Delima mengajak Keisha duduk-duduk di beranda di samping kiri rumah, tentu saja dengan ditemani teh madu mahkota dewa di dalam teko keramik di atas nampan, di atas meja tersebut.
Kedua insan yang sedang dimabuk asmara itu duduk di kursi bambu yang panjang, berdekatan, berdempetan. Delima berada di dalam pelukan Keisha.
"Boleh aku bertanya sesuatu padamu, Delima?"
Delima mengangguk kecil, sang gadis terlihat begitu nyaman bersandar kepala ke dada sang pemuda seperti itu. Keisha bahkan harus mengangkat satu kakinya sedemikian rupa demi menopang tubuhnya sendiri agar tidak bergeser karena tekanan dari tubuh Delima.
"Apa kalian tidak pernah merasa bosan tinggal di rumah yang terpencil dari dunia luar seperti ini? Menjalani rutinitas yang sama setiap hari?"
"Sama sekali tidak. Aku masih bisa bermain-main di tepian danau itu."
"Benarkah?"
"Aku rasa memang seperti itu."
"Seperti itu?" ulang Keisha dan tersenyum menggelengkan kepala. "Kenapa terdengar tidak begitu meyakinkan bagiku?"
Hỗ trợ các tác giả và dịch giả yêu thích của bạn trong webnovel.com