lanjutan cerita:
flashback sebelumnya.
waktu 21.55 yaitu jam 10 kurang.
Ketika sedang perjalanan, Tasya di bonceng oleh Rafael naik motor aerox menuju pulang.
Tasya menyadari baterai hp nya sedang low tinggal 5% dia lupa kalau seharus nya dia mengisi/charge ponsel sebelumnya.
...
"duhh baterai nya sudah mau hbs nih..." kata Tasya.
setelah beberapa saat baterai hape nya habis dan ponsel nya pun mati.
//yah.. kok mati sih.. ini gara-gara lupa charger hp tadi!// Tasya mengeluh di dalam hati.
Tasya merasa khawatir karena dia pulang agak lambat sampai ke rumah nya. karena jarak perjalanan menuju rumah nya lumayan jauh. sehingga butuh waktu kira-kira 20-30 menitan.
....
Di tengah perjalanan. Rafael tiba-tiba belok kepinggir dan berhenti di trotoar jalanan. Tasya pun heran kenapa dia berhenti di jalan..
mereka berhenti di lokasi tepian sungai Mahakam Samarinda tepat di dekat turapan..
Tasya menjadi khawatir akan hal itu. karena kalau sampai di rumah dia bakal di omelin oleh ibu nya..
....
"loh kok berhenti sih?.. nanti Tasya di marahin mamah.. " kata Tasya sambil sedikit panik.
...
Rafael melepas helm dan berdiri di samping Tasya yg masih duduk di atas jok belakang motor.
"Tasya.. aku minta waktu sebentar. boleh yaa?" kata Rafael.
" apa itu?. kenapa nggak besok aja? soal nya mamah pasti cariin nih.. " Tasya meminta Rafael segera mengantar nya pergi..
"sebentar aja kok.. aku serius ngomong sama kamu Tasya..beri waktu aku sebentar. " Rafael memohon kepada Tasya.
" kalau gitu cepetan.. Tasya mau cepat pulanng!.. " Tasya berkata sambil buru-buru.
...
Rafael pun terdiam. namun dia bingung mau harus mulai bicara apa ke Tasya..
Tasya menatap Rafael yg sedang diam memikirkan sesuatu hanya saja saat ini Tasya sedang terburu-buru.
"cepetan dong, Rafael!.. kalau mau bicara sama Tasya besok aja napa!" Tasya mendesak Rafael..
....
"iyaa Tasya.. maaf. aku mau bilang ke kamu. sebenarnya aku sudah lama suka sama kamu.. " Rafael menyatakan perasaannya sembari malu-malu.
sejenak Tasya terdiam. dia sedikit kaget ternyata dugaan nya benar..
dia menyadari bahwa kalau Rafael suka sama dia. namun di sisi lain Tasya tidak punya perasaan apapun terhadap nya..
...
"okee,,,Tasya paham kok.. terimakasih sudah kasih tau ke Tasya" Tasya menghargai perasaan Rafael.
...
lagi-lagi Rafael diam bingung mau bicara apa Lagi.
"ayooo dong buruan! Tasya nanti di marahin kalau sampai di rumah!." Tasya mendesak karena buru-buru.
"maaf.. kalau gitu langsung aja. kamu mau nggak jadi pacar aku, Tasya?" Rafael memberanikan diri menembak Tasya.
Tasya bingung mau jawab apa. dia tidak mau menerima Rafael begitu saja. karena dia saat ini tidak punya perasaan terhadap nya..
" gimana yaa.. soal nya aku gak punya perasaan sama kamu Rafael.. jadi maaf yah~" belum selesai bicara lalu di potong oleh Rafael yg sedang memaksa.
" aku nggak peduli kamu nggak punya perasaan sama aku!.. tapi setidaknya terima lah aku sebagai pacar mu Tasya!.. aku yakin suatu saat kamu pasti punya perasaan sama aku!" Rafael memaksakan kemauan nya terhadap Tasya.
"nggak bisa gitu!.. aku nggak mau seperti itu!. " kata Tasya.
"kalau gitu aku mau tanya..!? kamu sudah punya perasaan sama cowok lain kah?" tanya Rafael.
" nggak ada kok.. cuman Tasya belum siap mau pacaran sekarang " Tasya berkata ke Rafael.
" kalau begitu jadi pacar aku aja Tasya!.. aku gak perduli kamu nggak punya perasaan terhadap aku.. setidak nya tolong terima aku!" Rafael berbicara sambil teriak.
