webnovel

GREAT HERO DYNE

Banyak yang berlari dan menjauh dari sosok raksasa besar yang baru saja muncul di depan mereka. Wajah panik dan ketakutan Ras Kadal Merah terlihat tampak jelas. Mereka menyelamatkan diri dari Plantazel yang muncul secara tiba-tiba di Kota Aldora. Beberapa pemukiman penduduk telah hancur dan tidak sedikit korban telah berjatuhan akibat keganasan monster itu.

Hasan dan Fadhel terasa tidak bisa berkutik melihat monster yang muncul di hadapan mereka. Mereka tidak bisa memaksa kedua kaki atau tangan mereka bergerak dari tempat mereka sekarang. Apa yang akan dilakukan? Hasan dan Fadhel hanyalah Ras Manusia yang tidak ada dalam catatan sejarah dunia itu dan tidak memiliki sihir. Jika mereka melawan Plantazel dengan senjata biasa, maka tubuh mereka akan berakhir seperti beberapa penduduk kadal merah yang telah terbunuh oleh monster di depan mereka.

Plantazel itu bergerak memasuki wilayah bagian dalam Kota Aldora. Monster itu tidak bisa dihentikan. Beberapa penduduk dan penjaga kota mencoba melawannya dengan sihir dan senjata yang besar. Namun, goresan yang dihasilkan tidak berarti apa-apa. Para penjaga dan penduduk di baris depan dikalahkan dengan mudah dengan ayunan akar-akar hijau Plantazel itu. Korban jiwa pun bertambah secara terus menerus. Hasan dan Fadhel seakan dipaksa menyaksikan pembantaian yang sangat mengerikan.

“Nak Hasan, Nak Fadhel, apa yang kalian lakukan? Kita harus segera mengungsi dari sini!” Kata Voth dengan nada yang keras.

“T-Tapi, apa yang akan terjadi dengan Ras Kadal Merah....?” Tanya Hasan balik pada Voth.

“Kami akan menyelamatkan beberapa penduduk di sini! Kalian juga....”

“Tidak. Kami tidak akan lari setelah melihat semua ini!” Ujar Hasan sembari memotong kata-kata dari Voth.

“Apa kau mengerti keadaan kita saat ini, Nak Hasan?!” Tanya Voth dengan nada tinggi.

“Aku sangat mengerti sekarang. Keadaan kita dalam bahaya yang tidak bisa dihindari. Namun, jika kita terus melarikan diri seperti ini, maka kita hanya akan menjadi korban,” Kata Hasan sambil berjalan beberapa langkah ke depan. Ketakutannya mulai lenyap

“Kau tidak akan sanggup melawannya! Dia adalah monster yang menjadi ancaman dan bahaya bagi semua ras!” Kata Voth seakan membuat Hasan tidak bertindak ceroboh.

“Aku bisa melawannya. Aku memiliki ini, kan?” Kata Hasan sambil menunjukkan [Mald Arrow] ke arah Fadhel dan Voth.

“[Mald Arrow]? Kau ingin melawan Plantazel?” Tanya Voth pada Hasan.

“Aku tidak hanya ingin melawannya. Namun, aku ingin mengalahkannya,” Kata Hasan sembari berlari menuju ke arah Plantazel itu.

“Tuan Voth, aku akan menyusul Hasan! Anda bisa membantu para penduduk untuk mengungsi dari tempat ini!” Kata Fadhel pada Voth.

“Baiklah, aku mengerti! Aku harap kalian berhasil!” Ujar Voth sembari berdiri dengan perlahan dan mencoba mempercayai perkataan Fadhel.

“Ya, aku akan mencoba sebisa mungkin membantu Hasan untuk mengalahkan monster itu. Mohon bantuannya, Tuan Voth,” Kata Fadhel sambil berlari menyusul Hasan untuk melawan Plantazel.

Dua orang itu telah berangkat menerjang bahaya, tapi kekuatan yang mereka miliki tidak bisa dianggap bagus untuk mengalahkan monster yang baru saja mereka lihat. Fadhel masih yakin akan kekuatan yang didapatkan oleh Hasan. Fadhel hanya berharap agar laki-laki berambut putih itu bisa menjadi pahlawan yang dapat menyelamatkan semua ras.

