webnovel

Setitik Cahaya

" dis! gue harap Lo gak pernah deket sama cowok lain selain gue! ", aku mematung mendengarnya. Kalimat itu tidak pernah dipikirkan oleh seorang Adisha. Dia hanya mengikuti alur membawanya kemana. Dia pikir itu hanya sekedar kalimat biasa dari seorang Dave. Namun siapa sangka tanpa sadar dia menuruti perkataan itu. Hingga saatnya tiba, apakah seorang Dave akan bertanggung jawab dengan kalimt yang diucapkannya? Entahlah! hanya takdir yang tahu! Seorang gadis remaja yang menghabiskan masa SMA nya dengan sahabat terbaiknya. Adisha yang belum pernah merasakan cinta sebelumnya kemudian ada seseorang yang mulai menunjukkan perhatian lebih terhadapnya. Tapi apakah adisha menyadari hal itu? Adisha yang selalu cuek dengan kehidupan percintaannya lalu ada seseorang yang mulai menunjukkan keseriusannya. Disamping itu Adisha banyak mengalami tekanan dalam keluarganya. Dengan hal itu bagaimana Adisha menjalani kehidupannya? ⚠️ CERITA INI BENAR-BENAR FIKSI!!

Viaaf09 · วัยรุ่น
เรตติ้งไม่พอ
44 Chs

25 Sunset

Hari itu akhirnya tiba, sesuai dengan perkataan mama akhirnya papa mengijinkanku untuk pergi liburan dengan teman-teman. Aku membawa satu koper kecil buat persiapan liburan kali ini. Kata Fara kita akan menginap disalah satu resort keluarganya Dave. Kita akan berlibur selama tiga hari lamanya. Aku keluar rumah mendapati ada sebuah mobil yang terparkir rapi didepan rumahku. Saat kaca mobilnya dibuka terpampang sosok Dave didalam sana. Dave keluar lalu membantu menyimpan koperku dibagasi mobilnya. Ternyata Fara tidak bercanda soal aku yang akan dijemput sama Dave.

" halo Disha! ", tiba-tiba muncul wajah seseorang dari kursi belakang.

" eh ada Rio juga ya ", kataku sedikit terkejut dengan adanya Rio yang duduk di mobil.

" iya dong Dis! Dave kan baik mau ngajak gue ", tukas Rio. Aku tertawa pelan mendengarnya.

" siapa juga yang ngajak Lo dodol! yang ada Lo yang ngerengek minta ikut! ", sahut Dave. Rio hanya cengar-cengir dengan wajah seolah tidak bersalah itu.

" yaudah dis! Lo masuk gih keburu siang ", sambung Dave. Aku masuk dikursi depan disebelah Dave. Rio duduk dibelakang dikursi penumpang. Selama perjalanan ke rumah Fara, hanya dipenuhi candaan dari Rio dan umpatan kesal dari Dave. Sesekali aku tertawa melihat mereka.

Tak butuh waktu lama, mobil Dave sudah bertengger dihalaman depan rumah Fara. Disana sudah ada Fara yang menunggu ditemani ke dua orang tuanya juga. Aku keluar dari mobil menemui Fara dan orang tuanya.

" dishaaaaa...", Fara memelukku seperti orang yang gak ketemu bertahun-tahun.

" iya hai Ra! kamu sudah siap? ", tanyaku.

" sudah dong, sangat siap malah ", aku terkekeh.

" disha Tante sama om titip Fara ya? ", sahut mamanya Fara. Tante Miya, begitulah aku memanggilnya.Tante Miya sangat sayang sama Fara begitu juga Om Dipta, papanya Fara. Tadi aku juga sempat menyalami mereka.

" iya tante pasti! ", kataku sambil senyum.

" dan Dave tante juga minta tolong sama kamu jaga Fara ya? ", tante Miya beralih ke Dave.

" iya tante, Tante sama om gak usah khawatir Dave pasti jagain Fara kok ", ucap Dave.

" terimakasih ya Dave om percaya sama kamu ", ucap om Dipta.

" Fara, sayang! kamu jaga diri baik-baik ya? inget pesen mama! harus mi-- ", ucapan tante Miya dipotong oleh Fara.

