webnovel

SENJATA YANG DITEMUKAN

Tempat awal yang telah dilihat oleh 2 orang yang baru saja tiba di sana. [Aldora City]. Kota tersebut adalah kota awal bagi para pemain GHO saat baru tiba. Berdasarkan pengamatan Hasan, kota tersebut sudah hancur dan seakan seperti kota mati di dunia itu. Hasan dan Fadhel tidak ingin membuang waktu mereka untuk panik. Langkah mereka pun dimulai dari kota itu.

Hasan dan Fadhel cukup terkejut saat mereka berjalan ke kota itu. Kota tersebut begitu ramai oleh makhluk-makhluk tidak biasa. Kedua mata mereka melihat sekitar secara bergantian. Semua orang di sana bukanlah manusia. Mereka semua memiliki kepala seperti kadal. Keduanya masih belum percaya akan apa yang mereka lihat.

“Fadhel, apa kita benar-benar berada di dunia GHO? Suasananya agak mengerikan,” Kata Hasan yang berbisik pada Fadhel.

“Ya. Aku yakin kita sudah dibawa ke dunia GHO. Kau bisa lihat di sana banyak makhluk-makhluk menyerupai kadal?” Ujar Fadhel sembari menunjuk ke depan.

“Selain itu, penampilan kita juga berubah, ya? Aku menggunakan jubah berwarna hitam dan rambutku berwarna putih cerah,” Kata Hasan sambil mengusap-usap kepalanya.

“Kemungkinan ini juga dampak dari desain karakter di GHO. Kita berubah menjadi karakter yang disesuaikan dengan diri kita. Aku juga menggunakan jubah merah, tapi rambutku tetap hitam. Selain itu, pasti ada penyesuaian lain dalam tubuh kita berdasarkan data-data GHO,” Kata Fadhel dengan serius.

“Kau benar. Aku memeriksa status kita. Beberapa [Skill] yang kumiliki cukup tinggi, tapi [Magic Skill] yang kumiliki tidak ada. Dengan kata lain, kita diberikan beberapa [Skill] tambahan untuk menjadi [Hero],” Ujar Hasan sembari memeriksa statusnya.

“Ya. Kemungkinan, statusku tidak jauh berbeda dengamu. Kita sebagai Ras Manusia diatur agar tidak dapat menggunakan sihir di dunia ini, ya? Selain itu.....”

“Oh, mata uang di dunia ini juga agak berbeda. [Ald]? Itu nama mata uang GHO?” Tanya Hasan dengan nada rendah.

“Kita hanya diberikan 1000 Ald sebagai pemain baru. Kita harus menambah uang kita dan mencari banyak informasi di dunia ini,” Kata Fadhel dengan serius.

Keduanya berjalan cukup jauh dari tempat mereka masuk ke kota. Langkah mereka berhenti seketika. Mata mereka tertuju pada batu besar dan tinggi di tengah kota. Batu itu memiliki tinggi sekitar 10 meter dengan beberapa tulisan yang tertera di sana.

Hasan dan Fadhel mencoba mendekati batu tersebut. Mereka menganggap bahwa itu adalah monumen yang cukup besar dan menjadi simbol [Aldora City]. Para penduduk tidak sedikit yang menghampiri dan menyaksikan monumen kota itu. Meskipun kota tersebut tertutup oleh beberapa tanaman besar, kemegahan monumen itu masih terjaga. Selain itu, kondisi kota tidaklah sepi ataupun mati. Informasi ini menunjukkan bahwa kota tempat mereka singgah sekarang adalah kota yang diatur dengan baik untuk para pemain.

“Kalian berdua....apa masih baru?” Tanya seseorang yang mendekati keduanya dari belakang.

“Ah, ya. Kami baru sampai ke kota ini. Kami berdua sengaja mampir untuk menyaksikan kota yang belum kami singgahi,” Jawab Hasan dengan nada lembut dan tersenyum.

“Begitu, ya? Namaku Voth. Aku adalah salah satu orang yang tinggal di sini dan sangat memahami sejarah panjang kota ini,” Jawab laki-laki itu dengan ramah.

“Salam kenal, Tuan Voth. Namaku Hasan dan dia rekanku, Fadhel,” Kata Hasan sambil memperkenalkan dirinya.

“Hasan dan Fadhel, ya? Nama kalian cukup unik. Kalian berasal dari ras apa?” Tanya Voth dengan perlahan.

