webnovel

ZEN: Didunia Fiksi

Seorang remaja pria yang meninggal karena menyelamatkan teman masa kecilnya. Remaja itu lalu ditemukan oleh sebuah cahaya dan diberikan kehidupan kedua, untuk menjelajahi dunia anime dengan system yang diberikan kepadanya. . . Perhatian: - Saya tidak memiliki karakter apapun yang ada didalam cerita ini. - Saya juga tidak memiliki gambar yang digunakan pada sampul. - Cerita ini akan beralur lambat namun kadang kadang cepat. - Saya adalah penulis baru, saya membuat novel ini hanya karena kesenangan semata dan untuk belajar. Jadi jika ada masukan, saya akan sangat amat terbuka untuk menerimanya.

AciaRhel · อะนิเมะ&มังงะ
Not enough ratings
275 Chs

Pertemuan

Akhirnya pertemuan pertama para player akhirnya akan segera dimulai. Para player sudah berkumpul disebuah aula yang mirip dengan ruang pertemuan pada abad pertengahan.

Zen dan Asuna sendiri, saat ini sedang menuju ke tempat pertemuan itu. Lalu Zen menyadari sesuatu, bahwa tangannya masih memegang tangan Asuna.

"Maaf Asuna, aku terbawa suasana" kata Zen sambil melepaskan tangan lembut Asuna.

Asuna yang mendengar ini hanya mengangguk, lalu tertunduk malu akan perilakunya. Lalu mereka berdua memasuki Aula tersebut dan mencoba untuk duduk dibarisan belakang.

Pertemuan ini diselengarakan oleh seorang player bernama Diavel, yang Zen ketahui adalah seorang beta tester pada animenya.

Saat sudah mendapatkan tempat duduk yang menurutnya cocok untuk mengikuti pertemuan ini, Zen mulai memeperhatikan sekitarnya. Saat ini Zen bisa melihat semua karakter yang menurutnya familiar.

Pertama Zen melihat Diavel, pemimpin pertemuan ini dan sekaligus yang membuat rencana pertempuran melawan boss lantai pertama. Sekarang dia berdiri ditengah panggung sambil menunggu dimulainya pertemuan ini.

Lalu Zen melihat seorang pria berotot yang duduk dibangku paling depan yaitu Agil. Dan seorang player solo yang duduk sejajar dengan tempat duduk Zen dan Asuna walaupun agak jauh yaitu Kirito.

Setelah melihat para player sudah berkumpul dan duduk ditempat masing - masing, Diavel akhirnya memulai pertemuan ini dengan memperkenalkan diri dan melemparkan beberapa lelucon untuk mencairkan suasana ditempat ini.

"Pertemuan ini kubentuk, untuk membuat sebuah kelompok untuk menaklukan boss lantai pertama" kata Diavel mengubah intonasi suaranya menjadi serius.

Mendengar ini para player yang mengikuti pertemuan ini mendadak menjadi serius dan mulai mendengarkan dengan seksama perkataan Diavel.

Setelah mendapatkan semua perhatian player disini, akhirnya Diavel melanjutkan penjelasannya dan rencanannya untuk melawan boss lantai ini.

"Apakah kalian setuju?" kata Diavel setelah menjelaskan semua rencanannya kepada seluruh player ditempat ini.

Mendengar rencana Diavel, semua player disini mulai mengangguk dan menepuk tangan mereka menandakan mereka menyetujui rencana dari Diavel.

"Baiklah, untuk memulai membagi tugas, sebaiknya kita membentuk kelompok terlebih dahulu. Bentuklah kelompok dengan beranggotakan enam orang" kata Diavel selanjutnya.

Mendengar ini, Zen dan Asuna tidak bergerak sedikitpun untuk mencari anggota, dikarenakan semua player disini sudah mempunyai dan membentuk kelompok mereka masing - masing.

Namun tidak selang beberapa lama, seorang player yang duduk sejajar dengannya tadi, mendekati kelompok Zen dan Asuna.

"Apa kalian masih kekurangan anggota?" tanya player itu basa - basi kepada Zen setelah tiba disebelahnya.

"Sebenarnya kami kekurangan anggota, namun melihat situasi disini, sepertinya semua player disini sudah saling membentuk kelompok satu sama lain. Jadi kami berdua akan tetap menjadi satu kelompok" balas Zen

"Baiklah, bolehkah aku mengikuti kelompok kalian? Dan kita akan menjadi kelompok hanya sampai menaklukan boss lantai pertama selesai." kata orang itu.

"Baiklah" Lalu Zen mengirimkan orang disebelahnya undangan party dan diterimannya.

