webnovel

Cinta Sabrina

20+ Sabrina Anastasya Bramantio, gadis cantik berusia 23 tahun itu terpaksa harus menelan pil pahit secara bersamaan dalam hidupnya. Dia tidak pernah menyangka hidupnya akan hancur bagaikan pecahan kaca. Kehancurannya berawal dari kekasihnyanya Reyno Prasetiyo yang selama 3 tahun bersama, akhirnya malah menikahi adik tirinya, Cantika Zaipahusna. Hingga suatu hari, Reyno mengalami kecelakaan yang nyaris merenggut nyawa. Sialnya, Cantika menuduh Sabrina yang mencelakai Reyno, karena semua bukti-bukti mengarah padanya. Peristiwa itu terjadi begitu saja dan berhasil membawa Sabrina ke penjara atas dakwaan kelalaian. Siapa sangka, saat ia memulai kehidupan baru dengan menjadi asisten rumah tangga, di tempatnya bekerja dia menemukan sosok Azka Purnama Assegaf, putra dari majikannya. Wajah tampan dan sikap bijaksana yang dimiliki Azka, nyatanya berhasil menarik perhatian Sabrina. Pun sebaliknya. Azka juga perlahan mulai terkesan dengan sikap lugu Sabrina. Seiring berjalannya waktu, akhirnya mereka saling dekat dan mempunyai perasaan yang sama. Akan tetapi, hati Sabrina kembali dipatahkan, saat mengetahui bahwa Azka hendak dijodohkan dengan wanita pilihan orang tuanya. Sakit. Hatinya bak hancur berkeping-keping. Untuk yang kesekian kalinya Sabrina terjerembap ke dalam lubang lara. Bagaimana kelanjutan kisah Sabrina dan Azka? Akankah pada akhirnya perjodohan itu berjalan dengan mulus, hingga mereka bisa bersatu? Mampukah Sabrina membuktikan bahwa dirinya tidak bersalah?

Miss_Pupu · Thành thị
Không đủ số lượng người đọc
292 Chs

Bab 254-Kecewa

Azka terkejut. Ia segera menginjak pedal rem seraya menepikan kendaraan roda empatnya.

"Di Rumah sakit! Memangnya kenapa?" tanya Azka segera.

"Ceritanya panjang. Intinya dia sakit demam tinggi dan harus di rawat, tapi tidak terlalu parah kok. Bisa jadi nanti sore atau besok juga pulang." Samudra menjelaskan.

"Oh ya sudah aku akan segera memberitahukan Sabrina karena dia sangat mengkhawatirkan, Nazwa. Oh iya di rumah sakit mana?" Azka kembali bertanya.

"Sejahtera," jawab Samudra singkat.

"Oke terima kasih atas informasinya."

Azka kemudian mengakhiri sambungan teleponnya. Ia segera berpindah sambungan yakni dengan cepat menghubungi Sabrina.

"Pantas saja Sabrina merasa khawatir dari tadi pagi, rupanya Nazwa di rawat toh." Azka berbicara sendiri sambil mengusap-usap layar ponselnya dan segera menempelkan benda pipih pada telinganya.

"Sayang!" sapa Azka saat Sabrina telah menjawab sambungan teleponnya.

Chương bị khóa

Hỗ trợ các tác giả và dịch giả yêu thích của bạn trong webnovel.com