“Kami dari Ras Manusia. Apakah Tuan Voth tahu di mana Ras Manusia lain?” Kata Fadhel sembari balik bertanya.

“Ras Manusia? Di dunia ini, aku tidak pernah mendengar ras itu. Bahkan, [Monumen Ligrd] tidak pernah mencantumkan apapun tentang ras yang kalian sebutkan kalian,” Jawab Voth sambil menggelengkan kepalanya sesaat.

“[Monumen Ligrd]? Apakah itu batu besar itu?” Tanya Hasan sambil menunjuk ke arah batu besar yang baru dia lihat.

“Ya. Ikuti aku. Aku akan tunjukkan pada kalian,” Kata Voth sambil berjalan duluan ke arah [Monumen Ligrd].

Hasan dan Fadhel mengikuti dari belakang Voth. Mereka masih tidak yakin bahwa keberadaan umat manusia di GHO tidak ada. Apakah pengaturan GHO memang seperti itu? Keduanya masih belum begitu mengerti soal dunia GHO, sehingga mereka mengikuti arus untuk mendapat informasi lebih banyak.

“Hasan, apa kau yakin berkenalan dengan ras lain dengan nama asli kita?” Bisik Fadhel pada Hasan.

“Maaf. Aku tidak menyadari hal itu. Itu keluar langsung dari mulutku. Untuk saat ini, kita gunakan saja nama itu. Kita akan menggunakan nama [Hero] kita saat waktunya tiba,” Ujar Hasan membalas perkataan Fadhel.

Voth berhenti tepat di salah satu sisi batu besar itu. Hasan dan Fadhel pun ikut menghentikan langkahnya. Voth menunjuk ke arah atas monumen itu dengan cakarnya. Pandangan Hasan dan Fadhel melihat ke arah yang ditunjuk oleh Voth.

“Perhatikan tulisan-tulisan di sana. Itu adalah jumlah ras yang ada di dunia ini. Ada 198 ras yang tersebar di dunia ini termasuk ras kami, Ras Kadal Merah. Namun, tidak ada catatan apapun mengenai Ras Manusia,” Kata Voth sembari menjelaskan beberapa hal mengenai ras-ras di dunia GHO.

“Apakah ada Ras Iblis di dunia ini?” Jawab Fadhel yang masih penasaran.

“Mereka sudah tidak ada. Ras Iblis dinyatakan telah punah setelah [Perang Fillia] 5000 tahun yang lalu. Itu adalah perang terbesar dalam sejarah dimana semua ras bersatu untuk memusnahkan Ras Iblis yang memiliki pasukan yang tidak terhitung jumlahnya. Namun, catatan sejarah untuk detail perang tersebut tidak ada di kota ini,” Jawab Voth dengan nada sedikit tinggi.

“Dengan kata lain, Ras Iblis sudah dihapus keberadaannya dari sejarah, ya?” Tanya Hasan untuk membuktikan perkataan Voth.

“Benar. Catatan sejarah [Monumen Ligrd] mencatat keberadaan 199 ras sebelum Ras Iblis telah musnah dari dunia ini. Semua itu berkat [Great Hero],” Jawab Voth membenarkan perkataan Hasan.

“[Great Hero]? Apakah mereka benar-benar ada?” Tanya Fadhel dengan rasa masih penasaran.

“Itu benar. Mereka adalah penyelamat bagi semua ras di dunia ini. Berkat mereka, Ras Iblis telah dimusnahkan. Namun, mereka yang menggunakan senjata suci untuk menjadi [Great Hero] berasal dari Ras Iblis. Hal tersebut membuat mereka dibunuh oleh ras lain dan keberadaan [7 Senjata Suci] tidak diketahui oleh ras manapun,” Jawab Voth dengan penjelasan yang cukup panjang.

“Jadi, [Great Hero] di dunia ini adalah musuh dari 198 ras, ya?”

“Aku tidak bisa menyangkal itu,” Kata Voth dengan nada yang terdengar kecewa.

Dua laki-laki tersebut cukup sedih mendengar sejarah singkat yang diceritakan oleh kadal merah itu. Perasaan Hasan mulai sedikit mengerti tentang dunia ini. Ketika dia berpikri menjadi pahlawan adalah pekerjaan yang luar biasa, maka hal itu akan hilang seketika. Bagaimana jika pahlawan itu adalah musuh dari 199 ras di dunia? Itu bukanlah hal yang bisa ditangani oleh 2 orang yang baru tiba di dunia itu.

