"A... aku tidak mengerti. Bisa kau jelaskan lagi?" tanya Finland dengan suara ragu. Ia tidak yakin dengan pendengarannya sendiri dan meminta Caspar mengulangi ceritanya.
"Aku adalah generasi kedua kaum Alchemist. Tahun 1450, Kakekku dan beberapa temannya menemukan obat keabadian. Dengan obat ini, manusia bisa menjadi muda selamanya. Begitu tubuhnya mencapai puncak pertumbuhan, penuaan akan terhenti.
Manusia normal berhenti meregenerasi semua sel setelah umur tiga puluhan dan pelan-pelan tubuhnya akan menjadi menua. Kami tidak demikian. Setelah mencapai puncak pertumbuhan, wajah dan tubuh kami akan seperti ini selamanya. Ayah dan ibuku meminum obat ini sejak mereka kecil dan pertumbuhan mereka terhenti ketika ayah berusia 27 tahun dan ibu 25 tahun.
Manusia punya puncak pertumbuhan yang berbeda-beda. Aku sendiri berhenti menua saat usiaku 24 tahun. Setelah ayah ibu menikah, mereka menunggu beberapa puluh tahun baru memiliki anak. Saat itu, di akhir abad ke-16, saat usia orangtuaku hampir 100 tahun, mereka memutuskan untuk mempunyai anak karena saat itu mereka tidak tahu apakah kemudaan mereka akan bertahan terus. Untungnya sampai sekarang tidak ada satu pun kaumku yang mengalami penuaan. Alchemist tertua yang masih hidup berumur 550 tahun, dan penampilannya terlihat seperti masih 25 tahun."
Finland menatap Caspar lekat-lekat, berusaha membuat cerita pemuda itu masuk di akal, tetapi sangat sulit.
"Adikku Flora lahir saat orangtua kami berusia 200 tahun dan Aldebar lahir 150 tahun kemudian. Sebagai orang yang muda selamanya, kami tidak terburu-buru dalam mencari pasangan dan memiliki keturunan, karena waktu ada di tangan kami.
Kalau manusia biasa perlu waktu 10 tahun belajar untuk bisa menjadi ahli di bidang kedokteran atau ahli di bidang musik, bayangkan berapa banyak ilmu yang bisa kau kuasai kalau kau punya waktu ratusan tahun untuk belajar? Aku sudah memasak selama ratusan tahun... karena itu masakanku sudah sempurna. Aku juga suka menjadi dokter, dan berkali-kali masuk kuliah kedokteran dengan identitas berbeda, ini merupakan salah satu profesi favoritku. Setiap kali ilmu pengetahuan berkembang semakin maju dan aku pun menjadi dokter yang semakin ahli.
Bayangkan saja, setiap 20 tahun aku menjadi mahasiswa baru dan belajar ilmu baru. Aku bertemu Einstein di Jerman saat ia dan istrinya Mileva Maric mengembangkan teori relativitas, sebelum teori itu diajarkan di kelas-kelas fisika modern seperti sekarang. Aku sudah pernah menjadi dokter, penulis, ahli strategi perang, kapten kapal, tuan tanah, aktor drama, desainer, pelukis, petani, dan berbagai profesi yang bisa kaubayangkan. Biasanya aku bosan setelah beberapa puluh tahun dan akan mencari hobi atau profesi baru."
"Apakah ada banyak orang seperti kalian?" tanya Finland pelan.
"Ada beberapa ratus orang. Semuanya keturunan para alchemist mula-mula, yaitu kakekku dan teman-temannya. Aku dan kedua adikku adalah keturunan Alchemist murni karena kedua orangtua kami adalah kaum Alchemist asli, banyak juga yang masuk menjadi kaum kami karena pernikahan, semula mereka hanya manusia biasa.
Adikku Flora jatuh cinta 200 tahun yang lalu dengan seorang manusia biasa. Pertumbuhannya terhenti ketika Flora berusia 22 tahun, dan ia menikah dengan suaminya tanpa restu orangtua. Setelah mereka punya anak, barulah suaminya diterima keluarga dan ia diberikan obat keabadian, tetapi perbedaan usia mereka sudah terpaut agak jauh.
Kalau kau bertemu Flora dan suaminya, kau akan lihat bahwa suaminya terlihat lebih tua. Suami dan anak-anak Flora termasuk darah campuran. Dalam kasta kebangsawanan Alchemist, mereka termasuk warga kelas dua. Aku punya 3 keponakan, keturunan Flora, dan mereka sudah punya anak-anak yang tersebar di Eropa dan Amerika. Tapi kalau kau bertemu keluarga besarku.. kau akan mengira kami semua seumuran."