*****

Monster itu adalah Plantazel. Mereka adalah makhluk hidup yang muncul 2500 tahun yang lalu. Semenjak punahnya Ras Iblis, keberadaan mereka seakan menggantikan peran Ras Iblis. Kebrutalan mereka tidak bisa dianggap sama persis dengan Ras Iblis.

Ras Iblis adalah salah satu dari 199 Ras yang masih ada sebelum bergejolaknya [Perang Fillia]. Keberadaan mereka menjadi makhluk yang berbahaya bagi kelangsungan hidup beberapa ras. Berdasarkan informasi yang diberikan oleh Voth, Ras Iblis telah punah karena perang yang terjadi di masa lalu dan melibatkan pihak-pihak yang dikabarkan memiliki kekuatan membasmi kejahatan. Pihak-pihak tersebut adalah [Great Hero]. Mereka dipuja sebagai pahlawan heroik di masa lalu. Kepercayaan yang mereka berikan sangat luar biasa demi membasmi Ras Iblis.

Ada dua hal yang menjadi perdebatan dalam pikiran Hasan dan Fadhel setelah mendapat informasi dari Voth. Hal pertama adalah alasan Ras Iblis yang diperangi oleh semua ras. Ras Iblis terkenal dengan kekejamannya. Beberapa referensi yang digambarkan dari dunia Hasan dan Fadhel sebelumnya, Ras Iblis sering dibuat sebagai ras yang suka membuat kekacauan dan beberapa musibah dalam berbagai cerita.

Apa yang membuat berbagai ras memusnahkan Ras Iblis tersebut? Penggambaran Ras Iblis di dunia GHO tidak diketahui oleh mereka berdua. Apakah mereka adalah ras yang memang kejam atau sebaliknya? Jawaban terbesar pasti tidak jauh dari referensi tentang iblis. Namun, apa yang terjadi sebelum berkobarnya [Perang Fillia]? Keseimbangan 199 Ras sebelum perang terjadi seakan tidak disampaikan oleh Voth. Ada informasi tersembunyi dari Ras Iblis tersebut mengenai kehidupannya yang tidak dijelaskan. Hal tersebut tidak bisa diungkapkan dengan sembarangan.

Hal kedua adalah apakah benar Ras Iblis telah musnah seluruhnya? Ada pemikiran sekilas dari Hasan dan Fadhel saat memikirkan musnahnya Ras Iblis. Salah satu ras yang sering digambarkan sangat sadis dan cukup unggul dalam perang pada beberapa referensi memang sulit dipercaya tidak menyisakan jejak apapun. Ini adalah keanehan yang tidak bisa lepas dari informasi mereka. Tatanan bahasa di dunia GHO telah diatur agar bisa dimengerti dan dibaca oleh para pemain GHO, sehingga informasi yang didapatkan oleh Hasan dan Fadhel tidak terlalu sulit untuk dipahami. Jika keberadaan informasi sudah cukup mumpuni, maka Hasan dan Fadhel bisa menyelidiki sejarah Perang Fillia yang terjadi 5000 tahun yang lalu.

Ada kemungkinan semua yang dikatakan Voth masih mengandung misteri. Keberadaan dan alasan Ras Iblis musnah adalah hal yang memang bisa mereka terima sesuai dengan sejarah dari monumen yang diperlihatkan oleh Voth. Informasi yang mereka dapatkan masih belum mencapai harapan, sehingga petualangan mereka baru saja dimulai dengan mengalahkan salah satu monster yang muncul di hadapan mereka.

*****

Hasan berlari dengan sangat cepat. Banyak penduduk yang berlarian menjauhi Plantazel yang ada di depannya. Dia tidak mempedulikan apa yang ada di sekitarnya. Dia mencoba menahan emosinya sembari melihat banyak penduduk Kota Aldora terbunuh akibat serangan Plantazel itu. Apa yang menjadi tujuannya adalah mengalahkan Plantazel yang berada di depannya. Resiko yang dia ambil sangat berbahaya.

