webnovel

Rache

Puncak dari rasa sakit adalah kehilangan. Namun, Puncak dari kehilangan itu sendiri adalah mengikhlaskan. Tuhan sudah merencanakan takdir manusia. Siapapun tidak bisa lepas darinya sejauh apa ia pergi dan sejauh apa dia berlari. Aksara tau, tuhan sudah melukiskan sebuah takdir dengan apiknya jauh sebelum ia lahir. Tapi bisakah ia mengeluh? Bisakah ia berkeluh kesah pada tuhan. Aksara tau, banyak orang yang lebih buruk keadaannya dibandingkan dirinya. Tapi untuk saat ini, tolong biarkan Aksara mengeluh sekali saja. Tuhan memang maha baik, jadi tolong ijinkan ia mengeluh. Meratapi apa yang sudah terjadi. Hidupnya yang sudah mulai tertata, bak bangunan megah dengan pilar pilar tinggi menjulang, roboh dalam satu kedipan mata. Semuanya pergi satu persatu. Meninggalkan Aksara dalam sendu sembiru badai gelombang kehidupan yang mungkin tak berkesudahan.

Eshaa_ · Hiện thực
Không đủ số lượng người đọc
312 Chs

Kejujuran

Mas Yudhis, Mas Abim, Arjuna, Aksara, Raka, Ardi, Mbak Mia, Mbak Manda, Karin, Nathalie, Maya, dan Angel tengah duduk melingkar di ruang tengah. Di tengah mereka sebuah botol bekas sirup berada. Berputar hingga berhenti di menghadap Arjuna.

"Truth or dare," seru Raka, membuka permainan mereka malam ini sekaligus menanyai korban pertama dari permainan ini, "Kalo lo past sama todnya nanti di hukum nyemilin boncabe," lanjut pemuda itu seraya meletakkan sebotol cabe bubuk di tengah tengah mereka tak jauh dari botol itu.

Arjuna berdecak, melirik sekitarnya sebelum menjawab lantang, "Truth,"

"Cemen lo laki bukan pilih truth," ejek Karin, menatap kekasihnya itu dengan pandangan remeh.

"Dia kan emang cemen Rin," sahut Mas Abim tak kalah meremehkan.

Arjuna hanya mengedikkan bahu, "Gue cuma antisipasi. Sebagai korban pertama gue harus melihat nanti dare sama truth macam apa yang bakalan kalian kasih,"

Chương bị khóa

Hỗ trợ các tác giả và dịch giả yêu thích của bạn trong webnovel.com