" iya ma, Fara inget kok, udah ya ma pa! Fara berangkat dulu! ", pamit Fara. Kami berempat segera pergi menuju pantai. Dave dan Rio bergantian menyetir mobil. Sedangkan aku sama Fara duduk manis dibelakang. Suasana dalam mobil pecah, oleh candaan-candaan Rio dan perdebatan Dave dengan Fara ataupun Rio.

Setelah menempuh beberapa jam perjalanan. Akhirnya kamipun tiba ditempat yang kami tuju. Pertama kami turun dari mobil lalu mengambil koper-koper kami dalam bagasi. Setelahnya Dave langsung mengajak kita semua istirahat sebentar diresort yang sudah dia pesan atas namanya. Walau dihari libur begini, tidak susah bagi Dave sekedar membooking resort untuknya dan kita semua. Dan beruntungnya kita gak perlu bayar, karna Dave berbaik hati mentraktir kita semua. Aku satu kamar dengan Fara sedangkan Dave satu kamar dengan Rio.

" wahh Ra! indah banget ya tempatnya ", kataku takjub dengan pemandangan yang kulihat dari balkon kamar kami. Fara ikut memperhatikan pemandangan yang terpampang dihadapan kami.

" waaahh iya dis, gak sia-sia kita liburan bareng kesini, apalagi dapet gratisan kayak gini hahaha ", Fara tertawa. Aku setuju dengan Fara, kalo bukan karena Dave udah pasti aku harus rela menguras tabunganku.

" bener Ra! ", ucapku kemudian Fara beranjak ke atas tempat tidur, sedangkan aku masih sibuk membereskan barang-barang ku.

" Ra! kamu gak beres-beres dulu aja? ", tanyaku.

" nanti deh Dis! sekarang aku mau tidur dulu sebentar, capek nih! entar bangunin aku ya kalo kita mau ke pantai ", tukas fara. Aku mengangguk mengiyakan.

Setelah beres-beres, aku berjalan ke balkon kamar. Menikmati pemandangan disini.Dan sekedar berfoto-foto selfi. Terkena semilir angin dari atas sini membuatku menguap. Rasanya nikmat sekali berbaring di kursi panjang dibalkon kamar. Rasanya aku ingin menyusul Fara ke alam mimpi. Dan entah sejak kapan aku mulai terlelap.

Saat aku bangun aku tidak menemukan Fara diatas tempat tidur. Aku melirik jam ditanganku. ' astaga sudah hampir sore, dan aku tadi ketiduran, sekarang dimana Fara? ', aku berkata dalam hati. Aku mencari disetiap sudut kamar, tapi tidak menemukan Fara. Lalu terdengar suara pintu dibuka dari luar.

" dis! ", itu suara Dave.

" Dave? ada apa? oh ya kamu tau dimana Fara? ", tanyaku.

" Fara ada dipantai dis, katanya mau lihat sunset. Gue disuruh bangunin lo katanya lo masih tidur? "

" eh udah enggak kok, maaf tadi aku ketiduran Dave, sampek gak nyadar matahari udah mau tenggelam aja ", Dave tertawa melihatku.

" yaudah Lo siap-siap gih, gue tungguin diluar ", ucap Dave lalu pergi setelah menutup pintu. Aku keluar dengan pakaian yang lebih santai. Hanya dengan celana jeans pendek dan kaos lengan panjang. Saat keluar kamar ada Dave yang sudah menunggu.

" Dave! yuk kita berangkat sekarang ", ajakku. Dave membalikkan badannya menghadapku.

" dis! Lo yakin pakek kaos lengan panjang gitu? ", tanya Dave heran dengan pakaian ku.

" kenapa? gak cocok banget ya? ", tanyaku.

" eh gak gitu dis! siapa tau lo kayak Fara yang pakek kaos lengan pendek gitu "

" enggak aku pakek ini aja Dave, lagian kita gak main air kan? udah sore juga ", kataku.

" yaudah deh! ayoo "

Aku dan Dave sama-sama pergi ke pantai menemui Fara yang katanya sudah ada disana. Dalam hati aku sedikit kesel sama Fara yang tidak membangunkanku tadi. Tapi salahku sendiri juga yang ketiduran padahal tadi aku menyanggupi Fara untuk membangunkannya, eh malah aku sendiri yang ketiduran.

Disana sudah terlihat Fara dan Rio yang duduk santai diatas pasir. Menikmati pemandangan alam yang luar biasa ini.

