webnovel

Pembalasan Dendam Sang Ksatria Wanita

Rowena hampir dibunuh setelah ketahuan ingin membunuh pangeran mahkota dari Kerajaan Sunverro dalam peperangan kali ini. Namun, setelah melihat kemampuan Rowena, Pangeran mahkota itu memutuskan untuk mengangkat Rowena sebagai ksatrianya dan membantunya agar bisa memenangkan pertempuran yang membosankan itu. Rowena pun setuju untuk menjadi ksatria dari Pangeran mahkota. Hal itu membuat Rowena menjadi ksatria wanita pertama di dunia. Ikuti petualangan, pembalasan dendam, dan kisah cinta Rowena!

Seorina · แฟนตาซี
เรตติ้งไม่พอ
30 Chs

Rencana

Waktu berjalan dengan sangat cepat. Sekarang sudah masuk hari ketiga para pasukan Sunverro memulai perebutan wilayah Richella dan Kerajaan Terania. Rowena berdiri di depan kamp militer sembari menunggu kepulangan Pangeran Helios beserta pasukannya karena saat fajar mulai menyingsing, seorang prajurit dari pasukan Sunverro datang menyampaikan berita kemenangan pasukan Sunverro dalam penaklukan kedua wilayah tersebut.

Suara derap kaki kuda mulai terdengar dari kejauhan. Sebuah senyuman pun mekar di wajah Rowena. Ternyata semua rencananya terlah berhasil dengan sempurna. Hanya saja tinggal menunggu dirinya untuk menjalankan pion selanjutnya sampai dirinya bisa mencapai kemenangan yang sebenarnya.

Para pasukan Sunverro serta Pangeran Helios telah datang. Semua orang bersorak-sorai atas kemenangan yang telah diraih. Sekarang kerajaan Valeccio sudah ada di depan mata untuk ditaklukan. Hari ini Pangeran Helios berencana untuk menetap di kamp militer bersama para pasukan yang telah ikut bersamanya dalam penaklukan itu selama beberapa hari.

Beberapa jam setelah kepulangan Pangeran Helios, Rowena pun langsung dipanggil ke tendanya. Di dalam sana hanya ada Pangeran Helios dan Sir Damian yang setia berdiri dibelakangnya.

"Selamat atas kemenanganmu dalam penaklukan dua wilayah itu, Yang Mulia," kata Rowena dengan sopan.

"Kau tidak perlu memberi selamat kepadaku, Rowena. Lagipula pasukan Sunverro juga bisa memenangkan pertempuran ini berkat strategi sempurna milikmu."

Rowena terkekeh mendengar hal itu. "Kau benar juga, Yang Mulia. Sebuah kehormatan yang sangat besar bagiku karena bisa membantumu dalam penaklukan kali ini."

"Jadi, apa hadiah yang kau inginkan atas kemenangan kali ini? Aku akan mengabulkan keinginanmu bahkan jika kau menginginkan salah satu kerajaan yang pernah kutaklukkan," kata Pangeran Helios.

Sekali lagi Rowena terkekeh kecil mendengar perkataan Helios yang menurutnya agak konyol. "Sepertinya.itu adalah ide yang sangat bagus, tetapi untuk sekarang aku masih belum memikirkan apa yang kuinginkan. Kurasa aku akan langsung meminta hadiah pada anda jika aku sudah memikirkannya dengan baik-baik."

"Baiklah. Sekarang kita akan membahas tentang penaklukan Kerajaan Valeccio. Sebelumnya kita hanya membahas tentang strategi penaklukan wilayah Richella dan Kerajaan Terania. Jadi, ksatriaku Rowena, silahkan kau jelaskan strategimu untuk penaklukan kali ini."

"Sebenarnya karena kita sudah menaklukan kedua wilayah sebelumnya, penaklukan kali ini akan sangat dipermudah. Menurut perkiraanku sebentar lagi pembawa pesan dari Kerajaan Valeccio akan datang untuk menemui anda dan memberikan pesan kalau Raja Valeccio mengundang anda untuk ke pesta yang diselenggarakannya dalam rangka menyambut perdamaian anta dua kerajaan."

Rowena berjalan ke arah dekat pintu masuk tenda itu lalu mulai berhitung. "Dalam hitungan ketiga pembawa pesan itu akan datang. Satu... Dua... Tiga..."

Seorang pengawal yang berjaga di depan tenda Pangeran Helios berjalan masuk ke dalam tenda Pangeran dengan terburu-buru. Ia membungkukkan badannya dan mulai berbicara, "Yang Mulia, ada pembawa pesan dari Kerajaan Valeccio yang datang ingin menemui anda."

Sir Damian dan Pangeran Helios langsung menatap Rowena dengan ekspresi wajah yang terkejut. Mereka terkejut karena perkataan yang diucapkan Rowena sangatlah akurat.

"Nanti saat pembawa pesan itu masuk, anda jawab saja kalau anda akan sampai ke sana tiga hari lagi, Yang Mulia," sahut Rowena yang melihat Pangeran Helios yang masih terkejut.

