webnovel

Terjerat Cinta Lelaki Gila

Florence Foster gadis manis dan anggun berusia 17 tahun. Rambut indah merah kecokelatan mirip tembaga dibiarkan menutupi pundak. "Mom, Dad, aku mau mengatakan sesuatu," ucap Florence gugup. "Tidak, Flo. Kita tidak sedang berdiskusi. Ini perintah, jangan pernah lagi kau membicarakan hal ini lagi." Ayah Florance mengecam dengan keras. "Tapi, Dad!" "Flo! CUKUP!" "Aku cinta anak-anak, Pa!" "Flo, hentikan!"

Snowflakes_99 · สมัยใหม่
เรตติ้งไม่พอ
16 Chs

Bab 5- CEREMONY

CEREMONY

Edward tersenyum di belakang kemudi mobil melihat Florence berjalan ke arahnya. Dia menunggu di area parkiran rumah sakit. Rambut auburn gadis itu terlihat sedikit berantakan. Ya, wajar saja, kekasihnya itu kelelahan karena harus bekerja selama 12 jam bekerja di sebuah rumah sakit.

"Ed…" sapa Flo sambil mendudukan bokongnya di kursi depan. Bersisian dengan kekasihnya.

"Kau terlihat berantakan," ucap Edward sambil tersenyum. Dia usapnya puncak kepala gadis yang telah menjadi kekasihnya selama setahun enam bulan itu dengan lembut dan hangat.

"Pasien banyak sekali hari ini. Aku kelelahan." Florence meregangkan lehernya yang terasa kaku dan dan pegal. Ia memberikan sedikit pijatan lembut di sana.

"Sini … biar kupijat." Edward menawarkan diri.

Flo tersenyum senang, dia berpindah posisi, memiringkan tubuhnya, hingga kini punggung menghadap Edward. Lelaki itu pun meletakkan kedua tangannya di pundak Florence lalu memijatnya dengan lembut.

"Ah, enak sekali," puji Flo dengan mata terpejam, "Ahhh, ya … di situ, Sayang. Enak sekali," lirihnya lagi.

"Stop, Sayang! Jangan seperti itu." Edward tertawa pelan.

"Kenapa?" tanya Flo heran dengan kedua kening mengkerut.

"Kau membuatku jadi__" Edward menggigit bibir.

Flo tertawa gelak, "Jadi apa?!"

Pijatan lembut Edward pun berubah jadi sentuhan lembut. Kedua tangannya menangkup dada Florence dari belakang sembari mengecup tengkuk Florence dengan lembut, "Aku jadi seperti ini," ucapnya dengan kata-kaa bergetar.

Florence memejamkan mata menikmati sentuhan Edward yang semakin lama semakin. Membuatnya melayang ke udara. Bibir keduanya pun saling bertemu dan bertaut dalam.

Edward melepaskan tautan bibirnya, disapunya bibir manis Flo yang basah akibat sesapannya, "Aku sangat mencintaimu, Flo," ucapnya dengan mata penuh binar kehangatan.

"Aku juga."

"Flo, kapan pelantikanmu dilakukan?" tanya Edward.

"Bulan depan. Kenapa?"

"Tidak papa hanya bertanya. Setelah itu kau jadi mau mengambil Spesialis Anak?"

"Iya, dan semua itu berkat dirimu. Terima kasih, Sayang." Flo tersenyum bahagia.

***

Florence memasuki ruangan tempat diselenggarakannya Hippocratic Oath Ceremony atau pengangkatan dan pengambilan sumpah dokter atas dirinya dan juga lima puluh orang teman-temannya. Dia mengedarkan pandangan, melihat melihat di mana orang kedua orang tuanya duduk. Dia sangat bahagia melihat melihat keduanya. Dirinya berharap Edward juga duduk di sana. Sayangnya, kekasihnya itu harus menghadiri rapat yang perusahaan yang tidak bisa ditunda.

Florence pun mengucapkan sumpah dokter bersama dengan teman-temannya. Air mata haru dan bahagia menetes di kedua pipinya. Dia sangat bahagia dan bangga perjuangannya selama ini berhasil.

Beberapa waktu pun berlalu, tibalah saatnya penyerahan ijazah. Nama Florence Foster pun dipanggil. Dengan langkah pelan dan anggun dia pun berjalan naik ke atas panggung.

Dengan penuh kebanggaan dan rasa bahagia diterimanya ijazah itu di tangannya. Flo pun hendak turun dari panggung.

"Tunggu! Florence Foster, bisa kau tetap di sini sebentar?" MC menghentikan langkah kaki Flo.

Sontak saja langkah kakinya tertahan dia menatap dengan bingung, "Ada apa?" tanyanya heran dan juga gugup.

MC itu menarik tangannya dan memintanya kembali berdiri ke tengah panggung. Hal itu membuat semua orang bingung.

"Ada apa sebenarnya?" tanyanya keheranan.

Dari pintu belakang panggung keluar seseorang yang sangat tidak diduganya, "Ed?!" Florence terkejut. Kekasihnya itu sangat terlihat sangat tampan hari ini. Ya, walaupun dia sebenarnya selalu terlihat tampan.

Edward berjalan dengan setengah berlari mendekati kekasihnya yang melihatnya dengan bungung, begitu juga semua orang yang berada di dalam ruangan itu. MC memberikannya sebuah mic

"Flo__" Edward menatap mata biru kekasihnya.

"Ada apa, Ed?" Flo masih kebingungan.

Edward berlutut di depan Flo, mengeluarkan kotak kecil berwarna hitam di saku jasnya. Dia membuka kotak itu, memperlihatkan kepada kekasihnya. Nampaklah sebuah cincin bertahtakan berlian biru, serupa dengan matanya yang sebiru lautan.

Florence terkejut, dia menatap Edward. Dia menatap ke sekeliling, semua orang memandangi mereka berdua termasuk kedua orang tuanya yang tersenyum manis.

"Florence Foster, Please marry Me and say yes!" Iris cokelat terang milik Edward menatap dalam wajah Flo.

Hai Bunda Snow di sini. Kasih ulasan ya, komentar dan bintang. Novel ini gantian update-nya dengan novel saya yang lain berjudul Dia Cincin. Semoga pembaca bersabar

Snowflakes_99creators' thoughts