" maafkan aku ka...maafkan aku yang selama
ini selalu menyakitimu. aku sudah tau semuanya.semua pengorbanan kamu untukku. aku...aku mohon maafkan aku." kata Risya sambil melepaskan pelukannya dan hampir saja bersujud dihadapan Arul memohon maaf. namun Arul langsung menariknya dalam dekapannya.
" iya..sudah jangan menangis lagi. aku sudah maafkanmu. jangan bersujud di kakiku. kamu pantasnya ada dihatiku bukan di kakiku. kamu adalah belahan jiwaku. aku tak akan mengijinkanmu berada di kakiku. Aku sangat mencintaimu. " kata Arul sambil terus memeluk Risya erat seakan takut kehilangannya.
" Yang sudah terjadi biarlah menjadi pelajaran berharga untuk kita dan memperkuat tali cinta kita. Semoga ini menjadi awal berseminya cinta yang suci diantara kita. " kata Arul masih tetap mendekap Risya. Mendengar kata-kata kekasihnya itu membuat hati Risya bergetar. Dia mendongak agar bisa melihat wajah kekasihnya itu. Arulpun menunduk agar bisa melihat Risya dengan jelas. pandangan mereka bertemu memancarkan getaran-getaran cinta yang mereka rasakan.
Arul lalu menunduk kembali agar bibirnya bisa menyentuh bibir Risya. Mereka berciuman sangat lembut dan dalam. Arul mendorong Risya sampai ke tembok kamarnya, mereka masih terus berciuman. tangan kiri Arul berada dikepala Risya dan tangan kanannya mengunci pinggang Risya. mereka masih berciuman dari mulai ciuman lembut sampai ciuman kasar. hingga nafas mereka tersengal-sengal Arul melepaskan ciuman mereka.
" Aku mencintaimu ka.." kata Risya masih dengan nafas yang memburu.
" Aku juga sangat mencintaimu.." balas Arul sambil mencium kening Risya.
Risya menempatkan kepalanya di leher Arul. Aroma sabun bercampur tubuh Arul mampu membuat Risya begitu ingin menciumnya. dengan penuh gairah Risya menciumi leher Arul hingga membuat tanda merah di lehernya yang putih. Arul mendesah nikmat merasakan sentuhan yang diberikan bibir Risya. membuat nafsu syahwatnya meningkat.
" aah...sayang."
Arul lalu membuka hijab Risya dan menemukan leher jenjang Risya yang seputih salju. diapun memberikan kissmark di leher Risya yang membuat Risya menggelinjang dan mencengkeram baju Arul.
Tangan Arul mulai bergerilya disetiap inchi tubuh Risya yang harum sambil terus menciumi leher Risya dan menjilatinya.sensasi panas seperti terbakar masih dirasakannya. Arul merapikan rambut Risya ke samping dan mencium tengkuk Risya dan memberikan kissmark lagi. Risya mendesah "ohh...kak..Arul...sayang."
Setan terus membujuk mereka untuk terus bercumbu dan memuaskan hasrat mereka. namun Adzan Isya berkumandang menyadarkan mereka dari kegiatannya.
" kak...sudah adzan. " kata Risya dengan suara serak karena masih berada dalam dekapan dan ciuman halus Arul.
" i..iya...sebentar lagi. " ucap Arul yang masih asyik mencium tengkuk dan leher Risya. Akhirnya Dia berhenti dari kegilaannya. dan menjauh dari Risya.
Risya dan Arul terasa canggung setelah ciuman mereka. Risya memakai jilbabnya lagi, masih terasa ciuman-ciuman Arul tadi membuatnya tersenyum dan tersipu malu. Arul melihat hal itu pun tersenyum simpul penuh arti. Arul mendekati Risya dan membantu Risya memperbaiki jilbabnya.
" kita sholat bareng ya sayang. " kata Arul lagi.
Risya mengangguk..mengiyakan.