Pandangan Hasan sedikit teralihkan dari monumen tersebut. Dia melihat sebuah batu yang diletakkan di atas meja tepat di depan monumen besar itu. Hasan sedikit penasaran dengan batu yang berbentuk aneh itu.

“Kau tertarik dengan [Stone Arrow] itu, ya?” Tanya Voth yang tiba-tiba memandang Hasan.

“[Stone Arrow], ya? Apakah itu juga termasuk salah satu dari [7 Senjata Suci]?” Hasan bertanya balik pada Voth.

“Tidak sepenuhnya benar. Itu adalah salah satu senjata suci yang gagal dikembangkan oleh leluhur kami. Seingatku, mereka juga berkata bahwa dunia membutuhkan senjata atau peralatan untuk kepentingan pertahanan dan kedamaian kota ini. Oleh karena itu, mereka menciptakan purwarupa dari senjata suci para [Great Hero] terdahulu dengan kekuatan yang melebihi [Great Hero] sebelumnya, tapi gagal,” Jawab Voth dengan tenang.

“Apa aku boleh menyentuhnya?” Tanya Hasan kepada Voth.

“Tidak masalah. Lagipula, senjata itu tidak akan bereaksi terhadap sihir apapun,” Jawab Voth menyetujuinya.

Hasan berlari ke arah [Stone Arrow] yang cukup dekat dengannya. Dia merasa bahwa ada hal aneh dengan batu itu. Bentuknya yang mirip seperti busur panah membuat Hasan semakin penasaran. Hasan berlari tanpa mempedulikan Fadhel dan Voth yang tertinggal di belakangnya.

Fadhel berjalan menyusul Hasan yang lebih dekat dengan [Stone Arrow] yang berada di dekat monumen itu. Voth pun berjalan di belakang Fadhel sambil tersenyum melihat tingkah laku Ras Manusia yang baru dia temui. Itu membuatnya sedikit senang.

Hasan telah sampai pada [Stone Arrow]. Dia merasa ada hal yang luar biasa dari batu itu. Dia menatapnya dengan tatapan yang bersinar-sinar.

“[Stone Arrow]? Indah sekali....” Kata Hasan sambil tangannya mengusap-usap batu itu. Tiba-tiba, hal aneh terjadi padanya

Tubuhnya merasa sedikit tertekan. Dia merasa ada yang menariknya ke dalam batu itu. Hasan tidak bisa mengendalikan tubuhnya. Tangannya tidak mau lepas dari batu yang dia usap. Pikirannya semakin kacau. Ada apa ini? Dia merasa dunianya berputar-putar dan semakin cepat. Dirinya pun seakan jatuh ke tempat yang gelap.

Tubuhnya mencapai batas. Dirinya ditarik ke dalam batu yang dia usap itu. [Stone Arrow] telah menelannya. Dia seperti makanan yang baru saja dimakan binatang. Tubuhnya mati rasa dan dia tidak sadarkan diri di dalamnya.

=======

“Tempat apa ini?” Tanya Hasan sambil memandang sekitar.

Hasan hampir tidak mengingat hal apapun. Dia hanya ingat keberadaannya di dunia GHO yang misterius. Sekarang, dia berada di sebuah tempat yang aneh. Semuanya putih dan tidak ada hal lainnya.

Pandangannya tidak menipu dirinya. Semua itu adalah nyata. Tidak ada siapapun di sana. Voth dan Fadhel tidak berada di sana. Jiwa Hasan seakan kesepian dalam ruang putih itu. Namun, dia tidak menyerah. Pasti ada jalan keluar.

“Tuan Voth! Fadhel! Dimana kalian?!” Hasan mencoba memanggil keduanya dengan suara keras.

Tidak ada jawaban atau balasan. Itu sudah jelas. Hasan berada dalam ruangan itu sendirian. Ditemani jubah hitamnya, dia mencoba mencari jalan keluar dari tempat itu. Dia menyusuri tempat yang seluruhnya berwarna putih itu. Tidak apapun dan siapapun di sana. Namun, Hasan masih terus mencoba dan berusaha untuk mencari jalan keluar.

