webnovel

Rache

Puncak dari rasa sakit adalah kehilangan. Namun, Puncak dari kehilangan itu sendiri adalah mengikhlaskan. Tuhan sudah merencanakan takdir manusia. Siapapun tidak bisa lepas darinya sejauh apa ia pergi dan sejauh apa dia berlari. Aksara tau, tuhan sudah melukiskan sebuah takdir dengan apiknya jauh sebelum ia lahir. Tapi bisakah ia mengeluh? Bisakah ia berkeluh kesah pada tuhan. Aksara tau, banyak orang yang lebih buruk keadaannya dibandingkan dirinya. Tapi untuk saat ini, tolong biarkan Aksara mengeluh sekali saja. Tuhan memang maha baik, jadi tolong ijinkan ia mengeluh. Meratapi apa yang sudah terjadi. Hidupnya yang sudah mulai tertata, bak bangunan megah dengan pilar pilar tinggi menjulang, roboh dalam satu kedipan mata. Semuanya pergi satu persatu. Meninggalkan Aksara dalam sendu sembiru badai gelombang kehidupan yang mungkin tak berkesudahan.

Eshaa_ · Realistic
Not enough ratings
312 Chs

Permainan

Mbak Mia, Mbak Manda, dan Karin duduk melingkar di ruang tengah. Bermain monopoli. Namun sejak beberapa saat yang lalu terus terdengar seruan protes dari Mbak Manda dan Karin karena Mbak Mia yang bermain curang.

Aksara yang duduk tak jauh dari mereka dengan tengah mengusap kepala Nathalie yang tertidur di pahanya hanya menghela napas panjang, "Jangan berantem deh,"

"Itu tuh Teh Mia apaan curang," Karin mengerang protes, menatap nyalang pada Mbak Mia yang bahkan tidak terlihat menyesal atas apa yang sudah ia lakukan, "Kak Yudhis pacar lo nih ngecheat,"

"Udah biasa kan dia kalo main curang gitu," jawab Mas Abim, memasuki ruang tengah seraya membawa semangkuk mie kuah yang masih mengepulkan asapnya, "Ada banyak mie tuh di dapur kalo pada mau. Bikin sendiri ye gue ogah kalo di suruh bikinin,"

"Ih mau miee," seru Angel yang baru saja memasuki ruangan, berjalan beriringan dengan Ardi.

Karin diam diam menyeringai melihat itu, "Lihat aja pulang liburan jadian beneran pasti kalian,"

Locked Chapter

Support your favorite authors and translators in webnovel.com