" Risyaaaa.."
Arul terbangun dari tidurnya. keringat membanjiri tubuhnya, nafasnya terengah- engah. wajahnya pucat..kekhawatiran muncul dipikirannya.
" huft...untung cuma mimpi. tapi mimpiku buruk sekali. " Arul lalu membaca doa.
" Audzubillahimina syaithonirrojim" sebanyak 3x lalu meludah ke arah kiri sebanyak 3x juga. Arul membalikkan bantalnya, tapi tidak melanjutkan tidurnya. udah waktunya sholat ashar, Arul langsung mandi dan melaksanakan sholat Ashar dan segera menuju Rumah sakit untuk melihat Risya.
Selama perjalanan Arul terus memikirkan mimpi buruknya. Badannya merinding dan berdoa semoga hal itu tidak akan pernah terjadi pada kekasihnya lagi. Arul tidak bisa membayangkan hal buruk terjadi lagi pada kekasih hatinya. " tidaak...itu tidak boleh terjadi". Emosi Arul menjadi tidak stabil, Dia lalu meminta mang Ali mengantarnya ke kantor Polisi.
" Mang kita ke kantor polisi dulu ya mang." kata Arul
" mau ngapain ke kantor polisi? mau nglaporin Bela?
" Enggak mang. saya mau ngebebasin dia malah. "
" kok dibebasin Rul, bahaya buat nenk Risya kalo sampe Bela bebas. "
" Tapi saya nggak punya pilihan mang, Bela itu orang yang sangat kejam. walaupun dia dipenjara dia bisa suruhan orang buat nyakitin Risya. dan itu lebih berbahaya mang karena kita nggak tau orangnya. dan saya juga nggak bisa melindunginya setiap saat. Saya harus cari cara nanti. saat ini saya harus menuruti semua keinginan Bela. " kata Arul menjelaskan
Mang Ali cuma manggut-manggut membenarkan omongan Arul.
" kamu kaya makan buah simalakama ya Rul. "
" dimakan mati emak, nggak di makan mati bapak. ( artinya : kalo dilaporin tetep aja khawatir non Risya bakal dicelakain. nggak dilaporin pasti akan dibenci oleh semua orang karena menganggap membela kejahatan. )"
" Ya gitulah mang. saya bingung sebenarnya dan bagaimana saya menjelaskannya nanti ke Risya dan keluarganya. tapi ini jalan satu-satunya yang bisa saya lakukan saat ini."
" kamu yang sabar ya Rul, tetap selalu berdoa sama Allah biar diberi jalan yang terbaik. kalo memang kamu berjodoh sama nenk Risya Insha Allah pasti akan dimudahkan jalanNya. " nasihat mang Ali yang tau banget hubungan cinta Arul dan Risya selama ini.
Arul lalu ke kantor polisi dan memberikan keterangan bahwa semua adalah kecelakaan dan Bela tidak melakukan dengan sengaja. walaupun agak sedikit curiga dengan keterangan yang dibuat Arul. tapi cuma Arul saksi kunci pada kejadian malam itu. Dan juga Bela juga mendapatkan jaminan dari orang tuannya sehingga dia tidak ditahan.
Arul sampai di Rumah sakit dan segera menuju ke kamar Risya. sampai disana Risya sedang berkumpul dengan teman-temannya.
" Assallamuallaikum.."
" Waallaikumsalam. " jawab mereka berbarengan. ketika mereka melihat Arul yang datang raut wajah mereka berubah tidak senang.
" Ya udah Ris, kita pamit dulu ya. Semoga lekas sembuh. "
" loh kok pada pulang ? " tanya Arul
Mereka mengabaikan sapaan Arul dan pergi tanpa melihat Arul. Arul hanya bisa beristigfar melihat kelakuan teman-temannya.
" Aku ngganggu kamu ya sayang ?" tanya Arul
" enggak kok. ga usah dipikirin. " jawab Risya datar. Risya nggak tega melukai hati Arul walaupun dia paham kalo mereka marah sama Arul karena sudah membuat Risya dalam bahaya.
" Ris, mas Darma nggak kesini?"
" tadi kesini tapi trus tadi katanya di suruh ke kantor polisi buat ngasih keterangan soal kasus penusukanku oleh Bela. "
Deg...hati Arul berdegup kencang. Itu artinya sebentar lagi mas Darma akan tau kalo dia sudah memberi keterangan palsu dan akan membebaskan Bela dari segala tuduhan. Pasti mas Darma akan sangat marah. Arul menggeleng-gelengkan kepalanya "enggak....enggak..." gumamnya
" enggak kenapa kak ?"
" eh...enggak papa kok. sayang kamu dah makan. ini aku bawakan martabak kesukaan kamu." kata Arul mencoba mengalihkan perhatian.
" ihh...enak tuh. mana sini aku mau kak."
" sayang, mengenai kasus kamu. Apa nggak sebaiknya kita lupakan saja..."
" maksud kamu ka? kamu ingin aku melepaskan penjahat begitu saja?" tanya Risya agak marah.
" Bukan begitu sayang. aku cuma takut terjadi sesuatu sama kamu. kamu tau Bela itu sakit jiwa. dan dia bisa melakukan apapun walau Dia berada dalam penjara. " kata Arul mencoba menjelaskan.
" Aku nggak takut ka. "
" Tapi aku sangat takut Ris. "
" Aku tetap akan menuntut Bela ka. Dia nggak bisa dibiarkan bebas begitu saja. " Saat ini Risya bener-bener marah pada Arul.
" Kamu nggak ngerti sayang. kamu nggak kenal Bela. Dia..."
" Cukup ka. Aku nggak mau dengar lagi. " kata Risya sambil menutup telinganya.
" Ya udah. kamu jangan terlalu banyak mikir dulu ya...yang penting kamu sehat dulu. "
kata Arul mengalah.
" kak...apa kamu cinta sama aku?" tanya Risya curiga karena terbakar cemburu. Risya mengira Arul masih mencintai Bela sehingga Dia nggak mau Bela dipenjara.
" kok nanya begitu sayang. aku cuma cinta sama kamu. " kata Arul sambil membelai rambut Risya. Dia lalu memeluk Risya dan membiarkan Risya bersandar didada bidangnya. Risya lalu memeluk Arul dengan manja membenamkan wajahnya di dada bidang Arul.
" kak... kapan kita akan menikah?" tanya Risya
" kenapa? apa kamu tiba-tiba ingin melakukan...." Arul tidak melanjutkan kata-katanya karena mulutnya di bekap Risya dengan ke dua tangannya. wajah Risya memerah. Arul sangat gemas melihat wajah Risya yang seperti itu.
" hahahahaha...jadi benarkan kamu ingin segera menikah karena kamu pengin ML kan." kata Arul tertawa.
" ihh...dasar otak mesum...kamu..." Risya tak melanjutkan kata-katanya karena Arul sudah membekap bibir Risya dengan bibirnya. melumatnya dengan lembut. membuat Risya menjadi melayang karenanya. sensasi ciuman yang diberikan Arul membuat gairah dalam dirinya memuncak. saat Arul melepaskan ciumannya Risya justru merasa tidak Rela. Dia justru melingkarkan tangannya di. leher Arul dan mulai menciumi kekasihnya lagi.