" Ra! ", sapaku lalu duduk disamping Fara.

" eh dis! kamu sudah bangun? "

" kenapa tadi kamu tidak membangunkanku Ra? ", tanyaku sebel.

" heheh maaf ya Dis, habisnya kamu kelihatan lelah banget sih, aku gak tega mau bangunin kamu ", aku menghela napas.

Dari jauh terlihat matahari yang mulai bersembunyi dibalik sana. Warna jingga nya begitu elok dipandang. Lautnya tapak berkilau akibat siraman cahaya matahari senja. Benar-benar indah!

" waah dis! coba deh kamu lihat indah banget ya ", ucap Fara girang. Kemudian Fara berdiri menarikku.

" eh eh kemana Ra? ", tanyaku bingung.

" ayoo dis kita foto bareng, sayang banget kalo gak diabadikan ", fara terlihat bersemangat sekali. Aku mengikuti fara, kami berdiri membelakangi sunset. Kami berdua asik berselfi ria dengan background sunset dibelakang kami.

" Dave! Rio! sini deh ", teriak Fara memanggil keduanya.

" ada apaaa? ", teriak Dave dari sana.

" udah sini aja kalian berdua gak usah protes gitu ", tanpa banyak bicara lagi Dave dan Rio menghampiri kami.

" ayoo kita foto bareng, buat kenang-kenangan ", ajak Fara.

Kami semua setuju dengan Fara. Kami meminta tolong ke seseorang yang kebetulan lewat didepan kami. Kami berpose dengan gaya yang berbeda-beda. Hasil fotonya terlihat seperti siluet akibat pantulan dari cahaya matahari senja. Tidak buruk, malah tampak bagus!

" Dave tolong fotoin gue sama Disha dong! ", pinta Fara pada Dave. Aku dan Fara sama-sama berpose dua jari. Lalu kami berdua berposo melompat, setelah itu berpose dengan gaya membelakangi kamera. Artinya kita seperti sedang memperhatikan sunset. Dan banyak lagi pose-pose lainya seolah tak pernah kehabisan gaya.

" udah! banyak banget ini! kalian gak capek apa? gue aja cepek motoin kalian berdua! emang gue tukang foto apa? ", protes Dave karna sejak tadi dia yang sukarela menjadi fotografer kami berdua.

" bilang aja Lo iri sama gue Dave! Lo pengen juga foto berdua sama disha kan? ", ucap Fara. Aku melirik kearahnya. Rasanya sudah terbiasa dengan godaan Fara yang seperti ini.

" siapa bilang! ", protes Dave lagi.

" udah sana! sini gue fotoin, mumpung gue lagi baik "

" gak usah! gak perlu! ", tolak Dave.

" yaudah serah Lo ", tukas Fara.

" yaudah gue aja Ra yang foto sama disha, tolong fotoin gue ya ", sahut Rio. Aku hanya diam saja, ini kenapa jadi debat foto sama aku sih? Eh PD banget aku ya! hahaha!

" yaudah sono cepetan keburu gue berubah pikiran nih ", ucap Fara. Akhirnya Rio berfoto denganku. Dia melingkarkan tangannya dipundakku dan aku berpose dua jari mengahadap kamera sambil tersenyum. Sudah dua jepretan aku berfoto sama Rio. Tapi kemudian Dave menghampiri kami, ikut berdiri disampingku.

" ngapain Lo kesini juga? katanya gak mau? ", tukas Rio. Aku melirik kearah Dave.

" berisik! serah gue lah! ", ucap Dave tak peduli. Kemudian kami foto bertiga. Aku sedikit kaku karena disamping-sampingki adalah cowok-cowok. Aku tidak terbiasa dengan ini.Tapi yasudahlah, toh cuma foto doang.

" kalian enak banget, sini gantian masa gue yang jadi foto grafernya sih? ", lalu aku maju menawarkan diri. Sekarang giliran Fara yang selfi dengan dua cowok itu. Gak seperti ku tadi, Fara lebih mendominasi difotonya. Dia terlihat excited sekali tiap berfoto. Kemudian Fara meminta Rio untuk gantian memfotokan aku, Fara dan juga Dave.

Halo readers!!^^ masih setiakah dengan Adisha sama Dave?

Terimakasih banyak sudah membaca cerita receh author ini ya;)

Viaaf09creators' thoughts