Sabrina meluapkan kesedihannya. Setelah tenang, is melepaskan pelukan. Mereka berdua duduk di kursi kayu menatap satu sama lain.
Azka mengusap pipi Sabrina yang lembab dengan sebelah tangannya. Ia merasa cemas dan gelisah dengan kondisi kekasihnya. "Kenapa? Apa yang sudah terjadi?"
Sabrina menatap Azka dalam-dalam. Apakah ia berpikir untuk membuka kejelekan Bu Yeni pada anaknya?
Sabrina angkat bicara. "Apa alasan yang membuatmu mencintaiku?" tanyanya dengan tatapan sendu namun penuh keseriusan.
Azka mengernyitkan dahi. Dibalasnya tatapan Sabrina yang penuh arti. "Apa maksud kamu?" Ia nampak heran.
"Aku bukan wanita yang sempurna. Aku bahkan seorang mantan narapidana, aku luntang lantung tak tentu arah. Bahkan aku seorang wanita yang tak jelas masa depannya, aku-"
Belum sempat Sabrina menyelesaikan ucapannya, dengan cepat Azka memotong seraya menutup mulut Sabrina dengan jemari tangannya.
"Ssutt! Cukup!" potong Azka.
"Kamu kenapa? Kenapa harus berbicara seperti itu?"
Hỗ trợ các tác giả và dịch giả yêu thích của bạn trong webnovel.com