Saat ia melihat sejenak, May berpikir tentang sesuatu tangannya refleks menyentuh keningnya sehingga membuat wanita itu kaget seketika.
Ada apa?
Jangan dipikir sendiri?
Ada aku May?
Ada aku?
Pertanyaan dan ekspresi kesedihan Ben, membuat May merasa bersalah kepadanya. Gak penting kok, hanya memikirkan masalah pekerjaan saja bisik May.
May, apakah sulit untuk melupakan Leon?Apakah berat untuk menggantikan posisi Leon dari dalam hatimu?
May, tersentak karena seolah - olah pria di depannya mampu membaca isi hati dan pikirannya. Barusan dia berpikir keras apakah ia layak membuka lembaran baru dengan seseorang?
Akankah kebahagiaan atau justru kesunyian yang akan kembali dialaminya jika ia membuka kesempatan bagi orang yang baru datang?
Melihat keragu - raguannya, Ben memberanikan diri untuk mengelus telapak tangan mungil wanita itu berbagi moment dengannya, sehingga May dapat menangkap ketenangan dan menerima kekuatan yang dibagikan oleh Ben kepadanya.
May, memang sulit membuka diri kepada orang lain! Karena tidak ada jaminan orang lain itu bisa membawa kebahagiaan atau justru kehancuran besar bagi hidup kita!?
Hidup ini seperti uang kertas yang memiliki gambar yang berbeda di satu sisi dan sisi lainnya.
Tapi, apakah kamu tahu sisi yang satu saling melengkapi dan akhirnya memberi nilai utuh untuk uang tersebut.
Sisi yang satu tidak bisa berkata bahwa sisinyalah yang membuat uang tersebut berharga atau sebaliknya, jika sisi yang satu terlihat tidak menarik akhirnya membuat nilai uang tersebut menjadi rendah. Kedua sisi itu saling melengkapi, saling memberi arti, saling berbagi.
Tidak terasa air mata membasahi kelopak matanya. May merasa, Ben menggambarkan arti penderitaan dan kebahagiaan secara sederhana tapi gambaran tepat untuk masa 5 tahun kesunyian hidupnya.
Tiba - tiba Ben, mengubah arah pembicaraan mereka dengan mengungkit perjalanan Ben ke Citra Land supaya May tidak terlalu menutup diri kembali dengannya.
May, kamu gak apa - apa kan kalau saya ke Citra Land empat belas hari? Ia ingin melibatkan May, dalam hidupnya melalui situasi - situasi kecil seperti saat ini.
Saya sih oke - oke saja Ben, asal itu yang terbaik buat kamu dan kemajuan perusahaanmu.
Yakin?
Nanti gak merasa kehilangan?
Cecar Ben...
Pertanyaan sederhana itu mampu membuat wajah May memerah dan tersenyum lebar serta malu - malu.
Apaan sih? jawabnya!!!
Aku agak bingung ajah Ben, proyek apa sih kok sampai empat belas hari?
Ben, bersyukur May sudah mulai menanyakan tentang hal - hal yang berhubungan dengan aktifitasnya. Mungkin bagi orang lain itu hal yang kecil, tetapi bagi Ben pertanyaan itu adalah hal yang layak untuk di apresiasi karena tidak mudah bagi seorang May untuk terlibat dengan orang lain.
Ben, menjelaskan tentang rencana perusahaannya akan melebarkan sayap di daerah Citra Land. Ia akan join dengan seseorang teman lama keluarga Bramantyo. Keputusan itu di dukung oleh orang tuanya, ia menyampaikan awalnya Ben juga ragu untuk mengambil tawaran tersebut, tetapi sekarang ia akan maju meski kedepannya banyak tantangan yang harus dilaluinya. Karena Ben sadar mengurus dua perusahaan bukan hal yang mudah, tapi ia yakin Wilson adiknya juga dapat diandalkan selama ia tidak ada di water.
Panjang dan lebar mereka berdua sharing tentang visi dan misi hidup mereka kedepannya, melalui perbincangan tersebut keduanya baik itu Ben maupun May memiliki moment saling mengenal kepribadian masing - masing.
Semakin banyak May, mendengarkan Ben berbicara tentang perusahaan, orang tua, masalah masa depan membuat hatinya semakin gelisah tak menentu membayangkan matanya tidak melihat, tangannya tidak bersentuhan, kehadirannya tidak dapat ia rasakan, aromanya tidak dapat ia hirup lagi selama empat belas hari. Semakin ia merasakan kehilangan dari dalam hatinya.
~oh God I fell in love with this man~
*********************
Karena kondisi May sudah lebih baik, siang tadi bahkan ia mengajak Ben, duduk di taman rumah sakit. Melihat banyak orang yang mengalami tantangan dalam hidupnya, bahkan diantara mereka ada yang masih bayi, anak - anak, remaja, dewasa, lansia, perempuan dan laki - laki membuat May semakin memantapkan hatinya bahwa saat ada kesempatan kebahagiaan datang maka ia harus meraih kebahagiaan tersebut dan mengusahakannya tetap bertumbuh, dan ia berharap semoga kesunyiaan itu tidak mendekat kembali dalam hidupnya.
Kebahagiaan itu juga tertular dari sahabatnya dan Wilson yang datang menjenguknya dengan wajah berbinar - binar. Ada kasih sayang yang besar dari Wilson yang dibagikan kepada Diana. Ia pun berharap kebahagiaan itu datang menghampirinya, mereka berempat kadang menertawakan hal - hal kecil tetapi hatinya yang damai membuatnya semakin menikmati kebersamaan dengan sahabat - sahabatnya.
Sepanjang pertemuan itu, ia sadar Ben tidak meninggalkannya. Tatapan matanya selalu berbinar saat May tersenyum dan tertawa dengan lepas, Ben bahagia saat ia bahagia. May berjanji akan memberi kesempatan bagi pria yang istimewa ini.
Menjelang istirahat malamnya, setelah May melakukan aktifitas rutinnya malam hari,
Ia mendengar Ben, bicara kepadanya
"May, kamu sudah bisa duduk di sofa kan?"
Sudah dong Ben, duduk di kursi taman rumah sakit saja bisa jawabnya sambil bergurau!!!
Saat May bermaksud turun dari ranjang perawatan dan duduk di sofa di sebelah Ben, ia melihat Ben berjalan ke arahnya dan tangannya segera menuntun May duduk, dan memastikan May tetap nyaman. Lalu Ben segera menyusul duduk disebelah May.
Kemudian ia memeluk tubuh May dengan hati - hati menghirup aroma tubuh May sebagai amunisi kekuatan bagi tubuhnya karena ia tahu perjalanannya meninggalkan wanita ini pasti akan berat.
Bagi May situasi seperti ini benar - benar dia manfaatkan untuk menghirup aroma Ben yang akan meninggalkannya empat belas hari.
Dia pasti sangat merindukan pria ini.