Nazwa mematung dalam beberapa saat. Ia menyilangkan tangannya, memeluk tubuhnya sendiri yang kini telah berselimut jaket milik Samudra yang sedikit menghilangkan rasa dinginnya.
Samudra melihat Nazwa penuh penyesalan, sehingga ia memilih untuk tak melanjutkan ujaran kekesalannya pada Nazwa. Samudra merasa kesal dengan asisten keduanya itu, yang rela menggantungkan nyawa demi orang yang baru dikenal. Namun, Samudra memilih diam saja karena Nazwa tampak sedu dalam kebisuannya.
Padahal, ingin sekali Nazwa mengakui kalau lelaki itu bukanlah pria yang telah ia temui malam ini. Namun sekali lagi, Nazwa tak bisa membela diri, ia tak bisa mengatakan pertemuannya dengan Azka dan Sabrina yang bersifat rahasia.
Dua insan itu tampak mematung dan saling diam sampai akhirnya tiba di depan rumah mewah milik Samudra.
"Ayo turun!" titah Samudra seraya melepas safery belt yang menggaris miring di dadanya. Namun, tak ada sahutan dari Nazwa.
Support your favorite authors and translators in webnovel.com