“Cih, dasar monster!” Kata Hasan dengan nada yang kesal.

Hasan berlari memutari monster tersebut. Dia mencoba menjauhkan monster itu dari pemukiman utama para penduduk. Dia tidak berhenti berlari hingga menemukan titik yang bagus untuk melawannya dan berteriak pada monster itu.

“Hoi, monster!! Ayo kemari! Kau tidak akan bisa membunuhku!!” Teriak Hasan dengan keras.

Monster tersebut berhenti bergerak. Dia berpaling dan menatap Hasan yang melambai-lambai sembari memanggil monster itu. Monster itu memutar tubuhnya. Dia seakan tertarik dengan apa yang baru saja dia lihat. Monster itu tertarik untuk membunuh target di depannya, yaitu Hasan.

Rencana Hasan berhasil. Monster itu dapat dialihkan. Hasan pun berhasil membuatnya menjauhi area kota lebih dalam lagi. Ini strategi yang cukup berbahaya, tapi cukup efektif digunakan dalam mengalihkan perhatian monster itu.

Perhatian monster itu tidak lepas dari Hasan. Gerakannya cukup lambat, tapi Plantazel itu tidak berhenti mengejar Hasan dan menghancurkan bangunan yang dilewatinya. Apa yang akan dilakukan Hasan selanjutnya?

Perasaan Hasan masih ragu-ragu. Dia tidak bisa menjamin bahwa dia mampu mengalahkannya. Dia baru saja mendapatkan [Mald Arrow] dan [Magic Stone] dari Maziald. Apakah dia bisa mengalahkan monster yang memiliki tinggi lebih dari 9 meter itu? Banyak orang yang akan berpikir bahwa ini tindakan gila. Mengalihkan dan melawan balik monster raksasa adalah hal yang sulit dilakukan oleh seseorang dari Ras Manusia. Hasan tidak ingin tergoda akan perkataan pasrah itu.

Tiba-tiba, Hasan menghentikan langkahnya. Dia sudah menemukan titik yang cocok untuk melawan monster itu. Jalan yang ingin dia lalui tertutup oleh puing-puing tempat tinggal penduduk Ras Kadal Merah. Hal ini membuat Hasan tidak bisa berlari lebih jauh lagi. Dia mencoba mengambil jalan memutar. Namun, Plantazel itu sudah sangat dekat dengan tempatnya berdiri. Hasan tidak bisa beranjak dari tempat itu. Sekarang, dia tidak bisa membiarkan monster itu berkeliaran seenaknya.

“Sial. Aku dalam posisi tidak menguntungkan saat ini...” Ujar Hasan yang sedikit gemetar melihat Plantazel di depannya semakin mendekat.

Hasan mencoba untuk tetap tenang. Kemungkinan, Fadhel dan Voth sudah berada di tempat yang aman. Dia merasa sedikit lega dengan hal itu. Saat ini, dia dihadapkan oleh dua pilihan. Melawan atau dijadikan bahan makanan oleh monster tanaman. Kedua hal tersebut yang mulai memaksa dirinya membuat keputusan yang tidak mungkin ditolak.

Akhirnya, laki-laki itu mulai melawan rasa takutnya. Hasan memakan [Magic Stone] seperti dia memakan obat kapsul. Tak lama kemudian, tubuhnya merasakan perasaan yang sangat kuat di dalamnya. Energi besar mengalir deras di dalam dirinya. Inikah kekuatan dari [Great Hero] dari masa lalu? Sekilas, Hasan mendapatkan ingatan yang berbeda. Itu berasal dari pengguna [Mald Arrow] sebelumnya. [Mald Arrow] yang Hasan pegang berubah warna menjadi hitam dengan biru dengan corak kekuningan di bagian ujungnya.

“Entah kenapa...aku mulai mengerti.....cara menggunakan [Mald Arrow]....”

[Mald Arrow] telah menyatu dengan kekuatan yang ada pada diri Hasan. Hasan mengambil ancang-ancang dan napas yang dalam sebelum melawan monster itu. Hasan tidak berdiam diri. Dia melihat ke arah Plantazel yang sudah berada dalam jarak jangkaunya. Ini adalah hal yang sudah dipilihnya.

