Lalu, angin tiba-tiba berembus lebih kencang menggoyang ranting-ranting pepohonan, daun-daun kering terlepas dari tampuknya, berterbangan, pasrah dibawa oleh aliran angin itu sendiri. Kelopak-kelopak bunga yang tumbuh menghiasi pekarangan rumah itu pun demikian. Terlepas seperti dicabut paksa dari tangkainya.
Langit yang semenjak tadi pagi tidak memperlihatkan sisi terangnya terlihat semakin redup. Awan-awan kelabu dan hitam berarak perlahan, beriringan, memberi kesan suram pada permukaan tanah di bawahnya, pada danau itu, pada kondisi rumah klasik di tengah-tengah hutan itu.
"Sepertinya akan turun hujan," ujar Keisha. "Apa kau—"
Belum habis ucapan sang pemuda, hujan tiba-tiba turun dengan lebatnya. Delima terpekik kecil sebab Keisha bangkit dengan cepat.
"Kita ke dalam saja!" ujar sang gadis dengan sedikit berteriak sebab deru angin bercampur hujan cukup memekakkan gendang telinga.
Support your favorite authors and translators in webnovel.com