18 Boss Lantai Pertama

Setelah menunggu beberapa waktu di tempat itu, Zen dan Asuna sudah mulai berkumpul bersama player lain termasuk Kirito. Saat ini mereka bersiap untuk menuju ketempat boss lantai berada.

Akhirnya perjalanan mereka dimulai. Saat ini kelompok Zen berada dibarisan belakang pada iring - iringan kelompok penyerang ini yang sedang menuju lokasi boss lantai pertama.

"Apakah kalian sudah lama bersama membentuk kelompok?" tanya Kirito yang berada sejajar dengan Zen dan Asuna.

"Ya.. bisa dibilang cukup lama, memang kenapa Kirito?" tanya Zen

"Jadi, apakah kalian sudah mengetahui taktik penyerangan dalam kelompok?" tanya Kirito kembali.

"Taktik penyerangan?" Kata Zen bingung.

"Ohhh.. mahsutmu taktik bertukar posisi atau switch?" tanya Zen

"Ya, taktik dimana seorang menahan serangan lawan dan seorang lagi menyerang lawan tersebut yang sudah teralihkan" Kata Kirito.

"Ya, kami mengetahui taktik tersebut" kata Zen

"Baiklah, kalau begitu akan mudah, karena kita sudah mengerti taktik ini" kata Kirito

Lalu mereka melanjutkan perjalanan ini dengan mengobrol santai hingga mereka tiba dilokasi boss tersebut.

"Baiklah semua, dibalik pintu ini adalah ruangan boss lantai pertama" kata Diavel setelah semua kelompok tiba ditempat ini.

Lalu Diavel mulai mengeluarkan kata - kata penyemangat dan mulai membuka pintu ruangan itu dan mengajak semua player untuk mengikutinya.

Saat ini kelompok Zen bukanlah kelompok inti dari kelompok penyerangan ini. Kelompok Zen hanya akan mengalihkan perhatian pengawal boss lantai ini, dikarenakan kurangnya anggota pada kelompok Zen.

Jadi tugas kelompok Zen hanya menghadapi pengawal boss lantai ini yaitu Ruin Kobold Sentinel, hingga kelompok inti mengalahkan boss lantai pertama tersebut.

Begitulah rencananya. Namun Zen mengetahui, karena keegoisan pemimpin kelompok penyerangan ini yaitu Diavel, rencana itu akan mulai berantakan.

Akhirnya mereka semua masuk kedalam ruangan yang gelap, dan jauh disana mereka bisa melihat sebuah siluet sebuah monster yang sedang duduk pada singgahsananya.

Akhirnya siluet monster itu mengambil senjata yang ada disampingnya dan mulai turun dari singgahsanannya dengan cara melompat dan mulai mengaum. Tiba - tiba ruangan yang gelap ini berubah menjadi terang dan menunjukan sosok asli dari monster yang berada diruangan ini.

"SERANG!!" teriak Diavel yang melihat boss itu sudah mulai menyerang bersama pengawalnya.

Kelompok inti lalu maju dan menghalau seranga boss tersebut dan mencoba memisahkannya dengan pengawalnya.

"Kelompok D,E, dan F tahan serangan pengawalnya" kata Diavel setelah melihat pengawal boss itu sudah mulai terpisah, dan dibalas oleh anggukan oleh ketiga kelompok itu, termasuk kelompok Zen.

Melihat sebuah pengawal datang menyerang kelompok Zen, Kirito mengaktifkan sword skillnya dan menahan serangan pengawal tersebut.

"Swirch" kata Kirito

Melihat Kirito berhasil menangkis serangan itu, Zen dan Asuna lalu maju dan menebas pengawal itu hingga pengawal itu berhasil dikalahkan.

Melihat ini, Kirito sangat tersentak. Kirito mengira kedua teman kelompoknya adalah pemula, namun ternyata mereka sangat kuat karena berhasil menebas pengawal itu hanya dengan satu tebasan.

Melihat pengawal itu yang kembali muncul, Kirito mulai tersadar dari lamunannya dan mulai membantu kelompoknya untuk menyerang pengawal itu kembali. Kelompok Zen mulai menahan pengawal itu hingga HP dari boss lantai ini sudah tinggal sedikit.

