webnovel

GITA

Entah mengapa sepertinya Barra jatuh begitu dalam dengan perasaan sukanya itu? Seharusnya Barra tidak boleh mengikuti perasaan suka itu pada Gita. Usia mereka berbeda jauh dan Gita juga masih bersekolah. Tapi, menahan perasaan itu terus membuat Barra gelisah. Kalau yang seperti itu disebut jatuh cinta, ya, Barra setuju dan mengakui kalau Barra jatuh cinta pada Gita. Kenapa Barra berkata begitu? Gita bahkan menganggapnya seperti kakak laki-lakinya sendiri. Lagipula, Gita juga baru saja menerima perasaan teman sekelasnya. Lalu Gita harus apa? Gita terus resah menanggapi pernyataan Barra padanya. Saat cinta datang tanpa peringatan, tidak ada yang tahu kapan dan bagaimana, serta pada siapa akan berlabuh. Ini bukan kisah romansa berbau CEO ataupun Mafia dengan kehidupan kaya raya. Ini hanya kisah biasa dari Barra, pemuda 23 tahun yang jatuh cinta pada Gita, gadis remaja yang masih bersekolah. Tanpa pertanda apapun, Barra dipertemukan dengan Gita dan perasaan aneh menggelitik Barra rasakan pada pandangan pertama. Ya, Barra jatuh cinta. Dan anehnya, hatinya berlabuh pada Gita, si gadis remaja yang baru mengenal apa itu rasa suka pada lawan jenis. Kisah cinta mereka diliputi dengan banyak air mata hingga kisah ini berakhir, tanpa menghilangkan kebahagiaan Barra dan Gita dengan banyak tokoh lainnya. Kisah ini terinspirasi dari pernikahan dini yang marak di lingkungan sosial. Semoga dengan membaca kisah ini, kita semua dapat mengambil pelajaran bahwa pernikahan dini tidak seindah yang dibayangkan, namun juga tidak seburuk dan semenakutkan yang dipikirkan.

Knisa · Thành thị
Không đủ số lượng người đọc
316 Chs

PEMBARINGAN TERAKHIR

Hari ini langit serasa ikut berduka bersama keluarga pak Hasan yang telah ditinggalkannya. Jenazahnya berbaring lemas di hadapan sanak saudara yang menyayanginya.

Rumah yang biasanya dipenuhi dengan keceriaan penghuninya, hari ini menjadi rumah yang dipenuhi duka.

Jenazah pak Hasan diangkat bersama-sama ke tempat pemandian jenazah di halaman rumahnya. Di sana sudah ada kedua putera Almarhum dan juga Barra yang nampak tengah bersiap memangku sosok yang disayangi mereka itu.

Air mata yang tak sempat tertahan, segera mereka usap agar tidak menetes di tubuh sang ayah. Dan entah mengapa, rasanya ingin sekali mengutuk mata yang sungguh egois, yang tidak mengerti aturan karena selalu lolos beriringan dengan kesedihan.

Jenazah Pak Hasan selesai dikafankan. Dibalut dengan sepotong kain putih sesuai ukuran tubuhnya.

Chương bị khóa

Hỗ trợ các tác giả và dịch giả yêu thích của bạn trong webnovel.com