“Akhirnya, kau sudah datang,” Suara seseorang terdengar sangat keras dan semakin mendekat.

“Siapa di sana?!” Kata Hasan dengan suara yang keras.

Hasan melihat ke arah depan. Dia melihat gas hitam yang menyebar dan menyelimuti dirinya. Hasan menutupi hidung dan mulutnya. Dia merasa bahwa itu adalah gas berbahaya jika dihirup. Kedua matanya memadang ke arah depan.

Sosok misterius menampakkan diri di hadapanya. Sosok itu hanya menampakkan dua mata besar dan merah, tapi auranya sangat menakutkan. Kepulan asap menyelimuti dua mata besar itu dan tubuh Hasan. Tubuhnya sedikit gemetar melihat sosok itu.

“Aku adalah Maziald. Aku berasal dari Ras Iblis,” Jawab sosok itu dengan suara yang sangat tinggi.

“Ras Iblis?! Bukankah kau harusnya sudah tidak ada di dunia ini?” Tanya Hasan dengan keras.

“Ada kalanya setiap orang mengubah sejarah perang seenaknya. Oleh karena itulah, aku menyesal membantu ras lain untuk bertempur melawan ras-ku sendiri,” Jawab Maziald.

“Kau...membantu ras lainnya? Kenapa kau mengkhianati Ras Iblis?”

“Ini semua karena dia. Dia yang membuat diriku harus berperang melawan Ras Iblis,” Kata Maziald pada Hasan.

“Dia? Siapa yang kau maksud?” Kata Hasan pada Maziald.

“Dulu, aku yang merupakan salah satu dari Ras Iblis mencoba membuat perjanjian dengan ras lain agar Ras Iblis dapat memiliki hak hidup damai bersama ras lainnya. Namun, ada seseorang dari Ras Iblis yang membuat semuanya menjadi semakin kacau dan menyebabkan perang melawan Ras Iblis dengan ras lainnya. Ini adalah urusanku, jadi kau tidak perlu memikirkannya.” Jelas Maziald yang membuat Hasan sedikit kebingungan.

Hasan baru saja mengetahui kebenaran besar. Kebenaran tentang perang yang melibatkan Ras Iblis dengan ras lainnya. Namun, dia masih tidak bisa percaya dengan Maziald. Dia merasa bahwa ada kemungkinan Maziald yang berbohong atau mengada-ada saja.

Laki-laki itu berjalan mundur dengan perlahan. Dia berusaha menghindari kemungkinan terburuk yang akan terjadi padanya. Maziald mungkin bisa membunuhnya. Selain itu, dia berada di tempat yang tidak dia ketahui dan bertemu dengan salah satu dari Ras Iblis.

“Apa kau ingin menjadi [Great Hero], Hasan?” Tanya Maziald kepada Hasan.

Hasan menghentikan langkahnya. Sepasang matanya terbuka lebar. Dia menyingkirkan tangan yang menutupi mulutnya.

“Kenapa....kau tahu namaku?” Tanya Hasan dengan sedikit takut.

“Kau tidak perlu takut padaku. Aku akan memberimu kekuatan [Great Hero] padamu, Hasan. Namun, ada satu syarat yang harus kau penuhi,” Jawab Maziald.

“Apa syarat yang kau inginkan dariku?”

“Aku ingin kau membunuh semua [Great Hero] di dunia ini,” Jawab Maziald dengan nada yang tenang.

“Membunuh?! Kau ingin aku membunuh orang-orang?!” Hasan mulai marah mendengar hal itu.

“Apa kau tidak ingin duniamu kembali? Apa kau ingin perang kembali begejolak?” Tanya Maziald pada Hasan.

“Apa maksudmu?”

“Ada [7 Great Hero] yang telah bangkit kembali dari medan perang terdahulu. Kau harus membunuh mereka agar tatanan dunia ini kembali damai,” Kata Maziald dengan tenang.

“Lalu, apa hubungannya dengan dunia asliku?” Tanya Hasan memastikan suatu hal.

“Bumi adalah tempat pertama yang terkena kehancuran sejak kau tiba di dunia ini 5000 tahun lalu. Dengan kata lain, Perang Fillia adalah pusat segala kehancuran yang membuat Bumi musnah. Hal itu dikarenakan kekuatan 7 Iblis Tertinggi yang menggunakan kekuatannya dalam wujud [Great Hero] dan menyerap kekuatan yang jauh lebih besar dari sebelumnya. Jika mereka bangkit kembali dalam wadah yang baru, maka kau dan temanmu tidak akan bisa kembali ke dunia aslimu,” Kata Maziald dengan jelas.