"Tapi kenapa aku tidak pernah mendengar tentang kalian sebelumnya?"
"Tentu saja keberadaan kami harus dirahasiakan, karena banyak yang mengincar rahasia keabadian kaum Alchemist. Saat ini yang menyimpan formulanya hanya adikku Aldebar yang menjadi pewaris istana di Jerman.
Dulu kami bisa menyembunyikan diri dengan lebih mudah, karena kami tinggal berpindah tempat tinggal. Di masa kini ada internet, kami harus melakukan upaya ekstra untuk menghilangkan jejak. Untungnya kekayaan yang kami simpan selama ratusan tahun bermanfaat untuk menguasai dunia dan informasi. Tanpa itu, mungkin kau sudah melihat berita tentangku di mana-mana."
"Jadi kalian tidak bisa mati?" tanya Finland ragu-ragu. Ini semua terdengar makin tidak masuk akal.
"Kami tidak bisa meninggal karena sebab alami seperti penyakit dan usia tua. Kaum Alchemist dilahirkan dengan tubuh sempurna, tidak akan mengalami disabilitas, sakit penyakit dan penuaan. Tapi kami tidak kebal peluru atau senjata tajam, kalau kami terluka kami bisa mati. Banyak anggota kaumku yang meninggal saat terjadi perang, termasuk orangtuaku. Itu sebabnya aku sangat membenci peperangan. Kau tak bisa bayangkan betapa sedihnya... ditinggalkan oleh kedua orangtuamu yang juga merupakan sahabatmu selama ratusan tahun..."
"Kau menyebut tentang pindah ke New York untuk kuliah film... apakah itu artinya, kau akan mengambil identitas baru? Karena orang akan curiga melihat Heinrich Schneider tidak juga menua setelah belasan tahun menjadi dokter bedah...."
"Tepat sekali. Finlandku memang pintar." Caspar tersenyum. "Aku sebagai 'Heinrich Schneider' akan tetap memerintah grup perusahaan dari balik layar, dan sepuluh tahun lagi mengalihkannya kepada identitas baruku."
Finland terhuyung dan harus memegang tangan Caspar untuk menopang tubuhnya. Ini semua sangat mengejutkan... Ia tak tahu dari mana harus mencerna cerita Caspar.
"Terima kasih... kau sudah jujur tentang dirimu.. Aku tidak tahu harus bagaimana. Ini semua terlalu mengejutkan."
Tadinya Finland sebal karena Caspar tahu semua tentang dirinya, sementara ia tidak tahu apa-apa. Tetapi kini, ia justru tidak siap mendengar semua kebenaran tentang Caspar.
"Finland... apa yang ada padaku, semua bisa menjadi milikmu... Termasuk keabadian, jika kau menginginkannya. Kalau aku menikah denganmu, kau akan menjadi bagian dari kaumku. Semua kekayaanku adalah milikmu..."
Caspar mendukung tubuh Finland dan membantunya duduk di sofa. Ia menggenggam kedua tangan gadis itu dan menatapnya dengan sungguh-sungguh, "Aku sudah hidup hampir 500 tahun dan aku belum pernah jatuh cinta kepada siapa pun... Tidak seperti ini. Tadinya kupikir aku hanya kasihan kepadamu, saat melihatmu di bandara, aku tertegun karena kau memiliki sepasang mata paling sedih yang pernah kulihat seumur hidupku... Dan saat itu secara insting, aku hanya ingin melindungimu. Aku hanya ingin membuatmu bahagia... Tapi sekarang aku yakin, aku ingin hidup bersamamu. Kaumku tidak pernah terburu-buru dalam mencintai orang dan menikah ataupun punya anak.. karena itulah jumlah kami sangat sedikit."
Finland menggigit bibirnya kebingungan. Sekarang dia tahu... Caspar memang too good to be true. Tetapi pada saat yang sama Finland menemukan satu kekurangan besar yang dimiliki pemuda itu... Akhirnya ia tahu bahwa Caspar tidak sempurna...
Caspar bukan manusia normal seperti dirinya... dan statusnya menimbulkan banyak masalah bagi Finland.
