Aya terbangun dengan keringat yang banyak dan juga dengan nafas yang tidak beraturan. Mimpi yang di ulang-ulang sama seperti film yang di tonton ulang. Banyak hal yang terlewati sebelumnya, akan mulai di sadari saat film itu di putar ulang. Sama seperti mimpi yang sudah Aya lihat, kini saat Aya melihatnya kembali ada hal yang tadinya Aya tidak tahu menjadi tahu.
"Rara mati bukan karena melahirkan, tapi karena di bunuh?" Gumam Aya sambil memegang kepalanya dengan sebelah tangannya. Kepala Aya pusing. Memikirkan kenapa harus dengan cara seperti itu Rara di renggut. Rara adalah orang baik ke sekian, yang mendapat mimpi dari Aya. Tidak bisakah Aya mendapat mimpi yang lebih baik untuk Rara.
Aya menatap jam dinding yang ada di kamarnya. Rupanya Aya bangun sudah sangat siang. Aya harus bergegas dan kembali melanjutkan gambarnya yang semalam masih setengah jadi.
Support your favorite authors and translators in webnovel.com