“Apa aku bisa mempercayai ucapanmu itu?”

Hasan masih meragukan penjelasan Maziald. Dia merasa bahwa apa yang dikatakan Maziald terdengar bukan kebohongan, tapi hatinya masih ragu. Kenapa dia memilih Hasan menjadi [Great Hero]? Itu masih belum diketahui oleh Hasan. Namun, Hasan tidak bisa mempercayai Maziald.

“Aku akan memberikanmu ini agar kau percaya padaku,” Kata Maziald sambil memberikan 2 benda pada Hasan. Hasan pun mengambilnya tanpa ragu.

“Apa ini?”

“Sebuah [Magic Stone] dan [Mald Arrow]. Itu adalah benda-benda yang akan kau gunakan demi menyelamatkan 2 dunia. Kau cukup gunakan [Mald Arrow] seperti kau menggunakan busur dan panah biasa serta memakan [Magic Stone] untuk menyelaraskan kekuatan sihirmu menjadi lebih tinggi. Lalu, saat kau memakan [Magic Stone] itu, kau dapat menggunakan [Mald Arrow] sebagai senjata suci,” Kata Maziald sembari menjelaskan kedua alat itu.

“Aku bisa menjadi....[Great Hero]?” Kata Hasan yang masih belum percaya dengan apa yang baru saja dia dapatkan.

“Kau harus ingat satu hal. [Mald Arrow] adalah salah satu dari sekian senjata suci yang digunakan untuk melawan Ras Iblis. Jika kau menggunakannya, maka kau akan menjadi sasaran untuk dibunuh oleh ras lainnya karena keberadaan senjata itu dapat membawa petaka bagi ras lain,” Kata Maziald dengan nada yang tinggi.

“Kenapa kau memilihku? Dan.....aku harus membunuh [7 Great Hero] yang lain? Meskipun mereka dulunya adalah pahlawan di masa lalu,” Tanya Hasan dengan sedikit keraguan.

“Aku sudah mengatakannya, kan? Kau memiliki potensi berbeda dalam menyelamatkan dua dunia. Aku tidak peduli jika kau ingin membunuh orang lain, tetapi kau bisa memenuhi tugasmu. Jika kau ingin tugasmu ini cepat selesai, maka bunuhlah [7 Great Hero] yang memiliki senjata suci yang sama denganmu. Dengan begitu, kau bisa menghindar dari banyaknya korban yang kau bunuh,” Kata Maziald dengan jelas.

“Untuk kali ini saja.....aku akan turuti kemauanmu, Maziald. Aku akan menyelamatkan kedua dunia dan membuat dirimu membayar semua hal yang kau bebankan padaku,” Ujar Hasan dengan nada mengancam.

“Kalau begitu, aku harap kau bisa menjadi sosok pahlawan yang luar biasa, [Great Hero Dyne].”

Cahaya bersinar terang di antara mereka berdua. Hasan menutup matanya dengan dua tangan yang masih memegang barang pemberian dari Maziald. Dia tidak bisa melihat apapun. Pertemuannya dengan Maziald cukup lama. Perbincangan yang penuh dengan hal yang tidak pernah terduga bagi Hasan. Apakah itu perpisahan? Hasan merasa bahwa apa yang akan dia temui nanti bisa menjadi lebih berbahaya.

======

“Hoi, Hasan! Jangan berlari meninggalkan kami berdua!” Suara itu terdengar memanggil Hasan dari belakang.

“Heh? Fadhel?” Tanya Hasan yang masih kebingungan dengan apa yang baru saja dia alami.

“Kau pikir aku siapa? Kenapa wajahmu terlihat seperti orang kebingungan?” Fadhel bertanya kembali pada Hasan.

Hasan masih terlihat tidak percaya dengan apa yang baru saja dia alami. Dia bertemu dengan sosok bernama Maziald dan diberikan sebuah senjata suci untuk menjadi seorang pahlawan. Namun, Hasan masih tidak percaya dengan semua itu.