“Aku akan buat dirimu binasa! Ingatlah namaku ini! [Great Hero Dyne]!” Kata Hasan dengan nada keras.

Hasan mulai mengarahkan [Mald Arrow] ke monster itu dengan tangan kirinya. Tangan kanannya seakan menarik anak panah bercahaya yang terlihat menyala-nyala seperti petir. Itu adalah anak panah yang terbuat dari sihir.

Serangan telah selesai diluncurkan. Monster itu masih terdiam sejenak sembari mengibas-ngibaskan akar-akarnya ke sisi samping. Tubuhnya memang lebih besar dari sosok laki-laki itu, tapi insting dari monster itu mengatakan hal lain. Sosok itu memiliki kekuatan yang sangat besar.

“Apa ini? Kau takut?” Kata Hasan yang sedikit tersenyum melihat tingkah laku monster itu.

“Hasan!!” Teriak Fadhel yang baru saja tiba di sana.

Fadhel memanggil seseorang yang bernama Hasan dari kejauhan. Dia melihat sosok Plantazel yang akan menyerang Hasan yang berada di depannya. Fadhel menemukan Hasan yang sedang melawan monster itu. Dia sempat mengira bahwa Hasan mungkin sudah dibunuh oleh monster itu. Pada akhirnya, dia tidak ingin membiarkan pikiran itu menguasai pikiran buruk yang akan terjadi.

Fadhel memerhatikan sosok Hasan yang mengarahkan busurnya ke arah Plantazel itu.

“Hasan....?” Kata Fadhel sembari menunjuk sosok di dekat Plantazel itu.

“Fadhel? Cepat menjauh! Di sini berbahaya!” Jawab Hasan yang menyadari keberadaan Fadhel.

“Tunggu! Apa yang kau katakan?! Bagaimana.....?” Tanya Fadhel yang masih penasaran.

“Bicaranya nanti saja! Kau harus pergi! Aku akan menangani Plantazel ini!!” Teriak Hasan dengan cukup percaya diri.

Ayunan akar hijau Plantazel itu mulai mengarah pada Hasan. Namun, Hasan mampu bertindak lebih cepat. Hasan melepaskan anak panah pertamanya pada akar tersebut.

*DUARRR!!!!

Tembakan tepat sasaran. Akar tersebut berhasil melukai Plantazel itu. Namun, serangan monster itu tidak berhenti sampai di sana. Dia menyerang secara bertubi-tubi ke arah Hasan. Serangan monster itu membuat Hasan kesulitan menyerang dengan [Mald Arrow].

Hasan menghindar dengan cepat dari serangan akar-akar tersebut. Refleks dan kekuatan Hasan bertambah. Ini mungkin salah satu dari kekuatan [Magic Stone] yang didapatkan dari Maziald. Nampaknya, kekuatan Hasan masih belum bisa digunakan dengan baik karena dia baru saja menggunakannya dalam pertempuran. Meskipun begitu, dia cukup percaya diri dengan apa yang dia dapatkan. Ayunan akar-akar monster itu tidak memmberi Hasan celah untuk menyerang balik. Laki-laki itu sedikit memahami polanya.

Saat akar-akar itu meleset, Hasan menumpukan kedua kakinya pada setiap akar tersebut dan mencari posisi yang cukup baik dalam menyerang. Hasan melompati akar-akar itu dengan cepat secara bergantian, sehingga serangan monster tersebut tidak bisa mengikuti pergerakan Hasan. Sasaran Hasan adalah bagian yang mirip kelopak bunga di depannya. Pergerakan Hasan sangat cepat dalam mengelabui monster itu. Plantazel tersebut kesulitan menyerang balik karena semua serangannya tidak mengenai Hasan.

“Rasakan!!!” Teriak Hasan sembari menarik anak panah dari posisi yang cukup sesuai dan sulit dijangkau oleh akar-akar Plantazel tersebut.

*BLLAARR!!!

