webnovel

Pengakuan

Dikamar yang didominasi dengan warna putih. Disinilah aku menghabiskan waktuku saat aku tidak ada kegiatan diluar dan disini juga saksi dari segala pristiwa yang pernah aku alami.

Aku masih mengerjakan semua berkas yang berkaitan dengan hotel, meskipun hari ini adalah hari libur. Tak ada yang bisa aku lakukan biasanya orang-orang akan pergi dengan keluarga atau dengan teman-teman mereka tapi itu tidak akan berlaku untuku.

Aku mendengar suara ponsel miliku yang berbunyi. Ternyata itu Daniel aku yakin dia pasti ingin bertanya apakah aku bisa ikut dia pergi ke kota Ars-en-Ré atau tidak.

Saat aku masih melamun memikirkan tentang tawaran Daniel tiba-tiba Emery mengambil ponselku dan membaca pesan yang dikirim Daniel.

" Siapa itu Daniel dan kenapa dia berkata siap untuk berangkat. "

" Bukan siapa-siapa. " jawabku cepat

" Hah apa jangan-jangan dia kekasihmu ya. "

" Jaga bicaramu dia hanya temanku saja tidak lebih dari itu. "

" Yakin hanya seorang teman, bila kau memiliki kekasih tuan Grey pasti akan marah besar kepadamu. "

Aku jawab dengan anggukan. " Baiklah kalau begitu. Hei bagaimana kalau kita sekarang pergi keluar berjalan-jalan. Tuan Grey dan nyonya juga tidak ada dirumah. " Aku yang mendengar hal tersebut berpikir untuk menerima tawaran Daniel.

Lalu aku bertanya kepada Emery kalau aku sudah punya rencana sendiri untuk liburan kali ini. Setelah aku menjelaskan aku justru dipandang dengan raut penasaran. Aku menyakinkan dirinya kalau aku tidak memiliki hubungan apa-apa kepada Daniel.

Setelah itu aku bersiap-siap untuk pergi. Aku menghubungi Daniel dan kami akan bertemu direstoran yang tak terlalu jauh dari rumahku.

Setelah sampai disana aku melihat Daniel sudah menunggu disana. Entah kenapa saat aku melihat Daniel dia terlihat lebih tampan dari biasanya.

" Hei Jessy akhirnya kau tiba juga. " sapanya kepada diriku.

" Apa kau siap pergi. " Aku menjawab dengan anggukan.

" Tapi memang kita pergi dengan apa. " Lalu ia menunjuk sebuah montor berjenis triumph bonneville. Dia lalu memberikan helm padaku setelah aku naik dia berkata kepadaku. " Apa kau pernah naik motor dengan kecepatan tinggi ? " Aku menggelengkan kepala.

Setelah itu dia langsung memacu montornya dengan kecepatan tinggi. Sontak aku langsung memeluk erat dirinya. Daniel hanya tertawa dengan perbuatanya.

Perjalanan menuju kota Arsen-Ré membutuhkan waktu lima jam itu bila menggunakan mobil untuk kesana. Tapi karena kami menggunakan sepeda montor jadi kami membutuhkan waktu sekitar enam jam untuk tiba disana.

Aku melihat jam sudah menunjukan puku tiga sore. Daniel membawaku kepantai yang berdekatan dengan monumen Phare des baleines. Aku melihat deburan ombak yang menyapu pinggiran pantai seperti seorang penari. " Bagus bukan sayangnya ini tidak seperti di pantai Copacabana dahulu. " kata Daniel.

" Tapi ini juga terlihat sangat bagus. "

Lalu Daniel mengajak diriku pergi ke phare des baleines. Disana Daniel mengajak diriku untuk melihat keindahan kota Ars-en-Ré dari ketinggian.

Aku dapat melihat semua bangunan yang ada disekitar monumen tersebut. Kami disana hanya sekitar dua jam saja. Daniel berkata kalau aku diundang untuk ikut menghadiri perayaan paskah dikeluarganya.