Apa dia bermimpi? Dia mencoba menyentuh kepalanya dengan perlahan dan mengingat apa yang baru saja terjadi. Percakapan yang dia lakukan bersama Maziald tidaklah mimpi. Dia yakin soal itu. Namun, dia merasa ada hal lain membuat dirinya tidak bisa menerima apa yang baru saja terjadi.

“Nak Hasan....[Stone Arrow] itu....” Kata Voth sambil menunjuk tangan kiri Hasan yang memegang sebuah benda.

“[Mald Arrow].”

“Apa? [Mald Arrow]?” Tanya Fadhel dengan penasaran.

“Tidak salah lagi. Ini memang [Mald Arrow]. Ada 2 bagian sama panjang dan melengkung yang mirip dengan busur panah, yakni bagian atas dan bawah. Dan juga, corak seperti tanduk iblis yang berada di samping tempat untuk menarik anak panah [Mald Arrow]. Warna hitam yang bercampur warna putih di sekelilingnya. Ini memang benar [Mald Arrow],” Kata Voth yang cukup terkejut melihat senjata suci di tangan Hasan.

“Anda tahu [Mald Arrow], Tuan Voth?” Tanya Hasan.

“Aku hanya tahu bentuknya saja. Ayahku pernah menceritakan hal itu. Namun, jika kau bisa membuat [Stone Arrow] menjadi [Mald Arrow], apa mungkin....kau ini....”

“Tidak, Tuan Voth! Aku bukan iblis! Aku ini—Uaahhh?!” Perkataan Hasan terpotong seketika.

Guncangan besar terjadi. Semua penduduk di sana tidak mampu menjaga keseimbangan mereka untuk berdiri. Banyak yang berteriak dan ketakutan. Ada apa ini? Hasan tampak merasakan firasat buruk menghampirinya. Fadhel pun mencoba membawa Voth ke tempat yang aman.

“Hasan, kita harus cari tempat yang aman!” Teriak Fadhel pada Hasan.

“Ya!” Jawab Hasan dengan lantang.

*Braakkk!! Brakkk!!!

Sosok raksasa aneh muncul dari pintu masuk kota. Sosok raksasa tersebut menyerupai bunga besar dengan akar-akar hijaunya yang bergerak-gerak seperti gurita. Bunga besar itu terbuka dan menunjukkan gigi-gigi tajam yang sangat mengertikan. Itu adalah monster yang sangat mengerikan yang belum pernah dilihat oleh Hasan dan Fadhel.

“Plantazel! Plantazel menyerang kota! Semuanya lari!”

“Guaaahhhh!!!!”

Teriakan monster itu membuat semua penduduk ketakutan dan berlari menjauhinya. Keselamatan diri sendiri seakan menjadi prioritas utama. Semuanya tidak peduli akan siapapun asalkan nyawa mereka masih ada. Hal itu tersampaikan lewat pemadangan yang terlihat.

“Kalian berdua, pergilah! Plantazel telah datang untuk memangsa kita!” Kata Voth dengan suara yang keras.

“Aku tidak mengerti! Plantazel itu monster apa?!” Tanya Fadhel dengan keras.

“Semua ras di dunia ini tidak tahu asal usul dari monster itu. Namun, mereka adalah monster yang muncul sejak 2500 tahun yang lalu. Hanya sedikit orang yang mampu melawannya di dunia. Kita harus lari...” Kata Voth yang ketakutan.

“Tidak mungkin....”

Hasan menatap ke arah pintu gerbang yang baru dia masuki. Beberapa rumah penduduk sudah dihancurkan. Ras Kadal Merah telah banyak yang terbunuh dalam sekejap. Ras yang baru saja mereka kenal sudah hampir dilahap hingga tak bersisa. Plantazel sudah menyerang dan membuat harapan Ras Kadal Merah menjadi musnah. Kehancuran akan melanda Ras Kadal Merah.

(Hei, Maziald. Apa ini ujian pertamaku untuk menjadi pahlawan?)

Hasan menggenggam erat [Mald Arrow] di tangannya. Dia juga tidak bisa berdiam diri atau lari. Apa yang akan dia lakukan untuk melawan monster yang baru saja tiba di depannya. Keraguannya mulai kembali, tapi rasa takutnya masih ada.

Dunia [Great Hero Online]. Pertama kali, mereka berdua tiba dan memiliki hal yang sulit untuk dipercaya. Ujian pertama bagi mereka berdua telah tiba.