Serangan tepat mengenai kelopak bunga monster tersebut. Tubuh Plantazel itu mulai ambruk dan tidak berdaya. Beberapa rumah penduduk pun menjadi sasaran yang hancur akibat tubuh Plantazel yang telah mati. Kekuatan sihir Hasan merubahnya menjadi seorang [Great Hero] yang dapat menggunakan [Mald Arrow]. Sekelebat ingatan yang dilihatnya seperti buku petunjuk yang diberikan untuk memudahkan dirinya bertempur bersama [Mald Arrow].

Monster itu tidak bangkit dari puing-puing rumah yang menimpa tubuhnya. Plantazel tersebut telah dikalahkan olehnya. Hasan mulai melihat-lihat dan memeriksa beberapa bagian dari [Mald Arrow]-nya.

“Wah, kau hebat juga, Hasan!” Kata seseorang yang berteriak di belakangnya.

“Oh, Fadhel? Kenapa kau masih di sini?” Tanya Hasan yang melirik ke arah sumber suara itu.

“Aku ingin melihat aksi [Hero] dari dekat. Aku tidak mau melewatkan aksinya!” Jawab Fadhel yang cukup dekat dengan tempat Hasan.

“Cih, dasar kau ini!” Ujar Hasan yang sedikit kesal.

Hasan menatap ke arah monster yang baru saja ia kalahkan. Ternyata, monster tersebut perlahan mulai bangkit kembali. Hasan tidak percaya dengan apa yang dia lihat. Dia harus cepat-cepat membuat keputusan dan segera mengalahkannya. Bagaimana cara mengalahkan Plantazel itu? Pikiran Hasan tidak bisa berpikir jernih akibat kekacauan yang terjadi.

Tiba-tiba, [Mald Arrow] memancarkan cahaya. Hasan cukup terkejut melihatnya. Cahaya itu membentuk sebuah benda yang membuat Hasan penasaran. Apakah itu senjata khusus untuk [Great Hero Dyne]?

Sebuah benda berbentuk seperti anak panah keluar dari [Mald Arrow]. Anak panah tersebut memiliki ujung tajam berwarna putih. Hasan menyentuh dan menggenggamnya dengan tangan kanannya. Hasan merasakan hal aneh setelah menyentuhnya. Itu seperti perasaan menyatu dengan anak panah tersebut. Dia mengerti apa yang harus dilakukan dengan benda itu.

“Baiklah! Waktunya penghabisan!” Kata Hasan sembari membidik Plantazel di depannya dengan menggunakan anak panah yang muncul dari [Mald Arrow]. Dia menargetkan pada bagian kelopak Plantazel yang hancur itu. Dia yakin bahwa itu adalah intinya. Dia mulai menarik anak panah tersebut dengan [Mald Arrow]. Dia mencoba untuk fokus dan tenang. Fadhel berjalan mundur untuk tidak mengganggu Hasan.

Hasan pun melepaskan anak panah tersebut ke arah kelopak Plantazel.

*BLLAARRR!!!

Serangannya mengenai bagian kelopak dari monster itu. Tubuh monster itu terlihat sangat kesakitan dan menderita. Serangan penghabisan telah berhasil mengenai target.

“Oke! Serangan tepat sasaran!” Kata Hasan dengan nada senang.

Hal itu tidak berlangsung lama. Monster itu masih terlihat berusaha bangkit. Dia tidak percaya dengan apa yang dia lihat. Serangan itu masih belum cukup? Namun, hal lain mulai mengganggunya. Hasan merasa sedikit kasihan dengan Plantazel itu, tapi kekuatan yang dia miliki digunakan demi memenuhi tugas yang diberikan oleh Maziald. Banyaknya korban yang tidak bersalah berguguran membuat dirinya harus tetap kuat dan mengalahkan setiap masalah yang dilakukan monster itu.

“Maaf saja. Kau terlalu cepat sejuta abad untuk mengalahkanku, Plantazel,” Kata Hasan dengan nada yang cukup santai.

Hasan mengambil tarikan yang sama pada [Mald Arrow]-nya. Dia mulai mengambil ancang-ancang pada [Mald Arrow] dan anak panah yang dipegangnya. Dia merasakan kekuatan mengalir dalam busur panah itu.

