"Aku kebelakang sebentar mau nyuci ini." Ucap Aya berniat kabur dari tatapan curiga Tian. Aya membawa semua mangkuk kotor itu menuju ke wastafel dan mulai menyalakan keran. Berharap usraa hatinya yang berisik kali ini tidak akan terdengar.
Tanpa Aya duga Tian mengikutinya. Pria itu memeluk Aya dari belakang. Aya yang terkejut hanya bisa terdiam dan membeku dengan sikap yang Tian berikan padanya.
"Kenapa kaku gini? Hm?" Aya hanya menggelengkan kepalanya menanggapi pertanyaan Tian. Entah kenapa aura yang Tian keluarkan membuat Aya sedikit ketakutan.
"Ya, jangan berbuat sesuatu yang aneh atau menempatkan diri kamu dalam bahaya lagi." Peringkat Tian dengan nada rendahnya. Membuat Aya tidak mampu menghembuskan nafas untuk berkata tidak.
"Apa? Enggak kok. Enggak akan lagi." Ujar Aya sambil meringis. Mencoba tertawa meskipun hambar dan berakhir membuat dirinya semakin jelas sedang menahan ketakutan terhadap Tian. Takut bila apa yang ada di otaknya dapat Tian baca.
Support your favorite authors and translators in webnovel.com