webnovel

GITA

Entah mengapa sepertinya Barra jatuh begitu dalam dengan perasaan sukanya itu? Seharusnya Barra tidak boleh mengikuti perasaan suka itu pada Gita. Usia mereka berbeda jauh dan Gita juga masih bersekolah. Tapi, menahan perasaan itu terus membuat Barra gelisah. Kalau yang seperti itu disebut jatuh cinta, ya, Barra setuju dan mengakui kalau Barra jatuh cinta pada Gita. Kenapa Barra berkata begitu? Gita bahkan menganggapnya seperti kakak laki-lakinya sendiri. Lagipula, Gita juga baru saja menerima perasaan teman sekelasnya. Lalu Gita harus apa? Gita terus resah menanggapi pernyataan Barra padanya. Saat cinta datang tanpa peringatan, tidak ada yang tahu kapan dan bagaimana, serta pada siapa akan berlabuh. Ini bukan kisah romansa berbau CEO ataupun Mafia dengan kehidupan kaya raya. Ini hanya kisah biasa dari Barra, pemuda 23 tahun yang jatuh cinta pada Gita, gadis remaja yang masih bersekolah. Tanpa pertanda apapun, Barra dipertemukan dengan Gita dan perasaan aneh menggelitik Barra rasakan pada pandangan pertama. Ya, Barra jatuh cinta. Dan anehnya, hatinya berlabuh pada Gita, si gadis remaja yang baru mengenal apa itu rasa suka pada lawan jenis. Kisah cinta mereka diliputi dengan banyak air mata hingga kisah ini berakhir, tanpa menghilangkan kebahagiaan Barra dan Gita dengan banyak tokoh lainnya. Kisah ini terinspirasi dari pernikahan dini yang marak di lingkungan sosial. Semoga dengan membaca kisah ini, kita semua dapat mengambil pelajaran bahwa pernikahan dini tidak seindah yang dibayangkan, namun juga tidak seburuk dan semenakutkan yang dipikirkan.

Knisa · Urban
Not enough ratings
316 Chs

RUMAH PENUH DUKA

"Mas!" sapa Dimas dan Zaki bersamaan pada Barra. Diikuti Sean yang juga menghampiri Barra dan berjabat tangan.

Semua orang di sana dapat melihat seberapa kacau Barra dengan wajah serta mata yang sembab karena menangis dan juga pakaian bernoda darah yang sudah mengering.

Ketiganya turut mengikuti Barra yang terlihat bersiap menunggu kedatangan mobil ambulans memasuki lorong rumah Gita.

Ambulans sudah memasuki halaman rumah dan berhenti.

Nampak di kursi penumpang di sebelah supir, bu Lela yang tengah memeluk Fajar yang masih terisak dan tak hentinya menangis.

Para keluarga menyambut ibu Gita dan Fajar yang baru turun dengan tangisan yang lirih. Sementara Barra membuka pintu ambulan dari belakang.

Saat pintu terbuka ke atas, air mata Barra dan juga yang lainnya kembali turun. Melihat wajah lusuh Gita yang tanpa ekspresi sedang menggenggam tangan ayahnya yang sudah dingin.

"Git, turun yuk!" ajak Barra dengan kalimat yang lembut.

Gita menggelengkan kepalanya pelan.

Locked Chapter

Support your favorite authors and translators in webnovel.com