webnovel

DANGELF

Sudah memiliki mate sejak dalam kandungan. Bukan mate biasa, melainkan demon penguasa kegelapan, Xavier. Bukan, ini bukan cerita tentang gadis lemah yang butuh perlindungan pasangannya melainkan ia gadis yang layak bersanding dengan sang demon. Ia adalah keturunan dari Queen of the Earth yang terakhir dan tentu saja ia juga memiliki kemampuan istimewa seperti sang ibu lalu pemberani seperti sang ayah yang merupakan alpha terkuat dari klan serigala. Zalyne, anak perempuan satu-satunya dari 4 bersaudara. Lalu memiliki mate, Xavier. Dibesarkan di akademi, lalu menjemput takdirnya sebagai pasangan sang penguasa kegelapan sekaligus mengemban tugas sebagai keturunan Queen of the Earth. Dipertemukan dengan perang besar antara Xavier dan saudaranya. Sebagai pasangan Xavier apa yang ia lakukan? Bagaimana kisahnya? Akan terjawab jika kalian membaca cerita ini. Membosankan di awal dan penuh kejutan di akhir (semoga). *** "Berhenti berbicara! Darahmu semakin keluar, bodoh!" "Berhentilah menangis. Jika aku pergi-" "Kau tidak akan pergi, aku akan berusaha untuk mengobatimu." "Jika aku pergi, jangan biarkan laki-laki dari klan manapun mendekatimu." Pria itu masih melanjutkan ucapannya. "Bodoh!" "Aku sudah membuahimu berkali-kali, aku yakin mereka akan tumbuh lalu menjagamu ketika aku pergi nanti." Tangis wanita itu semakin pecah. "Diamlah, iblis! Kau tidak berhasil, kita harus melakukannya lagi. Bertahanlah agar kau bisa membuahi ku lagi dan lagi." "Bagus, Little girl. Katakanlah lagi, aku senang mendengarnya." Reaksi perak itu semakin kuat sehingga ia memuntahkan darah terakhirnya sebelum menutup matanya. "XAVIER!" **** 100% MURNI DARI KEHALUAN SAYA.

ptrmyllln · Kỳ huyễn
Không đủ số lượng người đọc
5 Chs

BAB IV

***

Langkah kecil Zaly berjalan menuju papan pengumuman berada.

Hari ini ialah penempatan masing-masing kamar untuk murid akademi. Beribu nama telah tercatat di sana, setiap siswa akan dapat melihat cahaya di namanya masing-masing dengan begitu mereka tidak akan kesusahan mencari namanya.

Zaly mencari nama seseorang, tidak, bukan namanya melainkan nama Tara. Ia ingin sekamar dengan vampir itu tetapi ternyata dalam list teman sekamar tidak ada nama Tara.

"Aku ingin sekamar dengan Tara," desah Zaly. "Tara!" panggil Zaly ketika melihat vampir kecil itu sedang berjalan dengan jubahnya.

"Kau memanggilku, Zaly?" tanya Tara.

Zaly mengangguk. "Apa kau sudah melihat namamu?"

"Belum." Tara menggeleng.

"Bagus! Kau jangan melihatnya dahulu!" Zaly menutup mata Tara dengan satu tangannya.

Gadis vampir itu mengernyit bingung. "Kenapa?" tanyanya.

Zaly menggeleng. "Apa kau ingin sekamar denganku?"

"Aku bisa sekamar dengan siapapun," jawab Tara masih dengan mata tertutupi oleh tangan Zaly.

Zaly mencebik. "Kau harus mengatakan jika kau ingin sekamar denganku!"

"Baiklah! Aku ingin sekamar dengan Zaly!" ucapnya. "Sudah kan? Bisakah kau melepaskan tanganmu? Aku sudah tidak bisa melihat indahnya dunia lagi."

"Belum! Tunggu sebentar," ujar Zaly.

Tangannya yang kosong ia gunakan untuk mengusap nama Tara di papan pengumuman itu, kemudian mengusap salah satu nama teman sekamarnya.

Zaly terkikik kecil, ia memiliki kemampuan menukar sesuatu, apapun itu. Tidak ada yang mengetahuinya, termasuk orang tuanya sekalipun.

Sekarang di kamarnya sudah terdapat nama Tara, akhirnya ia bisa sekamar dengan vampir kecil ini.

"Silahkan lihat namamu, aku tidak tau nama lengkapmu," ujar Zaly.

Ia masih terkikik menampilkan giginya yang kecil.

