Aku memberontak, tetapi laki-laki itu berbisik lirih. Dia memintaku untuk diam sejenak dan membiarkannya dalam posisi ini. Dagunya mulai bersandar di pundakku, saat kulihat laki-laki ini pun memejamkan matanya. Apa dia sedang memikirkan pekerjaannya?
"Apa ada masalah di kantor? Apa ada yang bisa kubantu?" tanyaku lirih. Entah kenapa aku tidak tega melihatnya dalam keadaan seperti ini. Jika dia marah-marah memang membuat kesal, tetapi jika seperti ini rasanya mudah sekali untuk menaruh iba.
"Tidak ada masalah, tenang saja." Dia menjawabku meski matanya masih tertutup. Aku pun akhirnya memilih diam dan memegang tangannya yang melingkar di pinggangku. Dia tidak beraksi, membuatku lebih tidak berani bergerak ataupun berbicara.
Waktu terus berlalu, entah sudah berapa lama aku dalam posisi ini. Rasanya pegal dan ingin sekali kudorong laki-laki ini. Namun, sekarang hanya hal ini bisa kulakukan untuknya. Semoga saja dia segera bangun atau tanganku akan benar-benar patah karenanya.
Support your favorite authors and translators in webnovel.com