karlos masa sama maling aja takut.
"Cek sana,"ucap dinda.
"Gak, gue takut kalo maling beneran terus ngapa ngapain gue. Entar Lo kawin lagi," kata Raka dramatis.
Dinda memutar bola matanya malas, kok bisa yah dia memiliki suami kek Raka untung aja ganteng dan kaya kalo nggak, gak mungkin dia mau nikah sama dia.
"Terus Lo nyuruh gue? Gue capek habis kerja." kata Dinda memelas.
"Kan Lo sendiri yang mau kerja yang, padahal tanpa Lo kerja pun gue bisa menafkahi Lo tanpa kekurangan sedikitpun bahkan sampai 14 turunan."
"Terserah deh gue capek malas berdebat," jawab Dinda sembari memejamkan matanya, duduk si sofa.
"Yang jangan tidur dulu," kata raka yang takut.
Tak tak...
Suara langkah kaki seseorang refleks membuat Raka terlonjak kaget dan tanpa sengaja memukul keras bahu Dinda yang memejamkan matanya.
Hal itu membuat Dinda membuka matanya tak lupa memukul tangan rak "Lo apa apansih, sakit tau," kata dinda mengusap bahu nya yang tadi di pukul si raka.
"Tadi ada suara.." belum sempat Raka menyelesaikan ucapannya seorang remaja datang dan mengambil tempat duduk di sofa dengan sepiring nasi goreng di genggamannya.
Raka yang tak mengenal remaja itu refleks berdiri "woy lu siapa?!" Tanyanya dengan telunjuk mengarah pada Rayhan yang sedang menikmati nasi goreng buatannya.
Rayhan mendongak menatap seseorang yang juga menatap dirinya. Rayhan bingung siapa pemuda di hadapannya ini, mengapa ia bisa masuk ke apartement papanya.
"Anda yang siapa, kenapa bisa masuk ke apartement saya," jawab rayhan tajam pada si pemuda.
"Ini apartement gue, jangan ngaku ngaku Lo" kata Raka dengan sorot tajam pula.
"Apa maksudnya dengan mengaku apartement miliknya. Atau jangan jangan gue kali yah yg salah masuk apartement" batin Rayhan.
"Kok diam? Lo maling kan ngaku Lo!" Tuntut raka.
"Anda jangan asal bicara mana mungkin saya maling,"elak rayhan. Masa cowok setampan dan se unyu dia di katakan maling.
"Eh tapi kok Lo bisa masuk sini sih kan yang tau password nya cuma gue, dan keluarga gue,"kata raka mulai bingung.
"Grandpa" kata Rayhan pelan.
Raka melipat kedua tangannya mendengar kata rayhan"Heh Bocah emang kakek Lo siapa? Ngapain nyuruh Lo ke apartement gue, dan dari mana dia tahu password nya."
Rayhan hendak menjawab namun di dahului oleh Dinda "Lo sebenarnya siapa?" tanya dinda ikut berbicara.
Rayhan mengalihkan pandangannya ke arah wanita yang berbicara tadi. Saat melihat wajah wanita itu tiba tiba ada perasaan aneh yang datang padanya, seperti perasaan nyaman dan rindu entahlah padahal ini pertama kalinya ia melihat wanita itu kalo di masa lalu entah pernah bertemu atau enggak.
"A..ku," Rayhan berkata gugup sambil menatap Dinda.
"Ngapain Lo natap istri gue kek gitu," sinis Raka.
"Gue tahu istri gue memang cantik, imut tapi dia udah punya suami dan suaminya itu gue orang tertampan di Indonesia awas aja jika Lo berani macam macam."
Rayhan tak mengurusi apa yang Raka ucapkan karena fokusnya hanya menatap wanita yg berdiri dihadapannya.
"Dinda ih jangan natap dia juga dong nanti dia salting gue kan cemburu," kata Raka memanyunkan bibirnya beberapa senti.
"Dinda" gumam Rayhan masih menatap wajah wanita yang di panggil Dinda itu.
"Dinda?" Ulangnya sekali lagi.
("Om nama Mama ku siapa?" Tanya Rayhan pada Dika. Ray cuma menanya kan tentang mama nya tidak dengan papa nya.
Dika tertawa mendengar pertanyaan dari keponakannya itu,"masa kamu gak ingat nama orang tua kamu sendiri."
"Beneran om, Rayhan lupa."
"Baru 6 tahun udah lupa sama mereka gimana kalo puluhan tahun," kekeh Dika
"Kan namanya juga manusia om tempat salah dan lupa."
"mama kamu namanya Dinda. Pesan om kamu jangan kaget ya melihat bagaimana kelakuan mereka, yang perlu kamu lakukan hanya bersabar, pokoknya kamu harus banyak banyakin stok kesabaran deh kalo ketemu sama mereka."
"Emangnya kenapa om?"
"Nanti kamu tau sendiri," kata Dika dan pergi ke kamarnya.
"Om Dika gak asik" kesal Rayhan)
Rayhan mengingat bagaimana percakapannya dengan omnya semalam sebelum datang ke sini. Kata omnya nama mamanya Dinda tapi masa iyya Dinda yg di maksud om Dika itu Dinda yang berhadapan dengannya kini.
Rasanya itu mustahil. Gimana gak mustahil, wanita yang berhadapan dengannya ini sangat imut, muda dan cantik tidak seperti ibu ibu di luar sana. Dia tampak seperti remaja yang sebaya dengannya, rasanya gak mungkin.
"Eh bocah ngapain bengong," kata Raka menyadarkan Rayhan dari melamun nya.
"Ma..ma," cicit Reyhan sangat pelan sehingga tidak begitu kedengaran.
"Apa? Gue gak denger," kata Raka.
"Mama," ulang Rayhan menatap pada Dinda dengan pandangan yang berkaca kaca.
Raka dan Dinda syok mendengar perkataan dari remaja asing itu.
"Jangan ngadi Ngadi Lo, dia itu istri gue," kata Raka tak terima dan berdiri di hadapan Dinda.
"Apaan sih," ketus Dinda masalah nya itu si raka menghalangi pandangannya.
"Mama," panggil Rayhan dan berjalan ke arah Dinda tak peduli pada Raka yg terus mengoceh serta menatapnya tajam.
"Minggir, dia mama saya,"kata rayhan menunjuk pada dinda.
"What? Jangan ngaku ngaku Lo, jujur sama gue siapa sih Lo,"kata raka kesal.
"Gue anaknya mama dinda," jawab Rayhan.
"Gak usah bercanda, ngaku siapa yg nyuruh Lo" kata Raka masih tak percaya.
"Kalian gak percaya?" Tanya Rayhan.
"Ya enggaklah. gue aja kagak kenal Lo siapa. asal usul Lo."
"Yaudah bentar aku Telpon om Dika dulu,"kata rayhan lalu mengambil handphone nya.