....
saat ini Tasya tidak punya waktu untuk memikirkan dia. Karna ibu nya pasti mengkhawatirkan dia..
..
"okee tunggu dulu.. Tasya nggak bisa jawab nya sekarang. setidak nya tunggu aja besok yah.. soal nya Tasya pasti di cariin sama mamah.. !" Tasya mempertegas alasan nya. dia tidak bisa menerima Rafael begitu saja.
" nggak!. aku butuh jawaban mu sekarang.. kalau besok kamu pasti bakal lari dari aku Tasya!.. " Rafael memaksa Tasya..
"aah! kamu ini maksa banget jadi orang!. kalau gitu aku mau pergi cari tumpangan lain aja! " Tasya turun dari motor ny Rafael lalu hendak pergi berjalan cari tumpangan lain.
Rafael menggenggam erat pergelangan tangan Tasya.. dia tidak menyadari kalau genggaman nya memeras terlalu kuat sampai Tasya merasa kesakitan di pergelangan tangan nya..
"iissh.. sakit tau!.. " Tasya di tahan paksa oleh Rafael..
" aku gak akan biarkan kamu pergi sebelum kamu Nerima aku!" kata Rafael menggenggam erat pergelangan tangan Tasya..
" kalau gitu jgn paksa tasya dong..! ini nama nya pemaksaan!. " teriak Tasya ke Rafael.
"kamu harus Nerima aku!. sebelum aku antar kamu pulang!" kata Rafael.
....
" kalau kamu gitu.. Tasya bakal teriak nih! aah sakitt!" tangan Tasya di tarik paksa oleh Rafael..
side story of arya :
sekarang menunjukkan pukul 11 malam..
Arya sedang mengendarai motor dan berkeliling..
seperti biasa dia memakai helm dan jaket ojol nya..
Dia sedang melihat-lihat area jalan setiap dia lewati..
Benar,dia sedang mencari Tasya setelah ibu nya Tasya mengabari nya.
Arya juga merasa khawatir sama Tasya. karena Tasya adalah masih gadis remaja SMA. maka dari itu di khawatirkan takut kenapa-kenapa sama dia.
....
Kali ini Arya berada di daerah jalan tepian sungai.. sambil menulusuri setiap area yg dia lewati..
beberapa saat kemudian, dia melihat dua orang pemuda anak remaja cewek dan cowok sedang ribut di pinggir jalan. Karena malam Arya tidak bisa mengenali siapa mereka.
dari apa yg dia lihat dari dua pemuda yg ribut itu, si cowok memegang erat dan menarik pergelangan tangan si cewek..
Arya pun penasaran apa yg terjadi, dia tidak tega sama si cewek itu yg terlihat di paksa oleh si cowok..
lalu memutuskan untuk menghampiri mereka.
Arya berhenti di dekat mereka lalu melepaskan helem ojol nya..
lalu melihat cewek itu. ternyata dia adalah Tasya dan si cowok itu adalah teman waktu mereka ke warung kopi beberapa hari yg lalu..
Arya mendatangi mereka lalu memegang pergelangan tangan si Rafael yg dari tadi sedang memegang erat tangan Tasya..
Tasya melihat orang yg baru datang itu..
"mas Aryaaa?!" Tasya memanggil nama Arya karena kaget tiba-tiba datang.
Arya menatap wajah Rafael dengan serius..
...
" bisa kamu lepasin dia?" Arya berkata dengan wajah yg serius..
" ini bukan urusan mu!. aku punya urusan sama Tasya!" Rafael menolak perkataan Arya..
"kalau gitu lepaskan dia. dan bicarakan baik-baik!" kata Arya..
" ku bilang itu bukan urusan mu!!.. pergi sana!" Rafael berteriak membentak Arya..
orang-orang yg sedang di jalan pada berhenti ke pinggir melihat keributan mereka bertiga..
" kalau mau bicara sama dia. jangan main paksa begini.. ! " Arya kembali bentak Rafael..
Arya melihat pergelangan tangan Tasya yg kecil itu yg sedang di genggam penuh oleh Rafael dengan erat. Arya tahu bahwa Tasya sedang kesakitan di saat di genggam nya..
"lepaskan gak.. !" Arya berbicara pelan namun tangan nya mencengkeram pergelangan tangan Rafael dengan kuat sekuat -kuatnya.