"Pertama - tama perkenalkan namaku Zen dan disebelahku Asuna" kata Zen setelah melihat orang itu menerima undangan partynya.

"Namaku Kirito, senang bertemu dengan kalian berdua" balas pria tersebut dan dibalas anggukan oleh Zen dan Asuna.

Akhirnya Zen, Asuna dan Kirito resmi menjadi sebuah kelompok dari penyerangan ini.

"Baiklah, apakah kalian sudah membentuk kelompok?" kata Diavel dan dibalas anggukan oleh semua player.

"Baiklah, perta-" Kalimat Diavel terpotong.

Saat hendak menyampaikan rencana selanjutnya, seorang player mengintrupsinya dengan gaya bar - barnya. Player itu mulai menuruni aula ini dengan melompati satu persatu tempat duduk di aula ini.

Akhirnya player itu mendarat tepat didepan Diavel yang berada diatas panggung. Pria itu memperkenalkan namanya Kibao dengan nada sarkasmenya. Saat ini dia mencoba untuk menggiring opini publik kepada para player ditempat ini.

"Beberapa dari kalian harus meminta maaf" katanya Lantang.

Lalu Kibao mengutarakan alasannya mengatakan itu. Dan alasannya dia merasa para beta tester saat game ini dimulai, mulai meninggalakan para player baru dan menjelajahi tempat yang bagus untuk meningkatkan level mereka.

Menurutnya para beta tester tidak meninggalkan satu informasipun yang bisa membantu para player baru untuk beradaptasi didalam game ini.

Mendengar ocehan ini, Zen hanya duduk dengan tampang tenangnya. Sementara Asuna yang mendengar ini mulai mengawatirkan Zen. Asuna sendiri mengetahui bahwa Zen adalah seorang beta tester, karena Zen memberitahukannya.

Setelah Asuna melihat Zen yang santai menghadapi perkataan orang didepannya, Asuna kembali tenang dan melanjutkan memperhatikan pertemuan itu.

Namun berbeda dengan player yang berada disebelah Zen, Kirito. Kirito saat ini merasa tidak nyaman dan gelisah. Namun tidak beberapa lama seorang player berbadan kekar maju kearah panggung.

"Apakah kau mengetahui buku ini?" kata pria kekar tersebut kepada Kibao.

Lalu pria besar itu menjelaskan bahwa buku itu terdapat informasi dari beta tester, dan dapat ditemukan di toko dengan harga yang gratis. Mendengar ini keadaan diaula ini mulai terkendali berkat Agil yang menyelesaikan kesalah pahaman ini.

Lalu rapatpun dilanjutkan dengan Diavel menjelaskan rencananya serta skema yang akan dia pakai untuk menaklukan boss lantai ini.

"Baiklah ada pertanyaan?" kata Diavel mengakhiri pertemuan tersebut. Setelah memastikan tidak ada yang bertanya, Diavel memutuskan untuk memulai penyerangan besok pukul 10 pagi, dan mulai membubarkan pertemuan ini.

"Baiklah Kirito, sampai bertemu besok" kata Zen

"Baiklah, sampai bertemu besok" kata Kirito sambil meninggalkan Zen dan Asuna.

"Kita akan kemana sekarang Zen?" tanya Asuna.

"Hmmm.... kemana yaa. Bagaiaman kalau kita melanjutkan kencan kita?" kata Zen menggoda Asuna.

"Berhentilah bercanda Zen" kata Asuna yang mulai merona. Melihat reaksi Asuna, Zen mulai tersenyum.

"Baiklah, bagaimana kalau kita mencoba senjata kita yang sudah ditingkatkan untuk melawan monster dipinggiran kota" kata Zen dan dibalas anggukan oleh Asuna.

Akhirnya mereka berdua mulai menghabiskan hari dengan berburu beberapa monster, hingga mereka balik kepenginapan mereka dan mulai beristirahat untuk menghadapi boss lantai ini besok.

Keesokan harinya, Zen dan Asuna sudah duduk disebuah air mancur sambil menunggu player lain yang akan berpatisipasi melawan boss lantai ini.

"Asuna, dengarkan aku dengan baik. Kamu sudah membaca buku yang dibuat oleh beta testerkan?" tanya Zen dan dijawab anggukan oleh Asuna.

"Sebaiknya kita berhati - hati karena informasi itu mungkin berubah" kata Zen

"Mengapa kau berkata seperti itu?" tanya Asuna.

"Coba pikirkan, Letak boss lantai ini berubah. Apakah menurutmu hanya itu perubahannya?" kata Zen

Mendengar perkataan Zen, Asuna mulai menyadari sesuatu dan menganggap perkataan Zen masuk akal.

"Lebih baik kita berhati - hati" kata Zen