Anak panah yang siap diluncurkan telah mengalirkan kekuatan pada satu titik di bagian ujungnya. Hasan sudah mengambil persiapan untuk menembak sasarannya. Dia akan mencoba memusnahkan musuh pertama yang dia hadapai sebagai seorang [Great Hero]. Dia menghela napas sejenak. Sepasang matanya tidak lepas dari target yang berada di depannya.

“Selamat tinggal, Plantazel,” Kata Hasan dengan sangat tenang.

Serangan pun dia lepaskan. Serangan tepat mengarah pada Plantazel yang sudah tidak bisa bergerak dengan baik. Apapun hal yang dia lakukan, banyak korban berjatuhan sudah membuktikan bahwa Plantazel itu membawa masalah yang cukup besar bagi Kota Aldora dan Ras Kadal Merah.

*BOOMMMM!!

Ledakan terdengar keras. Kali ini, monster itu rubuh dan tidak bangkit kembali. Plantazel itu telah dikalahkan oleh [Great Hero Dyne]. Dia berhasil menumpas lawannya meski harus melepaskan beberapa anak panah. Namun, dia merasa inilah yang terbaik baginya. Hasan melepas beban yang dia rangkul sedikit demi sedikit.

Keberadaan mereka sebagai ancaman terbesar memang tidak bisa dipungkiri. Apa itu Plantazel? Kenapa mereka muncul setelah Ras Iblis musnah? Itu adalah teka-teki yang tidak bisa dipecahkan dengan sedikit informasi. Hal yang tidak bisa Hasan dan fadhel hindari adalah keberadaan mereka di dunia GHO yang misterius. Namun, masalah lain menanti Hasan dan Fadhel....

*****

“Itu mereka!!”

“Dia menggunakan [Stone Arrow]!! Dia pasti dalangnya!!”

Suara ramai terdengar di belakang Hasan. Fadhel pun mendekati Hasan dengan cepat dan melihat ke arah sumber suara yang semakin dekat. Hasan merasakan bahwa situasi mereka sangat tidak bagus. Apa yang terjadi?

Sekumpulan penduduk di [Aldora City] menghampiri mereka. Langkah para penduduk terhenti dan mereka memasang wajah marah, sedih, dan takut.

“Hoi, apa kau orang yang menggunakan [Mald Arrow] itu?!” Tanya salah satu dari kadal merah yang terlihat menggunakan baju bangsawan yang mewah.

“I-Iya. Itu benar. Apa itu salah?” Tanya Hasan balik.

“Salah! Apa kau tahu berapa banyak penduduk kami yang mati karena insiden ini?!” Kata bangsawan itu dengan nada keras.

“Apa yang Anda bicarakan? Ini semua karena serangan Plantazel itu.....”

“Kau adalah sumber kekacauan ini! Pengguna [7 Senjata Suci] adalah musuh setiap ras! Dengan kata lain, kalian menyusup kemari untuk mendapatkan [Mald Arrow] itu dan memusnahkan Ras Kadal Merah dengan memanggil Plantazel itu, kan?!” Kata Bangsawan itu sembari memojokkan Hasan dan Fadhel.

“Tidak benar! Kami baru saja tiba di sini dan masuk lewat gerbang utama! Kami tidak tahu apa-apa soal [7 Senjata Suci] pada awalnya!” Jawab Fadhel membalas perkataan bangsawan itu.

“Jangan bohong! Kami punya orang terpercaya untuk membantah perkataan kalian itu!”

Hasan dan Fadhel dalam posisi tidak bagus. Mereka dituduh melakukan penyelinapan dan kekacauan atas munculnya Plantazel. Padahal, mereka baru tiba di dunia itu. Hal tersebut membuat tatap mata mereka tidak bisa mengekpresikan rasa senang lagi.

Bangsawan itu menatap ke belakang. Dia melihat sosok dari ras yang sama berjalan mendekati bangsawan itu. Fadhel dan Hasan membuka kedua mata mereka dengan perasaan yang kaget. Mereka mengenalnya....

