webnovel

Aku Adalah Hujan

[Romance dengan sedikit magical realism. Dikemas unik, bertabur quote, manis dan agak prosais. Hati-hati baper, ya. Hehe] Kamu percaya tentang malaikat di bawah hujan? Malaikat itu menjelma perempuan bermata teduh, membawa payung dan suka menulis sesuatu di bukunya. Lalu, ini istimewanya. Ia membawa payung bukan untuk menjemput seseorang. Namun, akan memberikan payung itu sebagai tanda rahmat. Terutama untuk mereka yang tulus hati. Siapa yang mendapatkan naungan dari payung itu, ia akan mendapatkan keteduhan cinta sejati. Kamu percaya? Mari membaca. Selamat hujan-hujanan. Eh, kamu masih penasaran siapa dia? "Aku adalah Hujan. Yang percaya dibalik hujan memiliki beribu keajaiban. Aku akan lebih menagih diri berbuat baik untuk orang lain. Pun, mendamaikan setiap pasangan yang bertengkar di bumi ini. Demikian keindahan cinta bekerja, bukan?" Gumam Ayya, perempuan berbaju navy yang membawa payung hitam itu. Ayya tak lagi mempercayai keajaiban cinta. Tepat ketika dikecewakan berkali-kali oleh Aksa. Ia memutuskan lebih berbuat baik pada orang lain. Impiannya adalah bisa seperti malaikat di bawah hujan. Yang sibuk memberi keteduhan, meskipun mendapat celaan. Sejak itu, ia menjuluki dirinya sebagai "Hujan" Sebuah bacaan tentang perjalanan cinta, pergulakan batin, pencarian jati diri, dan apa-apa yang disebut muara cinta sejati. Tidak hanya romansa sepasang kekasih. Baca aja dulu, komentar belakangan. Selamat membaca.

Ana_Oshibana · Thanh xuân
Không đủ số lượng người đọc
194 Chs

Part 40 - Pengakuan Menyedihkan

"Sebenarnya mau kemana, nih?" tanya Oki.

"Toko bunga."

"Mau beli bunga buat siapa?"

"Nggak."

Aksa semakin cepat melajukan kendaraannya. Tak berapa lama kemudian, ia sampai di sebuah toko bunga. Bertuliskan "Derana Florist."

"Ouh... inimah toko bunga bagus."

"Tahu emang?"

"Tahu lah. Ini terkenal."

"Yaudah masuk."

"Permisi...."

"Silakan. Ada yang bisa saya bantu?" Di depan toko, Aksa disambut salah seorang pegawai tapi bukan Ayya.

"Maaf, Ayyanya ada?"

"Ayya? Ouh pegawai baru di sini?"

"Ya."

"Ada. Tapi dia beda kerjaan. Sekarang di dalam bareng Bu Cindy."

"Boleh saya masuk?"

"Silakan."

Aksa memerhatikan sekilas ruangan itu. Penuh aneka kerajinan bunga yang menakjubkan. Ia melewati penghubung antara ruang depan dan ruangan yang ditunjuk oleh pegawai di depan yang tadi menyambutnya.

Bahkan, di setiap sudut manapun, tak absen oleh bunga.

"Aksa?" ucap salah seorang perempuan yang tak asing bagi Aksa.

"Ayya?"

"Kamu di sini? Kenapa gak bilang duluan?"

Chương bị khóa

Hỗ trợ các tác giả và dịch giả yêu thích của bạn trong webnovel.com