webnovel

Dia?

"Kring...kring..." Jam istirahat dihari pertama. Bel sudah berdering menelusuri setiap telinga yang menantikannya. Jeritan tawa kecil terdengar mengema di semua ruang kelas.

Aku melirik kearah Giya yang terlihat masih sibuk dengan catatannya. Beberapa pensil warna terlihat berjajar dimejanya. Hampir sebagian murid yang ada dikelas sudah menghilang.

"Akhirnya selesai juga, yuk...kita ke kantin?" Ujarnya sembari membereskan catatan kecil serta beberapa buku yang masih berantakan.

Aku hanya mengangguk dan mulai berdiri mengikuti langkah lincahnya. Gayanya yang seperti laki-laki cukup gagah. Mungkin jika dia laki-laki pasti bakal jadi incaran gadis-gadis.

"Kamu mau makan apa?"

"Em...seadanya aja deh," jawabku sembari tersenyum tipis.

Jarak kantin dengan kelas kami cukup jauh. Kami harus melewati tiga lorong kelas. Dan masih harus turun tangga dilantai bawah. Karena kelas kita berada diujung koridor lantai dua. Buat aku pergi ke kantin sama saja dengan berjalan belasan kilo. Keringat sudah membasahi punggung dan merembas di seragam. Dahiku juga sudah licin karena kringat yang berhasil aku seka. Sesampainya di kantin nafasku sudah tahap akhir. Kaki yang tadinya semangat, sekarang sudah gemetar karena tidak sanggup lagi berjalan.

"Giya, sumpah aku capek banget. Harusnya disekolah ini diberi lift atau eskalator. Biar orang-orang kayak aku nggak harus berjuang dulu buat sampai dikantin," ujarku dengan nafas terenggah-enggah.

"Hahaha..." Tawa Giya pecah seketika karena mendengar kata-kata ku.

Deretan antrian terlihat sangat menganggu di penglihatan ku. Setelah berjuang untuk sampai dikantin. Sekarang malah harus berdiri dan mengantri.

"Sini...sini..." Giya mendorongmu ke salah satu meja yang kosong. Dan memaksaku untuk duduk. Aku hanya mengerutkan alis dengan tatapan kebingunggan.

"Bukannya kita harus mengantri dulu ya?"

"Udah kamu tunggu disini aja, biar aku yang mengambilnya."

"Tapi, apa nggak ngerepotin?" Tanyaku dengan perasaan tidak enak.

"Kita kan udah jadi teman, nggak mungkin ngerepotin. Kamu tunggu dan duduk manis aja, oke?" Ia mengedipkan sebelah matanya.

"Baiklah," jawabku sembari mengangguk dan tersenyum.