“Ceritakan kejadiannya secara singkat, Voth,” Kata bangsawan tersebut pada sosok yang ternyata adalah Voth.

“Terimakasih, Tuan Fuiz. Mereka membuat saya menunjukkan dan membuka rahasia tentang Ras Kadal Merah secara paksa. Jika tidak, mereka akan membunuh saya. Saat itulah, dia menggunakan [Stone Arrow] yang diubah menjadi [Mald Arrow]. Sihir mereka bisa membangkitkan kekuatan—”

“Tidak! Apa yang Anda katakan, Tuan Voth?! Kenapa Anda berbohong tentang semua itu?!” Tanya Fadhel yang memotong perkataan Voth.

“I-Itu dia!! Mereka....mereka....mau membunuh saya!! Tolong saya, Tuan Fuiz!! Kita tidak bisa membiarkan diri mereka tetap di sini!!” Kata Voth sembari membuat wajah ketakutan yang sangat licik.

Hasan dan Fadhel tidak percaya dengan apa yang dia lihat. Voth yang membantu mereka meski tidak dalam waktu yang lama telah berkhianat. Ini adalah perbuatan yang tidak bisa dimaafkan bagi kedua orang dari Ras Manusia itu.

Itu sudah jelas bahwa Voth mengada-ada cerita itu. Namun, atas dasar apa dia melakukannya? Banyak yang ingin ditanyakan oleh Hasan dan Fadhel setelah melihat mereka yang bersama-sama dengan para penduduk Ras Kadal Merah. Saat itu, senyuman licik Voth terlihat jelas ditujukan pada Hasan dan Fadhel. Dunia yang mereka datangi ini benar-benar sudah menjebak mereka.

“Voth....kenapa kau mengkhianati kami? Apa kau menjebak kami sejak awal?!” Tanya Hasan dengan nada kecewa dan kesal.

“Sudah cukup!! Kalian berdua memang sampah!! Ras Kadal Merah memiliki suatu aturan umum, yakni mempercayai setiap makhluk hidup dari Ras Kadal Merah sendiri. Kami percaya dengan apa yang dikatakan oleh Voth!” Jawab Fuiz dengan nada tinggi.

“Aku tidak bertanya padamu, dasar kadal!!” Jawab Hasan dengan tidak puas.

“Kalian berdua tidak memiliki sopan santun saat berbicara dengan seorang bangsawan! Meski kalian mampu mengalahkan Plantazel tadi, perbuatan kalian hanya untuk menjebak dan mencelakakan Ras Kadal Merah, kan?! Aku tidak bisa menerima ini! Ini adalah hukuman dari Ras Kadal Merah. Kalian tidak diizinkan berada di sini,[Aldora City]! Pergilah dari sini dan jangan pernah kembali!” Kata Fuiz dengan nada tinggi.

“Setelah semua yang kulakukan, ini yang kudapatkan?! Baiklah, jika ini mau kalian! Kami juga tidak sudi kembali ke tempat ini lagi, dasar kadal!” Kata Hasan dengan wajah kesal.

Fadhel dan Hasan pun berjalan keluar dari [Aldora City]. Para penduduk di sana tidak berhenti mengejek dan menghina mereka. Fadhel dan Hasan tidak mendapat apapun selain [Mald Arrow] dan hinaan. Ini adalah salah satu kisah mereka yang akan mereka kenang sebagai kenangan terburuk.

Pengkhianatan dan kepercayaan yang tidak bisa menjadi tolak ukur yang sama di dunia GHO. Hal itu yang dirasakan oleh Fadhel dan Hasan. Pintu gerbang utama telah memberikan mereka kebebasan dari tindakan mereka yang dibuat-buat oleh Voth. Kedua orang dari Ras Manusia itu berjalan dengan memasang wajah kesal pada Ras Kadal Merah. Dan inilah yang mereka dapatkan sebelum menjelajahi dunia yang lebih keras. Petualangan Hasan dan Fadhel telah dimulai sebagai [Great Hero] yang telah dikhianati oleh orang-orang yang mereka selamatkan.