"Kenapa kau berbicara seperti itu? Aku juga sedih Andrea. Tapi kita tetap harus realistis. Mau bagaimana lagi?" ucap Evans.
"Mudah sekali untukmu, Evans," sahut Andrea.
"Tidak, Andrea. Ini tak mudah untukku! Aku sudah melihat orang - orang yang kusayang mati. Dan sekarang, anakku! Aku bahkan baru tahu kalau dia adalah putraku," pekik Evans.
Andrea kembali menangis. Saat ini kondisinya benar - benar labil. Rasanya ia sudah tak memiliki semangat untuk hidup lagi.
Pikirannya hanya berpusat kepada Philips saja. Jika ia bisa, ia akan menemukan Philips di dalam kuburnya.
"Maafkan aku," ucap Evans, sambil memeluk Andrea.
Andrea hanya bisa menangis tersedu - sedu. dalam pelukan Evans.
Sejak kejadian ini, Andrea tinggal di dalam rumah Evans. Ia sama sekali tak ingin berbuat apapun.
Kematian Philips benar-benar membuatnya sangat terpukul. Ia tak mau makan, tak mau keluar kamar. Setiap hari hanya menangis di atas tempat tidur.
สนับสนุนนักเขียนและนักแปลคนโปรดของคุณใน webnovel.com