Ekspresi nya terlihat datar namun dia sedang menahan rasa amarah nya yg sedang naik memuncak..
" pergi kamu an***g. bukan urusan dia.. " Rafael mulai kesakitan.
"ku bilang.. lepaskan!" seperti tadi Arya berbicara dengan santai namun genggaman nya semakin bertambah kuat. sehingga Rafael semakin kesakitan.
Arya menambah lagi kekuatan Cengkraman nya sampai-sampai suara tangan Rafael yg iya genggam mulai kedengaran...
Rafael kesakitan sampai dia mulai menundukkan sedikit badan nya lalu melepaskan cengkraman nya di tangan Tasya .
setelah dia melepaskan cengkraman tangan Tasya. Arya pun langsung melepaskan cengkraman tangan nya juga..
Rafael menyentuh pergelangan tangan nya yg sudah merah dan kesakitan..
dan terdiam...
....
" kamu nggak papa? " Arya bertanya ke Tasya yg sedang kesakitan sambil memegang pergelangan tangan nya sendiri..
" iyaa mas arya.. " tasya hanya bisa menjawab seperti itu namun bukan berarti bukan apa-apa..
" bisa kamu jelas kan apa yang terjadi?" tanya Arya ke Tasya..
lalu setelah itu Tasya menjelaskan semuanya yg terjadi ke pada Arya..
....
setelah mendengar cerita Tasya..
Arya menatap Rafael dengan rasa marah..
" aku tidak ingin memberikan nasihat kepada laki-laki seperti mu.. setidak nya beri dia waktu untuk menjawab perasaan mu. " Arya berkata ke Rafael dengan serius.
Arya sangat marah setelah kejadian ini rasa nya dia ingin menghajar anak itu..
" itu bukan urusan mu! " Rafael menolak mendengar kan Arya..
" kalau gitu kamu pergi.." Arya berkata santai namun tatapan nya seakan memberi ancaman ke Rafael.
.....
"yuk pulang" Arya memegang kedua bahu Tasya dari belakang. dia membawa Tasya berjalan dengan lembut..
namun..
Tiba-tiba tubuh Arya di paksa di berhenti kan dari belakang lalu di putar..
buuushh..!
suara Bogeman atau pukulan dari belakang. ternyata yg memukul adalah Rafael..
Arya di pukul mengenai bibir di sebelah kiri nya sehingga luka dan berdarah..
" mas Aryaaa!!" teriak Tasya yg kaget melihat nya di pukul.
sekali lagi Rafael mendarat kan pukulan nya ke Arya. dan..
buusss!!...
pukulan nya mengenai hidung Arya sehingga berdarah..
Arya mulai terhuyung-huyung dan merasa kehilangan kesadaran nya. lalu dia terduduk..
Tasya langsung bertindak melebarkan kedua tangan nya untuk melindungi Arya yg sedang terduduk di bawah.
" Rafael!!! sudah hentikan!!.. " Tasya berteriak dan membentak Rafael..
....
beberapa orang yg sedang menonton keributan mulai mendatangi Rafael yg sudah bermain tangan dan memukul.
lalu mereka pun menahan Rafael yg hendak menyerang Arya lagi.
"wooi.. hentikan! " salah satu orang yg melarai..
" anj*** kamu mau jadi jagoan hahh!!!?" sala seorang lain lagi mendorong Rafael sehingga temundur..
"sudah sudah jangan kelahi! " seseorang lagi yg melerai yg lain. karena keadaan makin kacau..
lalu polisi pun datang...
"heei jgn ribut! aduhhh.. baru pulang kerja saya ini!!! woiii!!." polisi sedang berlari ke arah keributan..
Arya tidak bisa berdiri untuk pergi meninggalkan keributan Karena dia hendak mengantar Tasya pulang terlebih dahulu.
terlihat dari hidung dan mulut nya penuh darah bercucuran. namun.. dia pun langsung pingsan..
" mas aryaa!! mas!. bangun mas Arya!" Tasya berteriak ke Arya yg sudah pingsan..
lalu beberapa orang mendatangi Arya yg sudah terbaring di sana untuk membantu..
author:
di saat totor sedang nulis ini chapter ini. ntah kenapa totor merasa de Javu ya?..
seolah-olah pernah kejadian gitu..
kalau kalian?. pernah merasakan hal sama di saat bikin cerita?