Tara mengernyit heran. "Apa aku sangat lucu?" tanya Tara.

"Ulululu, temanku sangat menggemaskan," ujar Zaly disertai cubitan di pipi Tara.

"Zaly! Berhentilah, sangat menggelikan ketika kau mencubitnya," ujar Tara.

Werewolf kecil itu pun melepaskan cubitannya di pipi pucat Tara, tidak ada bekas memerah di pipi vampir kecil ini padahal Zaly sudah mencubitnya keras.

Mata Tara langsung terarah ke namanya, ia membaca dua nama yang menjadi teman sekamarnya.

Zalyne Afrodite A.

"Apa ini namamu?" tanya Tara.

Mengangguk cepat, Zaly menjawab, "Ya! Kita sekamar Tara! Apa kau sangat senang?!"

Zaly menjingkrak kesenangan. "Aku tau kau sangat senang hingga kau tidak bisa mengatakan apa-apa!" ujar Zaky.

"Biasa saja," ucap Tara.

"Vampir menyebalkan!" Gadis werewolf kecil itu mencebik.

Melihat Zaly mencebik, Tara tertawa. "Kau seperti patung kucing keberuntungan!"

"Tara, aku lebih menggemaskan dari patung itu," ujar Zaly.

"Ya, kau benar, mungkin hargamu sangat mahal. Jadi, bolehkah aku menjual mu?"

"TARA!"

Kembali terdengar suara tawa dari mulut vampir kecil itu. Ternyata menggoda Zaly sangat menyenangkan.

***

Hari ini merupakan ujian kenaikan tingkat Zyddane, Zaly sudah mewanti-wanti akan melihat saudara kembarnya dalam mengikuti ujian.

"Kau tau Tara? Dane kami sangat lucu dengan pipi berisinya, benar-benar seperti roti kukus isi daging!" ujar Zaly, ia terkikik membayangkan Dane mengikuti ujian keseimbangan tubuh sedangkan kembarannya itu memiliki tubuh yang gempal.

Ujian ini bermanfaat jika seandainya ada sebuah pertempuran yang mengharuskan berdiri di ujung kayu maupun benda lainnya yang mustahil dijadikan sebagai tempat berpijak.

Selain itu, keseimbangan tubuh yang dilakukan sejak dini dipercaya dapat melatih konsentrasi, apalagi bagi penerus Alpha atau pemimpin lainnya.

"Ah aku jadi ingin makan roti kukus," ujar Zaly. "Apa kau mau?" tawarnya.

Tara menggeleng. "Tofu darah kerbau lebih enak daripada roti kukus," ujarnya. "Apa kau mau?" Kini Tara yang berbalik menawarkan.

"Ew, aku tidak makan darah," ujar Zaly.

"Aku juga tidak makan roti kukus," balas Tara.

Zaly mencebik. "Tara, apa kau marah padaku?"

"Marah? Kenapa aku harus marah padamu?" tanya balik Tara.

"Kau tidak pernah bercanda denganku, wajahmu itu selalu cemberut, matamu selalu lurus, tidak pernah melengkung. Aku jadi takut kau marah padaku," ujar Zaly. Ia menundukkan kepalanya, bahunya merosot, helaan napas terdengar dari bibir kecil itu.

Tiba-tiba terdengar suara tawa dari Tara. "Apa aku begitu menyeramkan?" tanyanya.

"Shutt!"

Seseorang di samping mereka meletakkan jari telunjuknya di bibirnya tanda agar mereka tidak membuat keributan karena penguji sudah memasuki aula kenaikan tingkat.

"Tidak, kau lucu, hanya saja aku takut kau marah padaku," bisik Zaly.

"Aku tidak marah padamu, Zaly, aku tidak tau kenapa wajahku seperti ini," ujar Tara yang sama berbisik seperti Zaly.

"Aku tau, mungkin karena ibumu meminum darah bebek, oleh karena itu wajahmu selalu cemberut." Kini giliran Zaly terkikik kecil.

"Tidak ada hubungannya!" ujar Tara.

"Tara, lihatlah penguji itu, kenapa dia selalu memperhatikan kita?" Zaly menunjuk ke salah satu penguji di sana.

Tara mencari penguji yang dimaksud Zaly, di sana ia menemukan penguji wanita dengan gaun merah melekat di tubuh putihnya tak lupa pula sebuah jubah bulu rubah terpasang di bahunya.

"Aku tidak tau," ujar Tara. "Sepertinya dia vampir sepertiku," katanya lagi.