Pangeran Helios menganggukkan kepalanya sebagai tanda kalau ia sudah mengerti. "Baik. Bawa masuk pembawa pesan itu dan suruh dia bacakan pesan yang ingin disampaikan Raja Valeccio padaku!"

Pembawa pesan itu pun melangkah masuk ke dalam tenda Pangeran dengan angkuhnya. "Salam untuk Pangeran Mahkota Helios Edmond la Sunverro. Sekarang saya akan membacakan pesan dari Yang Mulia Raja Valeccio."

Isi pesan itu adalah "Untuk Pangeran Mahkota Kekaisaran Sunverro. Raja Valeccio ingin mengundang anda ke perjamuan yang akan diselenggarakan besok untuk merayakan kesuksesan anda dalam penaklukan wilayah Richella dan Kerajaan Terania. Selain itu Raja kami juga ingin memiliki hubungan baik dengan anda sebagai sekutu."

"Aku akan datang ke perjamuan itu. Tetapi aku baru bisa hadir di sana setelah tiga hari kemudian," ujar Pangeran Helios.

"Baiklah. Saya akan menyampaikan perkataan anda pada Raja kami. Kalau seperti itu, saya akan mengundurkan diri terlebih dahulu." Pembawa pesan itu pulangsung keluar dari tenda Pangeran tanpa menunjukkan rasa hormat sedikitpun.

"Bagaimana kau bisa menebak semua hal itu dengan tepat, Dame Ernest?" tanya Sir Damian.

"Itu hanyalah firasatku saja, Sir Damian." Rowena kembali duduk di kursi yang berada tepat di depan Pangeran Helios dan menyeruput teh yang memang sudah dihidangkan untuk dirinya sejak awal.

"Bukannya kau lebih cocok menjadi peramal dibandingkan ksatria, Dame Ernest?" canda Sir Damian.

"Menjadi peramal itu tidak akan membuatku mendapatkan keuntungan yang besar dibandingkan saat aku menjadi ksatria seperti sekarang, Sir Damian," balas Rowena dengan nada bercanda.

"Apa alasanmu menyuruhku untuk menjawab kalau aku akan sampai di Valeccio tiga hari lagi, Rowena? Kurasa kau pasti memiliki alasan yang bagus untuk itu kan?"

"Jika dipikir secara serius, sebenarnya kita menang bisa sampai ke Valeccio hanya dalam waktu sepuluh jam. Namun jika aku ingin menempatkan para prajurit kita di setiap sisi Kerajaan Valeccio, bukankah akan butuh waktu yang sedikit lama?" Rowena meletakkan cangkir tehnya di atas meja dan tersenyum.

"Wah, aku jadi tidak sabar untuk mendengar rencanamu kali ini!" puji Pangeran Helios.

"Rencanaku hanyalah sampaikan kepada setengah dari pasukan kita untuk menyamar menjadi pengawal istana Valeccio. Usahakan para pasukan kita yang terpilih harus kuat dan hebat dalam berpedang. Lalu yang masuk ke dalam ruang perjamuan harus kau, aku, Sir Damian, dan Sir Cedric."

"A-Apa kau serius dengan strategimu itu, Dame Ernest? Bagaimana bisa kau menyuruh Yang Mulia masuk ke dalam sarang rubah hanya dengan membawa tiga orang saja?" ucap Sir Damian yang tidak terima dengan strategi milik Rowena.

"Bukankah kau dan Sir Cedric adalah ksatria yang terkuat di kekaisaran Sunverro? Untuk apa kau takut jika Yang Mulia masuk ke dalam sarang rubah itu bersama kalian. Lagipula yang akan menjadi tokoh utama penaklukan Valeccio kali ini adalah aku bukan Yang Mulia maupun semua pasukan Sunverro," jawab Rowena dengan santai.

"Apa maksudmu, Rowena?" tanya Pangeran Helios yang terlihat agak kesal.

"Raja Valeccio sekarang adalah penikmat wanita cantik. Oleh karena itu aku akan pergi bersama kalian sebagai penari wanita. Singkatnya, peranku adalah sebagai seorang penari wanita yang dipersembahkan oleh Pangeran Mahkota Sunverro untuk Raja Valeccio sebagai simbol pertemanan."

Helios memukul mejanya dengan kencang dan bangkit berdiri. "Maksudmu sekarang kau mengorbankan dirimu sendiri begitu?"

"Bisa dibilang begitu, tetapi tenang saja rencana ini sama sekali tidak merugikan pihak Sunverro maupun diriku sendiri. Saat aku akan mulai menari di sana kau, Sir Cedric, dan Sir Damian harus segera keluar dari ruang perjamuan. Lalu tolong kunci pintu ruangan perjamuan dari luar dan pintu-pintu keluar lainnya agar semua tamu undangan dan sang raja sendiri tidak bisa keluar dari sana," jelas Rowena.

"Lalu apa yang akan kau lakukan di dalam sana?" tanya Pangeran Helios yang nampak khawatir.

Coba ditebak apa sebenarnya rencana Rowena?

Seorinacreators' thoughts