Sebenarnya aku tidak ingin ikut dengan alasan aku hanya orang asing. Tapi Daniel tetap memaksa akhirnya aku mengiyakan.

Saat aku tiba dirumah Daniel ada banyak sekali orang disana. Saat mereka melihatku dengan tatapan penuh tanya kepada Daniel.

Daniel menjelaskan siapa diriku kepada mereka dan mereka menyambut diriku dengan tawa dan senyuman. Lalu Ibunya Daniel mendekati diriku lalu berkata. " Silahkan duduk disini Jessy. " Lalu aku duduk disamping Ibunya dia bercerita banyak tentang Daniel dan saudara-saudaranya.

Aku merasa nyaman berada disekitar mereka. Perasaan yang selama ini ingin aku miliki tapi tidak dapat aku rasakan yaitu kehangatan keluarga dapatku rasakan disini.

Jam menunjukan pukul sembilan malam. Daniel mengajak diriku jalan-jalan disekitar rumahnya kami berbicara banyak hal. Lalu kami berhenti disebuah taman karena sudah malam secara otomatis teman itu sangat sepi.

Kami duduk disana. " Malam ini sangat menyenangkan aku belum pernah merasakan pengalaman seperti ini sebelumnya. Terimakasih Daniel kau mau membawaku kesini. " dan hanya dijawab dengan anggukan olehnya.

" Bagaimana kalau aku mengantarmu pulang sekarang. " kata Daniel kepadaku. " Tidak usah tadi aku sudah menelpon Emery untuk datang menjemputku. " Aku lalu melihat wajah Daniel yang terlihat sangat murung.

" Daniel kau kenapa wajahmu terlihat bingung. " kataku kepadanya.

" Jessy apa yang akan kau lakukan bila seandainya aku membuat kesalahan apa yang kau lakukan. "

" Apa maksudmu, aku sama sekali tidak paham ? "

" Aku rasa aku jatuh cinta kepadamu sejak pertama kali kita bertemu. Aku tau ini terdengar gila tapi ini memang benar setelah kau pergi pada malam itu aku terus memikirkan dirimu ya walaupun aku tau kita tak akan mungkin bertemu lagi. Tapi tidak disangka kita bertemu lagi dan kita bisa berbicara disini. " ucap Daniel.

Aku begitu kaget mendengar perkataan Daniel aku bingung bagaimana cara menanggapi perkataan Daniel. " Daniel kau harus tau kalau aku sudah memiliki seorang pasangan dan kau harus tau dimana batasanmu. "

" Begitu rupanya, sepertinya aku kalah cepat ya. Tapi apakah kau mencintai dirinya. " Kata Daniel dengan memandang wajahku.

" Tentu saja aku mencintai dirinya. " jawabku dengan penuh keyakinan.

" kalau begitu cium aku. " Aku kaget mendengar perkataan Daniel. Daniel lalu mendekatkan wajahnya kepadaku semakin dekat sampai aku dapat merasakan hembusan nafasnya.

Bibir kami bersentuhan. Aku merasakan sesuatu yang mengganjal dihatiku sesuatu yang meronta bahwa aku menginkan lebih daripada ini. Daniel menghentikan ciumanya lalu dia berkata. " Kau tidak menamparku...kau tidak menamparku. " Sambil tersenyum dia berkata lalu pergi meninggalkan diriku sendirian ditaman yang dipenuhi dengan berbagai macam perasaan.

Aku lalu menghubungi Emery bertanya dimana dia sekarang. Tak lama setelah itu dia datang lalu bertanya kepadaku.

" Jessy kenapa kau menangis ? "

" Tidak tau entah kenapa air mataku ingin keluar. " Emery lalu tidak bertanya apa-apa lagi. Dia lalu mengantardiriku kembali pulang.

Sesampainya dirumah aku menguncinya dan aku langsung menuju tempat tidurku disana aku menutup mataku untuk tidur, berharap rasa yang ada di hatiku bisa menghilang.

Bersambung