"Mengapa vampir bisa menjadi penguji?" tanya Zaly bingung.

"Mungkin semua makhluk bisa menjadi penguji, entahlah, aku juga tidak tau." Tara mengendikkan bahunya, ia pun tidak tau kenapa.

Tara kembali memperhatikan penguji yang terus memperhatikan mereka, ah tidak, lebih tepatnya memperhatikan Zaly.

"Zaly, aku rasa dia memperhatikanmu," bisik Tara.

"Benarkah? Tara bagaimana ini? Aku menjadi sangat malu jika diperhatikan seperti ini," ujar Zaly.

Tara memutar bola matanya. "Aku suka dengan tingkat kepercayaan dirimu," ujarnya.

Zaly terkekeh geli, kembali ia melihat penguji tadi dan benar, mata mereka saling beradu.

Gadis kecil itu berjengkit ketika merasakan sesuatu aneh padanya.

"Kenapa?" tanya Tara.

"A-aku merasa ada ledakan kecil di tubuhku," ujar Zaly.

Tara mengernyitkan keningnya, tidak mungkin jika Zaly sudah memiliki wolf karena Zaly masih sangat kecil.

"Apa kau akan mendapatkan serigala mu?"

Zaky menggeleng cepat. "Tidak, bangsa serigala tidak pernah mendapatkan serigalanya sebelum umur 16 tahun," jelas Zaly.

"Aku tau, mungkin saja kau pengecualiannya," kata Tara.

"Tidak ada seperti itu, Tara, aku juga tidak tau tetapi ibuku mengatakan jika bangsa serigala tidak akan pernah mendapatkan serigalanya sebelum berumur 16 tahun," ulang Zaly lagi.

"Eum ya, mungkin kau sedang lapar," kata Tara.

Zaly mengangguk, fokusnya kini teralih pada anak laki-laki berusia sama dengannya. Anak laki-laki itu mengenakan jubah kecil dengan lambang kepala serigala di belakang jubahnya.

"Lihatlah, itu roti kukus ku!" seru Zaly ketika anak laki-laki itu mulai naik di atas sebuah balok kayu runcing.

"Zyddane! Roti kukus ku pasti bisa!" teriak Zaly.

"Zaly, diamlah, semua makhluk memperhatikan kita," bisik Tara.

Zaly yang menyadari ribuan pasang mata menatapnya kini bersembunyi di bahu Tara. "Tara, aku sangat malu!" ujarnya.

"Tidak apa-apa, Zaly, jangan mengulanginya lagi," kata Tara. "Aku akan menggigit mu jika kau berisik!" Tara langsung menampakkan taring kecilnya.

Zaly terkikik geli. "Taringmu sangat lucu!" ujarnya.

"Kau tidak takut padaku?"

Zaly menggeleng. "Tidak, karena kau adalah temanku dan teman tidak akan menyakiti temannya," ujar Zaly.

Tara si vampir kecil itu menatap Zaly. Ya, teman tidak akan menyakiti temannya.

***

Ujian kenaikan tingkat hari ini sudah selesai, para siswa yang mengikuti ujian maupun hanya menonton kini sudah kembali ke asrama masing-masing.

"Ayolah Tara, aku ingin bertemu kembaran ku," pukul Zaly. Sedari tadi gadis kecil itu ingin sekali menemui kembarannya.

"Kau harus meminta ijin, Zaly," ujar Tara.

"Mereka tidak akan mengijinkannya, kita akan pergi diam-diam."

"Tidak bisa, karena asrama selatan dijaga oleh kawanan Zygothes."

Zygothes ialah makhluk buatan yang menyerupai janin berusia 4 bulan dalam kandungan. Zygothes sangat berbahaya karena ia akan menempel lalu menghisap sari-sari kehidupan dari makhluk yang ditempeli nya lalu korban akan musnah dengan perlahan.

Zygothes juga hanya menempel jika ia mendeteksi hal yang dilarang oleh penciptanya.

"Mereka seperti anjing liar dan aku adalah serigala betina, mereka akan kalah denganku," ujar Zaly tertawa bangga.

"Aku tidak mau, Zaly, aku belum mau mati," ujar Tara. "Ayolah Zaly kita kembali ke kamar, kita akan dihukum mati jika guardian akademi tau," peringat Tara.

"Kita tidak akan mati--"

"Apa yang kalian lakukan di sini?"

***

Bersambung ...

___

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI!!!

With love @ptrmyllln^^