Boss lantai itu yang darahnya sudah sedikit mulai mengeluarkan mode berserknya. Melihat ini, Diavel menyuruh seluruh kelompok untuk mundur dan membiarkannya melawan boss lantai itu.

Lalu Diavel maju dengan mengaktifkan sword skillnya, namun yang dia tidak ketahui, boss lantai ini mengalami perubahan pada senjata yang digunakannya saat mode berserk. Kirito yang menyadari perubahan ini mulai berteriak.

"Jangan melawannya, mundurlah sejauh mungkin!" teriak Kirito namun sudah terlambat.

Diavel yang sudah terlalu maju melawan boss lantai itu, tidak kuasa menahan serangan boss lantai itu kepadanya. Mendapatkan serangan itu Diavel mulai terpental. Melihat ini Kirito sambil membawa HP potionnya mulai berlari menuju tempat terjatuhnya Diavel.

"Ternyata senjatanya sudah diubah" kata Zen

"Maksutmu sudah diubah?" tanya Asuna

"Saat beta tester, monster ini menggunakan senjata Talwar, namun sekarang dia menggunakan Nodachi" kata Zen

"Lalu Zen, apa yang harus kita lakukan selanjutnya" tanya Asuna

Mendegar pertanyaan Asuna, Zen mulai melihat kearah Kirito. Saat ini Diavel yang berada di pangkuan Kirito mulai menghilang menandakan dia telah mati akibat serangan yang dia terima tadi.

Kirito lalu berdiri dan menuju kearah Zen dan Asuna.

"Zen-san, Asuna-san, Bisakah kalian berdua membantuku melawannya?" kata Kirito menjulurkan pedangnya pada boss lantai pertama ini.

"Baiklah" balas Zen dan anggukan oleh Asuna.

"Baiklah seranglah seperti formasi yang sebelumnya" kata Kirito.

Lalu mereka bertiga mulai berlari menuju kearah boss lantai pertama itu dan mulai melawannya.

Sebenarnya, mereka bisa mengalahkan boss itu dengan cepat, jika Zen serius melawan mosnter tersebut. Namun Zen ingin Monster tersebut menyerang Asuna terlebih dahulu dan menghilangkan jubahnya seperti halnya di anime.

Dan saat kejadian itupun tiba. Kirito yang berhasil menangkis serangan boss itu, membuat Asuna langsung maju dan mencoba menyerangnya. Namun sialnya, boss itu ternyata mendapatkan kembali keseimbangannya dan menyerang kearah Asuna.

"ASUNA!" teriak Zen

Mendengar teriakan Zen, Asuna mulai memperhatikan sebuah serangan yang akan tiba kepadanya. Asuna lalu menghindar namun sialnya, jubahnya berhasil dihilangkan karena pergerakan menghindarnya yang tidak sempurna.

Setelah jubahnya menghilang, Asuna langsung memberikan serangannya kepada mosnter tersebut dan membuatnya mundur beberapa langkah dari tempat itu. Saat ini Asuna berdiri sambil mengibaskan pedangnya dengan ekspresi yang serius yang tidak tertutupi apapun yang menghalangi kecantikannya.

"Ternyata dia sangat cantik" kata Zen yang melihat rupa Asuna yang tidak tertutupi oleh jubahnya.

Setelah keinginannya tercapai, Zen akhirnya mulai serius dengan mengeluarkan kekuatan aslinya.

Zen saat ini langsung berlari menuju kearah boss tersebut sendirian. Melihat ini, Boss lantai tersebut mengeluarkan sword skillnya dan maju kearah Zen. Saat monster itu tiba dihadapan Zen, monster itu langsung menebas Zen dengan kekuatannya yang sangat berbahaya.

"Lemah" kata Zen yang mampu melihat serangan boss tersebut.

Zen langsung menghindari serangan itu lalu mengaktifkan sword skillnya dan tiba - tiba dia sudah berada dibagian belakang dari boss tersebut.

Zen yang berada dibelakang boss lantai tersebut lalu mengibaskan pedangnya dan memasukannya pada sarungnya yang berada dipunggungnya. Saat pedang itu sudah berada disarungnya, Boss lantai itu tiba - tiba bercahaya dan menghilang dari tempat itu bertanda sudah berhasil dikalahkan.

avataravatar
Next chapter