MKC 51
…
Dari raut muka dia yang selalu terlihat serius ada yakin yang tidak bisa gue abaikan. Bukan kali ini saja gue mendengar ucapan Ebi seperti barusan. Dan seperti yang sudah-sudah, gue selalu mengelaknya.
Kali ini pun.
"Terus gue harus bilang makasih?"
"Nggi...lo belum pernah pacaran kan?"
"Terus apa hubungannya?"
"Justru itu yang mau gue tanya, lo punya masalah apa sampai enggak mau menerima cinta gue?" jujur apa yang Ebi ucap hanya membuat perut gue semakin mules.
Diam. Duduk terdiam. Hanya itu yang bisa gue lakukan. Heran sendiri, dari kemarin-kemarin ada saja yang bicara ngaco kebangetan ke gue.
"Gue pulang aja ya."
"Tuh, menghindar lagi kan?"
"Mister Sebastian yang saya hormati... tolong jangan membuat gue semakin nggak punya alasan buat kesini lagi ya. Gue masih sekolah dan urusan hati yang begituan enggak usah dibawa-bawa deh. Cari gih, cewek yang mau lo ajak pacaran di luar sana. Jangan gue."