Azka menggenggam pergelangan tangan Sabrina melangkahkan kaki meninggalkan Paula yang di selimuti emosi.
"Sialan, Azka! Berani-berani dia mengacam aku," gerutu Paula saat Azka dan Sabrina telah berlalu pergi. "Itu pembantu tidak tahu diri ya! Berani dia bergandengan sama Azka," imbuhnya berbicara sendiri sambil mengepalkan tangan menahan amarah.
Azka sudah tak memperdulikan apapun yang akan di perbuat Paula. Yang pasti, ia tak akan takut pada ancaman mantan pacarnya itu.
"Tuan. Apa boleh saya bicara?" tanya Sabrina setelah mereka duduk di kursi mobil paling depan.
Azka menoleh sesaat dan tak menjawab pertanyaan Sabrina. Ia lalu kembali memasang safety belt dan menghidupkan mobilnya. Terlihat jelas di raut wajah lelaki berkulit hitam manis itu penuh dengan kekesalan.
Hỗ trợ các tác giả và dịch giả yêu thích của bạn trong webnovel.com