Kini kepalaku bersadar di pundaknya. Membuat direktur terkejut meski dirinya tetap diam. Aku ingin lebih dekat dengannya. Meringankan setiap bebannya dan menemaninya menjalani setiap hari-hari. Rasanya ingin kuhentikan waktu jika kami sedang berdua seperti ini.
"Ayo masuk, malam semakin larut aku tidak ingin kamu sakit karena angin malam," ujar direktur.
"Tapi aku masih ingin bersamamu," sahutku dengan nada suara yang manja.
"Sejak kapan kamu menjadi manja seperti ini?" Direktur tertawa dan mengetuk hidungku dengan jari telunjuknya. Karena merasa kesal aku pun cemberut dan memalingkan wajah darinya. Sepertinya laki-laki ini memang tidak ingin bersamaku lebih lama lagi.
"Ayolah, ada apa dengan ekspresi itu. Aku hanya mengajakmu masuk, bukan mengatakan akan meninggalkanmu. Kita bisa berbincang di kamar," imbuhnya.
"Jadi ... kamu akan tetap menemaniku?" Direktur mengangguk, aku pun setuju dengan ajakannya. Kini kami segera berjalan delan perlahan menuju kamar.
***
Support your favorite authors and translators in webnovel.com