"Aku...perlu memikirkan ini, aku tidak tahu apakah aku mau hidup selamanya denganmu," bisik Finland, "Orang menikah saja biasanya akan mulai bosan setelah beberapa tahun. Aku tak bisa membayangkan hidup selamanya dengan seseorang."
"Kau tidak mencintaiku?"
"Aku tidak tahu..."
Caspar mendesah mendengar jawaban Finland. Untuk pertama kalinya dalam hidup, ia jatuh cinta kepada seorang perempuan, tetapi gadis itu tidak membalas perasaannya, atau setidaknya belum yakin akan perasaannya sendiri.
Ia teringat ribuan perempuan yang ditemuinya selama hidupnya yang panjang, semua mendambakan cintanya dan ingin menikah dengannya, semua terpesona dan kagum kepadanya. Tetapi gadis di depannya ini justru menjawab tidak tahu.
Caspar tidak mengerti apa kekurangannya. Secara fisik dan materi bahkan kecerdasan, ia bisa dibilang sempurna. Mengapa Finland tak membalas cintanya? Ia ingat ini adalah ketiga kalinya ia menyatakan cinta kepada gadis itu, dalam waktu dua bulan. Ini tidak pernah terjadi dalam sejarah Alchemist mana pun.
"Apakah kau mencintai Jean?" tanya Caspar penuh selidik.
"Jangan konyol, Jean itu sahabatku," jawab Finland. "Aku hanya perlu waktu berpikir. Ini semua terlalu mengejutkan, aku tidak tahu harus bersikap bagaimana."
Caspar mengangguk.
"Aku mengerti. Silakan kau pikirkan... Aku berharap jawabanmu adalah iya. Kalau kau setuju menikah denganku, aku akan membayar denda beasiswamu dan membawamu keluar dari Singapura. Kita bisa hidup bersama di tempat yang kaupilih dengan identitas baru."
"Apakah aku boleh memberi tahu Jean tentang semua ini?"
Caspar menggeleng, "Maaf, Jean tidak boleh tahu."
"Jadi kalau aku setuju menikah denganmu, aku harus ikut denganmu dan menghilang, tidak bisa bertemu Jean lagi?"
Caspar mengangguk.
Finland menggigit bibir dengan resah. Sebenarnya, ia telah jatuh hati kepada Caspar sejak pertama bertemu di bandara, tetapi ia berusaha menahan perasaannya karena ia takut, pemuda itu terlalu sempurna. Ia tidak tahu apa yang diinginkan seorang pemuda tampan, kaya, dan berkuasa seperti Caspar darinya. Ia hanyalah seorang gadis yatim piatu miskin yang berjuang hidup di Singapura. Ia tak menyangka bahwa ketakutannya sekarang menjadi nyata. Caspar memang too good to be true, ia terlalu sempurna, dan laki-laki sempurna ini berkali-kali secara konsisten menginginkannya...
Ia ingat Caspar telah tiga kali menyatakan cinta kepadanya, dalam waktu hanya beberapa bulan saja, dan hari ini ia merasa benar-benar yakin bahwa Caspar memang serius dengan ucapannya.
Pemuda sempurna ini menginginkannya... tetapi bila Finland bersama Caspar, ia harus mengorbankan kehidupannya bersama Jean.
Ia tak sanggup bila harus pergi dan kehilangan sahabatnya itu.
"Jean adalah satu-satunya keluargaku..." bisik Finland lemah.
"Kalau kau menikahiku, aku akan menjadi keluargamu," jawab Caspar tegas.
Finland menggeleng-geleng. Seumur hidupnya, ia hidup hampir sebatang kara. Selama 4 tahun terakhir ia baru merasakan punya seseorang yang peduli kepadanya, satu-satunya sahabatnya, yang baginya seperti satu-satunya keluarganya.
Ia tak sanggup bila harus menghilang dari kehidupan Jean dan tak bisa bertemu dengannya lagi.
"Aku tidak bisa...." Airmata menetes di pipi Finland saat ia mengambil keputusan, "Kalau kau dan aku tidak berhasil, aku akan kehilangan satu-satunya keluargaku... Aku tidak bisa mengambil risiko itu."
Caspar terlihat sangat sedih.
Antara cinta dan persahabatan... ternyata Finland memilih persahabatan.
...
PS: Kalau suka dengan novel ini, jangan lupa kirim dukungan dengan pilih batu kuasa (vote power stone) biar rankingnya naik yaa.
...
Sekalian share juga ke pembaca yang lain, biar mereka bisa menikmati novel ini.
...
#ketjupbasah,
Vina