Mereka sholat bersama. Arul menjadi imamnya. saat itu hati Risya begitu bahagia sholat bersama Arul. Dia berharap bahwa Arul kelak akan terus jadi imamnya. dan selalu sholat di depannya. Arul pun sama, Dia juga merasakan getaran cintanya semakin dalam ketika Risya berada dibelakangnya sebagai makmumnya. hingga suaranya bergetar saat membacakan surat Al-Fatihah. suara Arul begitu Indah mengalun membacakan ayat-ayat suci Al-Quran. Airmata menetes, mensyukuri keagungan Allah dan merasakan kebahagiaan yang Allah berikan hingga Dia bisa sholat bersama dengan kekasih hatinya. Selesai sholat dan berdoa Risya menjabat tangan Arul dan mencium punggung tangannya. dan Arul mencium kening Risya. mereka tersenyum bahagia.
" sayang...aku punya sesuatu buat kamu ?"
" apa itu ka" tanya Risya
" tutup mata kamu dulu. "
" buat apa? "
" udah nurut aja. "
Risya lalu memejamkan mata.
" udah belum " tanya Risya.
" udah buka matamu. " kata Arul
Risya membuka matanya. di depannya Arul sudah berlutut sambil memegang sebuah kotak cincin yang sangat indah. spontan Risya menutup mulutnya karena sangat terkejut dengan hadiah yang diberikan Arul.
" Risya Adlina Putri maukah kamu menikah denganku?" tanya Arul seperti seorang pangeran yang sedang melamar tuan putri.
Risya tak mampu berkata-kata dan hanya mampu mengangguk tanda setuju. lalu Arul menyematkan cincin di jari manis Risya.
Risya melihat jari manisnya dengam senyum bahagia. tidak menyangka malam itu Arul akan melamarnya.
" walaupun belum resmi. tapi ini adalah pengikat cinta kita sayang. "
" makasih ya ka. ini sangat indah. " kata Risya berkaca-kaca.
" Udah kita makan yuk? laper nih. "
" iya ayuk. "
" kak..."
" hm.."
" kalo orang tua kita nggak setuju hubungan kita gimana ka?"
" ya kita harus berusaha memenangkan hati mereka. "
" kalo mereka menyuruh kita berpisah bagaimana?"
" minta sama Allah supaya membolak-balik hati mereka agar bisa merestui cinta kita. kamu harus berpikir positif dong. "
" Iya ka. tapi aku takut...takut papahku nggak ngijinin. papahku orangnya sangat keras. "
" kita lihat besok aja ya. yang penting kita punya niat baik. semoga Allah melancarkan semuanya. "
" Aamiin.."
Risya dan Arul menghabiskan waktu bersama. Arul mengantar Risya sudah jam 10 malam tapi rasanya Dia masih enggan berpisah dengan kekasihnya itu. Apalagi Arul tau bahwa teman sekamar Risya hari ini masuk sore semua dan baru pulang jam 12 malam nanti.
" Sayang, aku temani kamu ya sampai teman-teman kamu pulang? Aku takut terjadi seperti waktu itu waktu kamu sendiri di kamar. aku sangat khawatir. " kata Arul sedikit manja dengan masih menggenggam tangan Risya.
Risya sebenarnya juga nggak mau berpisah sama Arul tapi dia juga sangat lelah. Dan kondisinya juga belum sehat sepenuhnya.
Tapi dia tidak bisa menolak kebaikan Arul. jujur Risya juga takut sebenarnya dikamar sendirian.
" iya ka..temani aku dulu ya. kamu nggak cape kan?" tanya Risya.
" kamu tuh yang terlihat lelah. kalo kamu cape berbaring aja dikamar. nanti aku tungguin disini. "
" Enggak ah..aku disini aja. bolehkan aku bersandar di dadamu kak?" kata Risya sambil merebahkan diri di dada Arul.
" Tentu boleh dong sayang. sini biar kamu nggak cape dan bisa istirahat.kamu tunangan aku sekarang." kata Arul sambil memposisikan dirinya di belakang Risya agar Risya bisa nyaman bersandar padanya.
" Ris..."
" hm..." ucap Risya dengan mata terpejam mencoba mengistirahatkan dirinya.
" kamu dah tidur ? liat tuh bintangnya indah banget malam ini."
Risya membuka matanya dan melihat bintang-bintang memang begitu cerah malam ini. Dia terpana dengan keindahan bintang dan bulan malam ini.
" iya ka.indah banget ya."
" andai suatu hari kamu harus memilih."