Luka jika tidak segera diobati menjadi penyebab infeksi dan membawa pada dampak fatal amputasi, Tidak jauh berbeda dengan dampak luka cinta yang dialami Maya. Luka cinta masa remaja yang dialaminya membawa dampak membekunya rasa kasih, sayang, dan cinta terhadap pria lain. ~May~ Aku penawar kebekuan hatimu, May... itu adalah tujuan utamaku. Aku tidak rela wanita sehangat kamu membunuh bunga - bunga yang seharusnya tumbuh berwarna dalam dirimu. Sampai aku sadar ternyata aku juga menjadi racun yang tidak hanya membekukan hatimu tetapi membunuhmu. ~Ben~
"May! loe tau gak di "komunitas Water" ada anggota baru pria kece pindahan dari kota Moon" teriak Diana dengan suara cemprengnya...
Woiiiii, kuping gw budeg tauuuuu... teriakku membalas suara cemprengnya...
Lagian loe seperti jaelangkung loh Din, datang gak diundang pulang gak diantar.
Tiba - tiba saja loe masuk kamar gw tanpa permisi apalagi bawa buah tangan sahutku kesal. Diana terkekeh... kekeh, karena jarang melihat May bisa sewot seperti saat ini, May biasanya cuek banget bahkan cenderung tidak perduli kapan saja Diana datang bahkan mengganggu aktifitas May.
"Din",,, panggilan kesayangan May untuk Diana, sahabat karibnya yang memang tidak seimbang karakternya. May yang terkesan dingin dan Diana yang ceria, persahabatan May dan Diana dimulai sejak mereka duduk dikelas 1 SMP hingga saat ini.
"Loe tau kan Din, gw gak mau dekat, kenal, terpesona, bahkan menjalin hubungan dengan pria kece manapun, mau cakep atau kecap gak ada efek tau"
"Ampun deh May, mau sampai kapan loe menangisi Leon... Hah"
Cukup dengar nama Leon saja sanggup membuat suasana diantara kami menjadi sunyi senyap.
Dengan sorot mata sedih Diana memelukku dan suasana seperti ini selalu seperti Dejavu dari beberapa tahun silam. Bagaimana hancurnya hatiku setelah dibawa terbang tinggi oleh janji-janji manis Leon, pria yang mengisi hari-hari hidupku di masa yang lalu selama lima tahun. Bagaimana Leon yang saat itu menjadi pria pengisi hari-hari dan membangkitkan semangatku setelah peristiwa kehilangan tragis bunda.
"Huffftttt, desahku... tidak sadar pelupuk mataku sudah basah dan air mata menetes kembali".
"May sayang" sudah dong, sorry yah kata Diana yang merasa sedih karena dia bersikap seperti nenek sihir yang bertugas membuka kotak pandora dan mengeluarkan memori-memori jahat Leon bagi sahabatnya. Dia memeluk May yang walaupun dari segi usia mereka sama tapi May memiliki tingkat kedewasaan dan kematangan berpikir yang sangat jauh darinya.
"Gak apa-apa, Din" takut sahabatnya merasa bersalah, padahal sebenarnya dia tidak bertanggung jawab apa-apa atas memori jahat yang terbuka kembali seperti document yang tersimpan dengan baik di dalam perangkat hard drive komputer tanpa butuh proses yang merepotkan mulai dari menghidupkan perangkat komputer sampai ke tugas menampilkan file yang tersimpan dalam hard drive.
Hmmm, "coba cerita siapa sih pria kece yang tadi kamu bilang, seru ku supaya dia terhibur". Sebenarnya gak cuma satu pria, ada tiga sekaligus kata Diana sambil tekikik... kikik.
"Oh ya,,, mimpi apa loe semalam Din, ibarat shopping di mall dong... beli satu dapat tiga" sambil menggelitik pinggangnya... Ahahahhah... Diana tertawa, memang kelemahan terbesarnya kalau saya menggelitik di bagian pinggang bisa mengakibatkan Diana tertawa histeris hingga wajah bulatnya pun memerah.
May... May udah dong serunya sambil ngos... ngosan...
"Jadi ceritanya mereka pindahan ke kota Water secara tidak langsung saya mencuri dengar percakapan Pak Agus pendiri komunitas Water dengan Tn. Angga, setelah pertemuan di Aula tadi, May".
"Eh, May... Loe tau gak Ny. Angga good lookingloh... wajahnya kinclong, fasionable meski make up, tas, pakaian, sederhana.
Beda, tidak seperti ibu-ibu yang ada di lingkungan kita, hobby pakai lipstik muerahhhh seperti vampire habis ngisap darah, eye shadow dan eye liner hampir menyerupai atlit tinju yang kena bogem puluhan kali, belum lagi alis seperti sinchan".
"Mulut loe tuh yah,,, pintar aja nyama-nyamain istilah... tanganku menarik bibir Diana sampai manyun"
"Eh... buset,, ya owloohhh.. ini bibir bisa jadi bibir omas dah... sambil berusaha melepaskan tanganku"
Aku tertawa terbahak-bahak melihat tingkah laku Diana yang super aneh dan tidak biasa menurutku.
"Papanya handsome gak Din, Lah buju bune penyakit akut loe kambuh May, takut dengan pria muda tapi demen dengan pria tua... ejek Diana... Hehehe, gak lah masa iya sihhh, saya penasaran saja Din, kata loe pria - pria itu kece pasti kan genetik dari babenya. Masa iya mamanya kece terus papanya sekelas bokir bisa menyemprotkan sperma kece kataku.
Diana, tertawa sambil menjelaskan seperti wartawati di medan perang tetap fokus kepada berita meski di kiri kanan terdengar ledakan bom, informasi yang ku simpan dalam memoriku ketiga pria kece yang dimaksud Diana ternyata keluarga Bramantyo Si sulung Ben umur 30 thn, kemudian adeknya Wilson umur 28 thn, yang satunya Tn. Angga Wijaya Bramantyo usia 65 tahun.
"Muke gile loe, Din. Masa iya bilang tiga padahal cuma ada dua?"
"Loh, pria kece yang tua kan bonus paket komplit dari Bramantyo junior, kata Diana sambil tertawa terbahak - bahak"
Ahahhahahahha...May dan Dianapun tertawa terbahak - bahak.
"May, loe tadi kenapa gak ikut pertemuan mingguan komunitas Water, sih. Gak biasa - biasanya loe hilang dari peredaran?"
"Sorry, Din. Loe tau kan minggu - minggu ini gw ngelembur terus di kantor, jadi pas lagi libur kerja gw manfaatin tidur dari pagi sampai sore". Yeee, "sayang tau, loe gak ketemu mereka May rugi".
Cepat atau lambat saya pasti bertemu mereka, yah.. pada hari sabtu ini batinku, karena memang di Kota Water ada kewajiban yang tidak tertulis setiap pria dan wanita yang sudah bekerja wajib mengikuti komunitas Water. Pada saat pertemuan Komunitas Water tersebut pasti akan ada acara perkenalan sesama anggota Water.
Itu pasti...